“ELMIRA?” Quinn bergumam pelan dengan ekspresi tak percaya. Ia tahu jika Elmira sangat menempel pada Claude seolah-olah mereka adalah pasangan serasi tapi ia tak menyangka jika Elmira malah asyik berciuman mesra dengan vampir lain dan sangat menikmatinya.
“Tunggu sebentar.” Tiba-tiba Elmira berujar sembari menghentikan aktivitasnya itu dengan sangat terpaksa. Ia menatap tajam Quinn yang masih diam-diam memperhatikannya.
Quinn sontak menjauh dari balkon akan tetapi dengan gerakan cepat vampir laki-laki yang tadi bersama Elmira mendekatinya. Belum sempat Quinn menghindar, vampir itu sudah lebih dahulu menyeretnya dan menjatuhkannya ke lantai.
“Owh, sakit!” jerit Quinn begitu kepalanya terbentur kerasnya lantai yang dingin. Tubuhnya bahkan terasa nyeri karena dijatuhkan dengan paksa dan ditahan agar tak bisa melarikan diri.
“Dasar jalang kecil sialan!” Elmira berujar sembari berkacak pinggang. Ia berdiri menghadap Quinn dengan ekspresi wajahnya yang terlihat galak sekali.
“Apa maksudmu ini?” tanya Quinn sembari mendongakkan kepalanya menatap Elmira. Ia sedikit meronta minta dilepaskan. “Kau tidak sadar diri jika yang merupakan jalang sialan itu adalah dirimu!”
Elmira dengan sangat geram langsung menampar wajah Quinn yang dibuat kaget. “Diamlah!” Ia terlihat seperti ingin mencekik Quinn. “Jika kau berani mengatakan ini pada Claude, aku tidak akan segan-segan untuk menghabisimu dengan sangat amat menyakitkan. Aku tidak pernah ragu untuk melakukan itu. Jadi jangan macam-macam denganku.”
Sekujur tubuh Quinn terasa merinding. Bukan karena merasa takut mendapatkan ancaman dari Elmira melainkan rasa marahnya yang luar biasa pada sosok vampir itu. “Aku benar-benar menbencimu! Kau memang tidak layak menjadi pendamping Claude. Aku muak melihat tingkahmu. Kau berteriak jalang padahal kau sendirilah yang sangat jalang. Kau pikir aku takut dengan ancaman bodohmu itu? Kau tidak lebih seperti kotoran—” Tak sempat ia melanjutkan kata-katanya, Elmira dengan sangat marah menarik paksa Quinn untuk berdiri sembari menjambak rambutnya dengan sangat kasar. Ia tentu saja berteriak histeris karena merasa kulit kepalanya seperti mau terkelupas.
“Aku benar-benar akan membuatmu sangat menderita!” bentak Elmira dengan tangan yang masih setia menjambak rambut Quinn lalu mendorongnya dengan kasar ke dinding. Sebelum itu ia sempat mencekik Quinn yang terus meronta-ronta dan berteriak dengan kencang. Ia tersenyum jahat sembari membuka lebar mulutnya yang menampilkan gigi taringnya yang tajam dan panjang. Ia mulai mendekatkan kepalanya ke leher Quinn yang mencoba mendorongnya menjauh namun anehnya tenaganya sangat kuat.
“Tidak! Jangan!” Quinn masih histeris dan mencoba sebisa mungkin melarikan diri begitu Elmira hendak menggigit lehernya. Ia sudah tidak peduli jika teriakannya yang kencang ini mengganggu para tamu pesta.
“Elmira! Apa yang sedang kau lakukan?” Terdengar suara lantang Raja Dmitry yang tampaknya sangat marah. Ia berdiri tegak bersama Claude di sampingnya.
Elmira dengan sangat gugup melirik ke arah sang raja. Ia sontak memasang senyum palsu. Gigi taring dan ekspresi jahat di wajahnya tadi langsung menghilang. “Yang Mulia,” ia lagi-lagi menjambak rambut Quinn lalu menjatuhkan tubuhnya ke lantai seolah-olah Quinn adalah sebuah boneka. “Manusia ini tadinya hendak menyerang saya secara tiba-tiba. Jadi saya mencoba melindungi diri saya dengan cara memberikannya hukuman.” Ia sengaja berbohong.
“Apa?” Quinn merasa tidak terima. “Kau pembohong!”
“Diamlah!” Elmira membentak sembari menjambak semakin kuat rambut Quinn yang mencoba menjauhkan tangannya dari kepalanya. “Bantu aku menahannya agar dia tidak mencoba melarikan diri.” Ia meminta bantuan pada vampir laki-laki yang tadi asyik bercumbu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Blood
VampirosQuinn Carson-Link merasa berhutang budi dengan sosok misteriusーsepertinya dia belum pernah melihatnyaーkarena telah menyelamatkannya. Suatu hari sosok misterius itu mendatanginya kembali dan meminta Quinn membalas budinya, namun yang ada Quinn malah...