CHAPTER 34 ◈ Forced To Agree

63 6 0
                                    

          “APA maksudmu itu?” tanya Quinn sembari menatap Elmira apakah dia benar-benar serius. Ia merasakan Clara mengejang di pelukannya seraya merintih keras.

          “Kau ini mengerti tidak apa yang aku katakan?” Elmira balik bertanya seraya mendecakkan lidahnya. Ia memutar matanya dengan muak. “Waktu terus berjalan untuk temanmu itu. Kau setuju atau tidak dengan perjanjian itu? Aku menyembuhkan temanmu, maka kau bersedia untuk dihabisi oleh Claude.”

          Quinn sempat menatap sengit Elmira sebelum akhirnya menatap Clara yang wajahnya pucat sekali dan bibirnya membiru. Perlahan matanya memerah dan dia mulai merasa kedinginan. “Clara, apa kau bisa bertahan?” Ia bisa merasakan darah dari leher Clara mengalir ke tangannya.

          “Q—Quinn, aku—” Hanya untuk berbicara saja Clara tampak sangat kesakitan sekali.

          “Clara—” Hati Quinn jadi sakit melihat Clara seperti itu. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri. Ia tidak suka melihatnya seperti ini. Kemudian ia sadar bahwa ia tidak punya pilihan lain selain membiarkan Elmira mengubah Clara... dan membuat Claude membunuhnya. “Maafkan aku.” Ia meneteskan airmatanya. Ia mendongak menatap Elmira setelah menghapus airmatanya. “Kau tidak mempermainkan aku untuk hal ini, bukan? Kau bilang kau bisa menyembuhkannya. Bagaimana pun Clara harus tetap hidup. Dia berhak untuk hidup.”

          “Tentu saja. Apa aku terlihat seperti mempermainkanmu?” Elmira sebenarnya jengkel namun ia merasa senang sebab Quinn masuk ke dalam perangkapnya. “Kau pikir dia seistimewa itu untuk aku inginkan? Temanmu ini tidak penting sama sekali. Aku setuju hanya karena kau mau membuat perjanjian denganku.”

          Kata-kata dari vampir jalang itu tentu saja membuat Quinn ingin berdiri lalu menerjang dan memukulnya, tapi ia urungkan. “Banyak omong kau, Jalang!” Ia kesal bukan main. Ia juga tidak ingin membuat Clara semakin kesakitan. “Cepat lakukan! Sembuhkan Clara! Persetan denganmu! Kau sudah berjanji! Dan aku setuju!”

          Elmira tidak menjawab Quinn. Ia hanya menyeringai. Ia lalu berjalan ke arah anak remaja laki-laki bernama Kostya itu. “Seberapa dekat mereka?”

          “Sedikit lagi.” sahut Kostya dengan ekspresi menyebalkan. “Menurutku mungkin sekitar sepuluh atau lima belas menit.”

          Quinn lagi-lagi menatap wajah Clara yang terus merengek, merintih dan menggigil. Pasti dia sangat kesakitan serta penuh penderitaan. Tapi apakah Clara masih bisa diselamatkan? Apakah dia masih bisa bertahan? Jika Elmira berhasil menyembuhkannya maka dia akan berubah menjadi vampir. Sepertinya itu tidak terdengar buruk. Clara bisa hidup abadi. Dia bisa menikmati semua ini lebih lama lagi. Mungkin saja dia bisa melihat dunia luar jika Claude membebaskannya. Menjadi manusia membuatnya tidak bisa melihat apa saja yang ingin dia lihat dan alami selama hidupnya. Jadi kemungkinan dia akan baik-baik saja dari semua ini.

          “Bawa mereka.” Elmira memerintahkan dua orang besar di sekitarnya yang mengangguk kemudian berjalan ke arah Quinn dan Clara.

          Salah satu dari orang-orang itu mengangkat Clara dari pelukan Quinn dan yang satunya lagi memegang lengan Quinn sehingga dia terkesiap kaget merasakan betapa menyakitkannya orang itu menariknya menjauh dari Clara yang malang.

          “Hey, tunggu sebentar!” Quinn memandang marah Elmira dengan berusaha menahan dirinya untuk tidak bergerak karena ia hendak diseret paksa. “Apa maksudnya ini? Kau akan membawa kami kemana? Bagaimana dengan Clara? Kau berjanji akan menyembuhkannya! Sembuhkan dia sekarang juga!”

          Elmira menatap Quinn seolah dia itu idiot. “Kita akan berpindah tempat. Claude sebentar lagi akan muncul. Aku hanya ingin membuatnya semakin kesulitan mencari keberadaan kita semua. Aku tidak akan membuat hal ini menjadi mudah baginya.”

Night BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang