BAB IX

56 14 0
                                    

******************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******************

Ghava berdiri tak jauh dari gerbang. Dia sedang menunggu seseorang. Laki-laki itu melirik sekilas jam tangannya yang tinggal beberapa menit lagi akan bel dan dimulainya upacara bendera.

Matanya berbinar kala seorang yang ditunggunya telah datang dengan motornya. Tanpa berlama-lama dia berlari ke arah seseorang itu.

"Pagi cantik~" sapa Ghava membuat Zuri yang baru saja membuka helmnya menatap aneh. Bahkan bukan cuman Zuri, beberapa orang yang masih berada di sana menatap Ghava heran.

Gadis itu mengacuhkan tingkah Ghava yang sangat aneh. Dia berjalan dengan tampang seperti biasanya, namun tampang itu sangat luar biasa untuk para perempuan.

Oke, dia mulai risih dengan Ghava yang terus mengintilinya dari parkiran hingga koridor kelas sebelas. Zuri menghentikan langkahnya, Ghava yang berada di belakang juga ikut berhenti.

Zuri berbalik badan dan menatap tajam laki-laki itu. "Lo cosplay jadi penguntit hah?!" dengusnya kesal.

Ghava semakin melebarkan senyumnya melihat wajah galak yang sayangnya terlihat cantik itu. "Gak. Gue lagi nganterin lo ke kelas, bukan nguntit," jawab Ghava dengan wajah tengilnya.

"Sakit lo hah? Ngapain lo nganterin gue ke kelas? Kita gak sedekat itu ya!"

Ghava cemberut, dia menghembuskan nafas. "Oke. Tapi biarin gue nganter lo sampe depan kelas, boleh kan?"

Zuri mendelik karena raut lesu yang ditampilkan Ghava. Tanpa mau berlama-lama berdekatan dengan Ghava dia segera mengiyakan dan berjalan cepat menuju kelasnya.

Gadis itu bernafas lega setelah Ghava tak lagi mengintilinya. Dia duduk di kursi nya yang berada di bagian ujung kiri tengah antara dua kursi depan dan dua belakang.

*****

Oke. Sepertinya pemikiran Zuri kalau Ghava tak lagi mengintilinya salah. Buktinya laki-laki sudah duduk enteng di kursi kantin bersama tiga temannya yang bukan lain adalah Zack dan Dino, di satu meja yang sama dengan Zuri dan Yara.

"Ini kenapa pada di sini sih?! Ganggu orang makan lo pada!" pekik Yara.

"Ya lo kalo mau makan, makan aja kali! Gak usah nyalahin orang! Lagi pula Alaska gak masalah tuh, kita duduk disini!" balas Dino menyauti perkataan Yara.

"Heh! Asal kalian tau! KALIAN! Alaska diam bukan karena gak masalah kalian duduk disini! Tapi dia udah muak tau gak?!"

"Wah, nyari masalah ni anak! Ngajak brantem lo?!" Laki-laki itu berdiri dari duduknya, menggulung lengan kemeja-nya hingga menampilkan lengan berototnya.

"Oh! Lo pikir gue takut sama bencong kayak lo! Berani sama perempuan doang!" Yara ikut berdiri meladeni ajakan Dino.

"Gak bisa dibiarin nih! Ghav, jangan tahan gue Ghav! Jangan!"

Hemlock Water DropwortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang