BAB VIII

46 11 0
                                    

*****************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****************

Hari sabtu, di mana hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh para orang yang punya pasangan untuk malam mingguan.

Lain dengan Zuri. Dia memang malam mingguan, ya karena memang malam minggu! Tapi malam minggunya sangat-sangat tidak menyenangkan hati. Dan juga Yara sudah tak berada di rumahnya, gadis itu sudah kembali ke apartemen dengan penjagaan ketat atas perintah Zuri.

Dia menatap tajam Zack dan Zaky yang berada dalam kamarnya sambil memasang masker wajah di wajah mereka. Yang membuatnya kesal adalah, masker itu berceceran di lantai kamarnya.

Baru saja akan mencerca kedua kakaknya dengan sumpah serampahnya, pintu kamarnya dibuka dan terlihatlah seorang wanita cantik, siapa lagi kalau bukan Arwen.

"Zack, ada temen kamu tuh di bawah," ujar Arwen pada Zack.

Teman? Dia hanya punya dua teman dan kalau mereka kesini, akan memberitahu lebih dulu.

"Siapa Bunda?"

"Ya itu, dua temen laki-laki kamu," cetus Arwen lalu beranjak dari ambang pintu. "Cepetan Zack! Jangan buat mereka nunggu lama!" teriaknya dari jarak satu meter dari kamar Zuri.

"Iya Bunda!"

Zack kalang kabut, bingung apa yang harus dia lakukan, karena masker di wajahnya belum kering. Tanpa pikir panjang dia berlari ke kamar mandi dan mebasuh wajahnya hingga bersih.

"Dah, sana lo! Ganggu aja!" usir Zaky kala Zack lewat di sampingnya.

"Eh, lo juga ganggu ya! Pergi juga lo sana!"

Zaky tak menghiraukan usiran Zuri padanya, dia asik meratakan maskerannya yang tebal sebelah.

*****

"Gak biasanya kalian datang nggak ngabarin," beber Zack sambil menyesap jus alpukatnya.

"Ye~! Kita udah kasih kabar kali, lonya aja yang gak liat!" balas Dino.

"Ah, masa?"

"Ya angkat, ntar hangus."

Dino dan Zack menatap Ghava.

"Garing banget lo Ghava, belajar di mana hah?" ujar Zack.

"Di mbah gugel," jawab Ghava dengan polosnya.

Ingin sekali kedua laki-laki itu menggeplak kepalanya. Namun mereka harus bersabar karena ada Bunda Arwen.

Zack memincing menatap Ghava dan Dino yang makan cemilannya seperti orang kelaparan.

"Lo berdua nggak dikasih makan sama orang tua kalian?" tanyanya.

"Numpang makan bos!" kata Dino sambil nyengir kuda.

"Ck, kalo lapar bilang-"

"Zaky! Masker gue, ahh!! Retak, kan!" Pekikan membahana itu terdengar hingga lantai bawah.

Hemlock Water DropwortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang