BAB V

50 14 0
                                    

****************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****************

Malam sudah cukup larut untuk seorang gadis yang masih membaca novelnya. Kicauan burung hantu tak membuatnya ketakutan, apalagi hawa dingin dari arah balkon yang pintunya tidak tertutup rapat. Gadis itu adalah Zuri. Di malam jumat seperti ini asiknya membaca novel yang horor-horor.

Rintik hujan mulai membasahi tanah dengan perlahan hingga lama kemudian hujan lebat mengguyur permukaan bumi.

Hawa semakin dingin dan itu dirasakan Zuri walaupun dari balik hoodie hitam tebalnya. Zuri mengigil kedinginan, namun fokusnya tidak terganggu sama sekali. Kilat menyambar dan itu sontak berhasil membuat fokusnya goyah.

Dia menatap hujan lebat di luar sana. Zuri mendesah pelan, melirik jam dinding yang menunjukan pukul 01:55. Dia kebablasan membaca novel.

"Cepet banget jam dua, perasaan baru semenit gue baca ni novel," decaknya.

Zuri membenarkan posisi tidurnya. Meletakkan novelnya di kabinet dekat tempat tidur bersama sebuah lampu tidur di sana.

Mata gadis itu mulai menyayu sambil bergumam, "Setiap detik, menit, jam penuh dengan rahasia." Lalu kemudian dia tertelap ditemani hujan dan petir malam ini.

*****

"Zakyyyy! Kaos kaki gue jangan lo pake anjir!"

Teriakan itu menggelegar dari atas sampai bawah. Arwen yang sedang membantu pelayan memasak menoleh ke atas dan menggeleng. Selalu saja ada drama pagi yang dibuat anak-anaknya.

"Tuan Zaky selalu menjahili Nona Zuri," ujar kepala pelayan.

Arwen terkekeh. "Bukan hanya Zaky, mereka semua suka saling menjahili."

Suara gaduh langkah kaki Zuri kala menuruni anak tangga.  "Zaky anak pungut! Balikin kaos kaki gue!"

"Ahahaha! Ambil aja kalo bisa!"

Zuri susah payah meraih kaos kakinya dari Zaky. Saat akan digapainya laki-laki itu malah semakin mengangkatnya ke atas.

Zack yang baru saja keluar dari dalam kamarnya melihat mereka yang sedang berebut kaos kaki tersenyum miring.

Zack merampasnya dari Zaky "Gue dapet!" serunya sambil memamerkannya pada kedua orang itu.

"Bang Zack, tolong kaos kaki gue," Zuri mencoba merayu dengan wajah memelasnya.

Zack hampir saja tergoda, namun tepukan dia bahunya oleh Zaky membuatnya tersadar.

"Tahann mas broo, kuatin iman lo," ucap Zaky. Zack mengangguk mantap.

"Mau kaos kaki lo balik?"

Zuri mengangguk dengan cepat dengan senyum semringah. Tapi kalimat selanjutnya Zack membuat senyuman di bibirnya luntur dan terganti dengan geletukan gigi karena kesal.

Hemlock Water DropwortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang