*****************
Tamparan berulang kali didapatkan olehnya, gadis itu terhempas akibat tendangan kuat dari seorang laki-laki. Laki-laki itu menatap tajam sekaligus benci pada adiknya.
"Jalang sialan! Karena lo pelanggan gue jadi pergi! Karena lo, uang miliyaran gue terbuang sia-sia bangsat!"
"Akh!"
Rambut si gadis ditarik dengan kejam, membuat dirinya meringis kesakitan.
"Apa susahnya nurut sama gue hah?! Oho~ atau lo udah dipake sama Hermaphrodite itu, iya? Jawab!"
"Enggak kak, dia gak kayak gitu! Dan aku yang gak mau nurut sama Kakak!" tuturnya sambil terisak.
Satu tamparan melayang lagi di wajah gadis itu. Gadis itu menangis tersendu-sendu di lantai yang kotor. Si laki-laki berdecih sinis, dia kembali mendang-menginjak tubuh si perempuan melampiaskan kekesalannya.
Nafasnya tak beraturan, laki-laki itu mengguyur rambutnya kebelakang. Dia berjongkok di hadapan gadis itu lalu menatap wajah penuh memar si gadis.
"Gue nggak mau tau, lo harus nurut sama gue! Kalo nggak, sesuatu bakal terjadi sama Hermaphrodite sialan itu! Dan satu lagi, lo jangan berpikir buat ngelapor! Maka bukan hanya dia yang hilang, tapi semua orang terdekat lo! Paham?!"
Gadis itu hanya bisa mengangguk lemah dengan air mata yang terus berderai. Setelah kepergian laki-laki yang dia sebuh kakaknya gadis itu menangis sekencang mungkin, melampiaskan rasa sakit, takut, dan khawatir.
"Alaska ... sakit ..." monolognya.
"Gue nggak mau nurut sama Kakak gue tapi, kalo nggak kalian bakal ... aku gak mau."
Ya, gadis itu adalah Yara. Selama sebulan ini gadis dikurung disebuah mansion yang dulunya adalah rumahnya. Namun sudah bukan rumahnya setelah kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan dan kakak laki-lakinya memperlakukan jahat dirinnya.
Menyuruhnya mengikuti semua perkataannya, termasuk menjadi pelayan di sebuah club malam dan mungkin jika Yara tidak memberontak, kakaknya bisa saja menjual dirinya pada para pria hidung belang.
Dan pada kemarin malam Yara dipaksa untuk melayani seorang laki-laki. Gadis itu menolak dan kabur, akibatnya Yara dipukuli habis-habisan oleh kakaknya saat sampai di apartemen. Kemana penjaga yang di arahkan Zuri? Yara memintanya untuk ditarik kembali.
Yara bangkit dan mencoba duduk dengan nyaman, "Alaska nggak boleh terluka, udah cukup dia ikut dalam masalah gue. Alaska nggak boleh tau, gue nggak mau terjadi apa-apa sama dia..."
Gadis itu sudah bertekad dalam hati, Zuri tak boleh sampai tahu dan dia akan bertahan sekuat mungkin. Yara tidak mau kehilangan lagi.
*****
Zaky mengetuk-ngetuk pintu kamar Zuri. Dia terlihat sangat selu karena Zuri tak mau membukakan pintu untuknya.
Laki-laki itu tiba-tiba berdiri tegak, Zaky menepuk dahinya merutuki kebodohannya. "Aelah, biasanya juga nyelonong masuk. Bego banget lo Zaky!"
Tanpa permisi Zaky masuk kedalam kamar Zuri sambil membawa kantung kresek berisi snack kesukaan Zuri. Tapi baru saja dia membuka pintu sebuah bantal melayang dan menimpuk wajahnya.
"Keluar lo!"
Zaky memasang wajah memelas, sakit. Sudah sakit hati, malah nambah sakit karena dilempar bantal oleh Zuri. Tanganya mengangkat snack di udara, menawarkan gadis itu. Zuri membuang wajahnya ke samping.
"Bener gak mau?" godanya seraya tersenyum manis.
Zuri menghempas tubuhnya ke ranjang dan membungkus tubuhnya dengam selimut. Zaky menghela nafas berat, dengan lesu dia berjalan keluar kamar.
Zuri membuka selimutnya kala mendengar suara pintu yang tertutup, dia kembali berdecak kesal. Zaky tidak mau merayunya dan pergi begitu saja?
Srat
Kepala Zuri mendongak dengan air mata yang berlinang di pipinya. Gadis itu melihat sebungkus snack kesukaannya, dia belum berkutik dari tempat.
Zaky yang berada dibalik pintu menempelkan telinganya di sana, agar bisa mendengar langkah kaki. Tapi beberapa detik tak ada sama sekali.
Zaky kembali memasukan snack yang dibelinya, kini yang diberikanya ada tiga. Zuri mulai tak bergeming, isak tangisnya mulai mereda. Gadis itu bergerak ke tepi ranjang menatap minat cemilan kesukaan itu.
Masih belum mendengar pergerakan dari Zuri, Zaky kembali memasukan snacknya tapi kali ini dia memasukan semuanya.
Kerusuhan di dalam membuat Zaky berbinar, dia segera membuka pintu kamar dan terlihatlah Zuri yang sedang berjongkok memunguti snack-snack itu dengan polos.
Zaky menahan gemasnya dengan menggigit bibir bawahnya. Dia dengan cepat mengangkat Zuri ke gendongannya dan memunguti semua snack yang berhamburan.
"Zaky turunin, gue mau makan snack!"
Zaky menurut, dia mendudukan tubuh Zuri di ranjang besar gadis itu lalu ikut duduk berhadapan.
Zuri terlihat sangat bersemangat membuka kripik kentang itu. Dia mencampur semua snacknya menjadi satu, kata Zuri biar lebih banyak.
"Masih marah sama gue, hm?" Zaky mengusap kepala Zuri, menyapu remahan snack di area bibir gadis itu.
Zuri menggeleng. "Gak. Novel horornya harus tetep ada di perpustakaan. Kalo gak ada, yaudah, kita kemusuhan!"
Laki-laki itu tertawa gemas seraya mengacak rambut Zuri. "Iya-iya, besok semua novel horor udah ada di perpustakaan lo." Zuri mengangguk sebagai jawaban.
******************
13/09/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Hemlock Water Dropwort
Teen FictionHemlock Water Dropwort. Dia bunga yang cantik tapi beracun, dan bagaimana seekor kumbang yang nakal begitu gencar mendekati dan memilikinya walau dia tau akan membunuhnya. ***** "Itu bukan pertanyaan, tapi peryataan. Gue nggak butuh penolakan!" -Gha...