BAB IV

63 16 0
                                    

*****************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****************

Sama seperti biasanya. Zuri mempergunakan istirahat pertama untuk makan siang dan di istirahat kedua untuk membaca novel di perpustakaan. Kali ini dia tidak sendiri melainkan bersama Yara.

Gadis bernama lengkap Yara Elodie Kyerie itu asik ngemil di samping Zuri yang sedang membaca. Sesekali dia menyuapkannya pada gadis itu.

"Kebiasaan lo dari dulu sama aja, gak berubah-berubah. Padahal gak ada asik-asiknya baca novel," ujar Yara sedikit mengintip pada novel yang dibaca Zuri.

Yara dan Zuri berteman saat SMP kelas tiga. Saat itu Yara adalah gadis pendiam dan dijauhi orang. Zuri melihat kesendirian Yara membuat hati lembutnya tergerak untuk mendekati Yara.

Dari sana mereka mulai berkomunikasi walaupun awal-awal masih kaku dan canggung. Zuri mencari cara agar mereka bisa akrab layaknya teman.

Sampai di mana Zuri mengungkapkan dirinya. Zuri pikir Yara merasa risih dia dekati karena tampilannya yang seperti laki-laki.

Yara sempat kaget dengan ungkapan Zuri, tapi Zuri menjelaskan kenapa dia bisa berpenampilan seperti laki-laki. Dan Yara mengerti, lambat laun mereka menjadi teman hingga saat ini.

"Ini dari masing-masing orang Yara, gak semua orang suka baca novel. Kalo gue yang udah tentu suka novel apa aja pasti asik. Biarpun sejam dua jam gue dudukin ni novel, gak bakalan bosan gue," tutur Zuri yang masih fokus pada bacaannya.

Yara mendengus lirih. Dia memilih meletakkan kepalanya di atas meja dan mulai memejamkan mata. Zuri yang melihatnya menggelengkan kepalanya.

Baru beberapa detik memejamkan matanya, Yara membuka matanya lebar. Dia tersenyum pada Zuri dan menatapnya lekat.

Zuri yang mulai risih dengan tatapan Yara mematap balik gadis itu. "Kenapa?" tanya Zuri, perasaannya sudah tak enak melihat senyum cerah Yara.

"Al, lo bawa barang itu di tas lo kan?!"

Zuri melotot mendengar pekikan Yara.

"Alas-hmp!"

"Disini perpustakaan Yara, bukan rumah lo!" Zuri membekap mulut Yara yang ingin teriak lagi. Dia takut akan ditegur dan tak diijinkan membaca novel di sana. Kalau sampai terjadi, maka say goodbay pada novel-novelnya.

Zuri tidak mau membeli karena dia tidak mau uangnya berkurang. Kalo ada yang gratis kenapa harus beli? Bukanya tidak mampu membeli hanya saja Zuri adalah gadis yang sangat berat untuk mengeluarkan uangnya. Padahal setiap lima hari uang akan di transfer oleh Ayahnya.

"Ehehe, maaf."

Zuri menghela nafas lega. "Gue nggak bawa barang itu. Kalo pun gue bawa, nggak bakal gue kasih ke lo!" tegas Zuri pada Yara.

Yara mendadak cemberut. "Al, gue sangat butuh dengan barang itu. Ayolah, kasih ke gue ya?" rayu Yara dengan wajah memelasnya.

Zuri masih tetap memasang wajah datarnya, tak termakan rayuan setan Yara.

Hemlock Water DropwortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang