*****************
Oke, sekarang rasa was was menghampiri Zuri. Dia sudah ke rumah Yara namun gadis itu tidak ada setelah menghubungi ponsel gadis itu, yang tentu saja mati.
Dia mengacak rambut pendeknya frustrasi. Saat akan kembali menaiki mobil tiba-tiba handphone dalam sakunya bergetar menandakan ada panggilan masuk.
Zuri melihat nama Yara di sana, tanpa berlama-lama dia menerima panggil itu. Baru saja akan menyapa, suara isakan pilu Yara masuk kedalam telinganya.
"Yar, lo gak papa kan?! Lo di mana sekarang hah?!" pekik panik Zuri.
"... Al, tolongin g-gue. Gue takut..."
"Lo di mana sekarang Yara?" tanya Zuri penuh penekanan.
"G-gue ada di tempat biasa dan gue ada di toilet..."
"Oke Yara, lo jangan ke mana-mana. Tunggu gue di situ!"
Setelah mematikan sambungan telepon tanpa babibu Zuri bergegas ke tempat yang dimaksud Yara, untung saja tadi dia meminta sopir pribadinya agar pulang lebih dulu dan membiarkan dia membawa mobilnya.
Zuri melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata, tak perduli dengan umpat serampah yang dilontarkan untuknya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada Yara.
"Yara, gue mohon bertahan," lirihnya.
Yara adalah satu-satunya teman sekaligus sahabat pertama seorang Zuri Alaska Cruise. Hanya Yara yang mampu mengusik dia tanpa adanya tatapan dingin dan tajam yang di berikan olehnya. Dan jangan sampai ada yang mengusik dirinya selain Yara, dan jangan ada mengusik Yara.
Zuri memarkirkan sembarangan mobilnya dan bergegas masuk ke dalam bangun itu. Dentuman musik bas langsung menyapa indra pendengarnya, bau alkohol tercium pekat di dalam sini. Tak luput dari itu, pasti ada hal-hal yang sangat tidak bagus dipandang oleh mata yang masih polos, belum terkontaminasi dengan 1821. Ya, Zuri ke club.
Dia sekejap melirik jam di tangannya, menunjukan pukul 20:39. Waktu yang ditempuhnya kemari cukup banyak memakan waktu karena jalannya yang berkelok-kelok, dia berharap Yara masih di dalam toilet. Segeralah Zuri berlari kearah toilet, tak perduli jika dia menabrak orang-orang yang sedang berjoget ria dia dance floor.
Dia celingukan ke sana kemari, toilet mana tempat Yara bersembunyi. Terdengar sayup-sayup seseorang memanggil nama Yara di toilet sebelah kirinya.
"Bitchy! Keluar lo sialan!"
Zuri mengepalkan tangannya. Berlari menerjang seorang laki-laki yang mendobrak toilet.
Pukulan telak dilayangkan Zuri hingga laki-laki itu terhempas ke lantai. Laki-laki yang baru saja dihantamnya menatapnya kaget lalu pandangannya menjadi marah.
Laki-laki itu bangun sambil tersenyum miring. "Hello Hermaphrodite, nyari si Bitchy, ya?" bebernya kesal.
"Pergi lo dari sini," usir Zuri penuh penekanan pada laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hemlock Water Dropwort
Teen FictionHemlock Water Dropwort. Dia bunga yang cantik tapi beracun, dan bagaimana seekor kumbang yang nakal begitu gencar mendekati dan memilikinya walau dia tau akan membunuhnya. ***** "Itu bukan pertanyaan, tapi peryataan. Gue nggak butuh penolakan!" -Gha...