BAB XI

46 14 0
                                    

*****************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****************

Siswa siswi berlalu lalang masuk kedalam sekolah. Seorang anggota Osis dan ketua Osis sedang memantau siswa siswi yang berpenampilan kacau atau yang sudah melebihi seorang siswa.

"Stop!"

"Apalagi sih?! Baju gue udah rapih, masok dalam juga. Kaos kaki gue juga putih dan gak pemendekan, sepatunya juga item. Apalagi?!"

"Lo nggak pake dasi."

Ghava menundukan kepalanya, dia cengesan di depan Ketua Osis itu. "Dasi gue ilang bro."

"Alah alesan! Nera, lo bawa dasi?"

Gadis yang dipanggil menoleh dan mengangguk. Dia menyerahkan satu buah dasi pada sang Ketua Osis, dan si Ketua Osis langsung menyerahkan kepada Ghava.

"Nih pake! Jangan sampe ilang! Bisa-bisanya juara umum tapi pakaiannya urakan?" omelnya yang dibalas delikan oleh Ghava.

"Gak ada tuh sejarahnya juara umum harus rapi. Nih, gue kembaliin tu dasi, gue gak bisa pasang dasi!"

Ghava hendak berlalu tapi tangannya di cekal si Ketua Osis. "Enak aja lo! Gak pake dasi gak boleh masuk!"

"Lah?! Ayang gue udah nunggu di dalem!" decak Ghava frustrasi. Hey! Dia sungguh tidak bisa pakai dasi!

"Ayang-ayang! Gak bisa pake dasi udah ayang-ayangan. Punya ayang halu lo?" cibir si Ketua Osis. "Pake ni dasi, gue nggak mau tau cara lo gimana, yang penting pake!" titahnya seraya menatap tajam Ghava.

Ghava berdecak tapi tak ayal dia menerima dasi itu.

"Pake!"

"Iya-iya! Maksa banget lo jadi Osis!" Ghava mulai melingkar-lingkarkan dasi yang sudah bergantung di lehernya. Pikirannya seakan ikut terlingkar di sana dan membuatnya pusing tujuh keliling.

"Gue gak bisa! Jingan!"

Kita panggil saja Geza si Ketua Osis. Dia mengguyur rambutnya kebelakang saking keselnya pada warga Atlas yang satu ini.

Fokus Ghava teralih akibat seseorang yang lewat di sampingnya. Laki-laki itu menyeringai dan mengejar seseorang itu.

"Woy! Mau kemana lo Ghava?!" teriak Geza kala Ghava lari dari hadapannya.

"Pake dasi!" balas Ghava yang masih berlari.

Ghava meraih tangan seseorang itu dan menariknya berbalik. Seseorang yang diperlakukan seperti itu mematap tajam Ghava.

"Pakein dasi gue," titahnya tak mau dibantah.

"The Fuck!"

Ghava malah menyengir di depannya seraya menyodorkan dasi.

"Enak banget lo ngomong!" sentaknya dan menepis dasi yang disodorkan oleh Ghava.

"Pakein. Dasi. Gue. Ini perintah, jangan bantah. Pakein dasi gue!" kata Ghava penuh dengan penekanan.

Hemlock Water DropwortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang