↬ 15: guilty

145 13 0
                                    

Note : gue ngga nyantumin visualisasi pelaku ya, kalian bebas mau visualisasiin siapa aja dah pokoknya. Hal ini menghindari hal-hal yang tidak author inginkan :(

***

BULU mata cantik itu mengerjap perlahan setelah setengah jam tertidur akibat obat bius, kepalanya berdenyut merasakan pusing yang melanda. Sial! Kemana si brengsek itu membawanya?

Matanya hazel-nya melirik sekitar, Jaemin seperti mengenal tempat ini.

Hm, di mana ya?

Jaemin memutar otak untuk mengingat-ingat, rasanya sangat familiar. Tidak membutuhkan waktu lama otak cerdasnya langsung mengenali tempat ini. Rupanya pria itu membawanya ke sebuah gudang yang sudah terbengkalai tak jauh dari arena tempat ia dan teman-temannya sering berkumpul. Ah, orang bodoh mana yang memilih tempat ini, sih? Apa si bodoh tak mengetahui jika dalam radius 1km terdapat markas sang lawan; yang ia culik ini.

Pintu di hadapan Jaemin dibuka lebar oleh sosok di balik benda usang itu, menimbulkan derit nyaring yang memekakkan telinga. Jaemin menebak-nebak siapa gerangan orang bodoh ini, matanya menyipit melihat sesosok yang Jaemin kenal berjalan mendekat kearahnya dengan senyum miring terpatri di bibir merahnya. 

Aish, ternyata jalang kecil ini yang nyoba culik gue.

Gadis itu membungkukkan badannya sedikit; menyamai tingginya dengan Jaemin yang keadaannya terduduk di kursi kayu dengan tangan terikat. "Udah bangun lo?" Basa-basi banget. Tidakkah ia lihat bahwa Jaemin sejak tadi membuka matanya? Namun, ntahlah, ia malas menanggapi pertanyaan bodohnya. Tak salah tadi Jaemin menyebutnya bodoh. Terbukti sudah.

Jaemin menelisik wajah sang pelaku, ia sedikit heran, apa yang membuatnya melakukan aksi nekat ini. Ia rasa tidak memiliki urusan dengan gadis di hadapannya.

Oh, wait, jangan bilang?

"Jawab jalang!" Dagu pemuda Na itu dicengkeram erat, Jaemin sedikit meringis merasakan dagunya pedih karena tergores kuku gadis itu. Mata hazel-nya menatap tajam pada sang lawan.

"Lo yang jalang."

Mendengar balasan dari Jaemin membuat Im Yoorin; sang pelaku sangat marah. Ia melayangkan tamparan keras pada pipi kiri Jaemin. Tak cukup satu kali, namun Yoorin melakukannya berkali-kali hingga pipi Jaemin kebas dan panas.

Pemuda manis itu menggertakkan giginya menahan emosi yang hampir memuncak. Wajah manisnya ini sangat amat dijaga dengan baik, bahkan ketika orang tuanya marah sekali pun tidak pernah menyentuhnya. Namun, si bodoh ini berani-beraninya menampar wajah Jaemin berkali-kali! Jaemin kesal. 

"Jangan main-main! Gue bisa aja ngancurin lo sekarang juga, gue udah cukup muak liat lo yang terus-terusan nempel sama Jeno kemana-mana!" ia berteriak lantang, mengeluarkan semua emosi di hadapan wajah Jaemin yang memerah bekas tamparannya. 

Benar dugaan Jaemin. Alasan gadis ini menculiknya karena Jeno. Melihat Jaemin yang selalu berdekatan dengan si pemuda tampan membuat Yoorin terbakar api cemburu. Terlebih, melihat teman-temannya yang juga mendukung kedekatan Jaemin dan Jeno membuatnya kesulitan dalam mendekati sang pujaan.

"Gue bakal kasi lo kesempatan, asal jauhin Jeno mulai sekarang." pintanya mutlak. Jaemin yang mendengar hal tersebut terkekeh pelan. Ah, benar-benar. Gadis ini sangat bodoh, pikir Jaemin. Melakukan tindak kriminal demi hal sepele seperti ini? hanya untuk menggertaknya saja? Hah, buang-buang waktu. 

Padahal, tanpa perlu menculiknya pun Jaemin akan dengan sangat mudah mengabulkan permintaan tersebut. Hanya menjauhi Jeno saja kan? sangat mudah sekali. Namun, satu hal yang tidak gadis itu ketahui tentang orang yang akan ia dekati. Apakah Jeno akan dengan senang hati melepas Jaemin? 

Been Through A Long Journey : NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang