↬ 12: awkward

454 49 2
                                    


KEDUA kelopak mata itu terbuka, menampakkan obsidian hitam yang begitu indah. Lensa matanya berusaha mengatur fokus cahaya yang mencoba menerobos masuk ke dalam retina matanya. Si pemuda Lee merasa lebih fresh setelah seharian penuh mengistirahatkan tubuhnya.

Ngomong-ngomong, tangan kanannya yang terbebas dari infusan terasa begitu kebas, seperti ada sesuatu yang menindihnya. Maniknya bergulir kesamping dan menemukan seseorang tengah tertidur di kursi dekat ranjang sembari menggenggam tangannya erat.

Jeno menghela nafas kasar. Ia menarik tangannya perlahan dari genggaman pemuda itu dengan hati-hati karena tak ingin mengganggu tidur nyenyaknya.

Si pemuda bersurai dark brown bangkit, kemudian menarik infus dan alat-alat medis lain ditubuhnya tanpa beban, dan membuat tangannya mengeluarkan darah akibat tarikkan yang begitu kasar. Jeno tidak peduli seolah tidak merasakan sakit apapun.

Kedua tangannya terselip diantara perpotongan leher dan kaki Jaemin untuk menggendongnya pindah ke ranjang. Setelah menyelimuti tubuh si pemuda manis, Jeno melenggang pergi ke kamar mandi tanpa memperdulikan darah yang terus keluar dari tangannya hingga menetes di lantai marmer kamar.

Jeno butuh berendam air hangat agar tubuhnya lebih rileks.

Setelah tiga puluh menit, Jeno selesai dengan acara mandinya. Kemudian ia berjalan ke walk in closet dan mengambil asal salah satu koleksi hoodie hitamnya.

Saat kembali ke kamar, Jeno melihat Jaemin sudah terbangun dari tidurnya, dan sedang duduk di atas ranjang sembari menatap dengan pandangan tak terbaca. Orang yang ditatapnya merasa canggung, setelah ini ia yakin, Jaemin akan mencecarnya dengan pertanyaan yang begitu banyak.

"Mau mandi dulu ga?" Jeno yang tak suka situasi seperti ini, memberanikan diri untuk memulai obrolan dengan pemuda manis di hadapannya.

Jaemin hanya mengangguk pelan sebagai balasan, lantas beranjak turun dari ranjang untuk pergi membersihkan tubuhnya.

Sembari menunggu pemuda itu selesai, Jeno mengecek handphone miliknya yang sudah seharian tidak digunakan. Handphone–nya penuh dengan notif pesan dan panggilan tak terjawab dari sahabatnya. Dan yang paling banyak notif dari Jaemin yang berisi makian terhadapnya.

Jeno terkekeh pelan ketika mengetahui mereka sangat mengkhawatirkannya. Ia membalas pesan satu persatu dan memberitahu jika ia, "tidak apa-apa."

Setelah membalas semua pesan sahabatnya, tak lama Jeno mendapat panggilan video dari pemuda bermarga Hwang dan tanpa menunggu lama ia menerima panggilan itu.

"HALO BOS?" Diseberang sana, Jeno bisa melihat Hyunjin tak sendiri. Ternyata ada Hendery, Guanlin, dan Hangyul.

"Kenapa?" Jeno menjawab datar. Ia malas meladeni Hyunjin sebenarnya, sangat berisik.

"Si anjir masih nanya kenapa?!" Jeno yang tak kuasa menahan tawa ketika menangkap ekspresi kesal diwajah Hyunjin, akhirnya melepaskan tawanya yang membuat mereka bingung.

Si Jeno kenapa dah?

Udah gila dia?

"ASTAGA SADAR JEN!"

"NGUCAP LO!" Tawanya terdengar bahagia sekali pemuda ini.

Jeno menghentikan tawanya ketika dirasa perutnya sudah keram, ia mengusap ujung matanya yang mengeluarkan air mata dan menatap sahabatnya geli. Cape juga ketawa-ketawa kayak gini.

Been Through A Long Journey : NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang