↬ O8: confused +[instagram]

535 56 4
                                    


HARI INI Jaemin memilih berangkat sekolah di antar oleh ayahnya. Setelah kejadian hari itu Jaemin mulai menghindari Jeno.

Jeno tak paham apa alasan dibalik sikap si pemuda manis yang tiba-tiba menghindarinya seharian ini. Bahkan, ketika dikelas Jaemin lebih memilih duduk bersama Haechan di bangku depan dan membuat Hyunjin terpaksa mengungsi di kursi Jeno untuk sementara waktu.

"Lo berdua kenapa dah? tumbenan ga akur gini, biasanya nempel terus." Si pemuda Hwang berbisik pelan pada Jeno. "Gue gatau anjing! dia tiba-tiba gini, gue jemput gamau, sekarang duduknya pindah sama Echan."

Jeno mengusak rambutnya kasar. Dia frustasi memikirkan sikap Jaemin hari ini. Padahal, kemarin keadaan mereka masih baik-baik saja.

"Lo ada ngelakuin kesalahan gitu ga?"

Pemuda itu mengernyitkan dahinya bingung. "Ga ada, kemaren gue sama dia baik-baik aja."

Hyunjin akhirnya ikut bingung, ternyata sub itu susah dimengerti oleh akal mereka, atau mereka yang tidak peka?

"Coba abis balik sekolah lo ajak dia ngobrol berdua, kalo gamau tarik aja udah." Tandas Hyunjin gemas.

Risih juga lama-lama melihat teman nya frustasi seperti ini. Tidak biasanya.

"Ah kelamaan anjir, lagian ga ada guru dikelas."

"Yaud—" Belum sempat Hyunjin menyelesaikan kalimatnya Jeno telah pergi menuju meja Jaemin dan Haechan.

"Ikut gue." Jaemin pura-pura sibuk dengan bukunya, sedangkan pemuda didepan nya menghela nafas kasar.

Emosi Jeno seketika memuncak. "Na Jaemin!"

Jaemin tersentak ketika pemuda dihadapan nya ini memanggil namanya lantang. Ia merasa kecil ketika aura Jeno berubah menjadi lebih dominan. Haechan yang duduk disamping Jaemin pun bisa merasakan aura gelap itu. Ah, bahkan semua orang didalam kelas itu bisa merasakan nya. Tidak ada satu orang pun yang berani menyela, kecuali jika orang itu memiliki banyak nyawa.

Jeno yang sedang emosi adalah suatu hal yang buruk. Tentu hanya sang ibunda, Eric dan Jaemin yang dapat menenangkan nya. Tapi disini masalahnya adalah Jaemin sendiri yang memulai, dia pun tak dapat meredakan emosi Jeno saat ini. Terlalu takut. Sialnya, tidak ada bunda dan Eric yang dapat membantu.

Sebenarnya Jaemin sendiri tak mengerti dengan sikap dia hari ini. Jaemin terlalu gugup dan malu jika berhadapan dengan si pemuda tampan.

Memikirkan Jeno saja dapat membuat jantungnya berdebar hebat seolah-olah ingin melompat dari tempatnya.

Dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung!

Maka dari itu, demi kesehatan jantungnya, Jaemin memutuskan untuk mengindari Jeno hari ini.

Tapi sialnya Jeno selalu muncul dihadapan nya dan mencoba untuk berbicara padanya. Sekarang pun jantung Jaemin sedang berdetak hebat.

Sial, bisa ga normal aja kayak biasanya?!

Tuhan, Jaemin masih ingin hidup. Apakah dia sebenarnya memiliki riwayat penyakit Jantung?

Tiap dua bulan sekali bahkan kau melakukan check up dengan dokter pribadi keluargamu. Namun dokter tidak pernah menyatakan riwayat penyakit apapun. Kau sedang jatuh cinta, namun kau terlalu naif Na.

Ya, Na Jaemin memang terlalu naif. Dia selalu menyangkal fakta tersebut dan menganggap itu hanya lelucon semata.

Jaemin menyerah lalu mengangguk pelan dan beranjak dari duduknya. Jeno yang mendapat persetujan dari pemuda dihadapannya lantas menarik pelan tangan Jaemin ke rooftop sekolah.

Been Through A Long Journey : NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang