↬ O5: future son-in-law

545 61 1
                                    

TEPAT PUKUL dua lebih tiga puluh menit Jeno dan Jaemin telah berangkat menuju bandara untuk menjemput kedua orang tua si pemuda tampan.

Lalu lintas siang hari ini begitu padat membuat Jeno jengah dan beralih menyalakan radio, kemudian ia menyambungkan bluetooth pada handphone-nya. Beruntung Jeno berangkat lebih awal. Jika tidak, akan terlambat sampai bandara. Jarak mansion sampai bandara hanya memakan waktu 1 jam saja jika lalu lintas tidak padat.

"Lagu apa ya?"

Jeno sibuk memilih musik di playlist miliknya, sedangkan pemuda disampingnya diam-diam menatap serius wajah tampan Jeno. Garis rahang yang begitu tegas, hidung menjulang tinggi, dan bibir tebal.

Nyaris sempurna.

Jeno sadar, namun ia bersikap seolah-olah tak tahu.

Suara petikan gitar terdengar dari radio mobil. Tubuh Jaemin kaku seketika– musik favorit Jeno.

Jeno ikut menyanyikan lagu tersebut, suaranya mengalun indah ditelinga Jaemin.

How would you feel, if i told you i loved you? It's just something that i want to do.

Apa yang akan Jaemin rasakan ketika Jeno mengungkapkan bila ia mencintainya? Akan kah, si pemuda manis tetap menganggap itu hanya guyonan semata?

I'll be taking my time, spending my life, falling deeper in love with you.

So tell me that you love me too.

Hidupnya hanya dihabiskan untuk mencintai sosok manis itu. Jeno telah jatuh cinta pada Jaemin begitu dalam. Tidak salah, kan, bila Jeno berharap Jaemin akan mencintainya juga?

In the summer, as the lilacs bloom. Love flows deeper than the river.

Every moment that I spend with you.

We were sat upon our best friend's roof.
I had both of my arms round you.

Watching the sunrise replace the moon.

Suara khas milik Jeno masi terus mengalun ditelinga Jaemin, dan itu membuat pikiran nya semakin terhanyut jauh. Hingga tak sadar, mobil Jeno sudah memasuki area bandara. Si pemuda tampan berusaha mencari tempat parkir. Beruntung ia menemukan tempat didekat pintu masuk.

Pemuda manis disamping Jeno masi sibuk dengan pemikirannya. Ntah apa yang sedang ia pikirkan Jeno tak tahu.

Klik!

Jaemin tersentak ketika mendengar suara seatbelt dibuka, pelakunya adalah Jeno. Namun yang membuat Jaemin lebih kaget karena wajah Jeno yang terpampang jelas di hadapannya sembari memasang raut bingung.

"Kenapa si akhir-akhir ini lo sering ngelamun? ada masalah cerita sama gue."

Ia menghela nafas sejenak. Rasanya ingin memukul wajah tampan dihadapannya ini.

Udah gila! gimana mau cerita kalo objek yang diceritain lo sendiri! 

Batin Jaemin berteriak.

"Gapapa, lagi kurang fokus aja. Butuh akua kayaknya, ada akua?" sontak si pemuda tampan menyentil pelan kening Jaemin, "Malah iklan, goblok dipelihara si." Jeno jengah.

"KENAPA DISENTIL?! MAKIN GOBLOK." Heran, kenapa jadi ribut sih, kalian?

Jeno tidak membalas, akan sangat merepotkan jika perdebatan ini tetap dilanjutkan. "Udah ah buruan turun, pesawat ayah sama bunda landing 10 menit lagi." ucap Jeno setelah beberapa detik keduanya terdiam.

Jaemin mengangguk, "Duluan, gue pake body lotion dulu."

Si pemuda Lee menatap Jaemin horror.

Been Through A Long Journey : NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang