↬ O3: who?

680 76 0
                                    

JAM SEBELAS malam Mark dan semua kawannya yang berada dimarkas bersiap-siap untuk pergi ke arena. Satu persatu dari mereka mulai mengeluarkan mobil balap kebanggaannya masing-masing.

Ferrari FXX–K EVO grey adalah mobil terakhir yang keluar dari garasi, itu milik Jeno.

Mereka semua menyimpan mobil cadangan dimarkas khusus untuk balapan. Berbeda dengan mobil yang dipakai untuk sehari-hari. Alasan mereka menyimpan mobil dimarkas, selain dekat dengan arena, juga berdekatan dengan bengkel. Itu akan mempermudah jika terjadi kecelakaan saat balapan, mereka langsung membawanya ke bengkel dekat markas.

"Udah siap semua, kan?" tanya Mark sembari mengabsen satu persatu membernya. Sebagai ketua grup, Mark harus memastikan semua membernya sudah siap dan tidak ada yang tertinggal. Padahal jarak markas dan arena tidak terlalu jauh. Namun tetap, Mark adalah Mark. Tipikal leader yang sangat bertanggung jawab atas semua nama membernya.

"Eric kemana?"

"Lagi ambil mobil di bengkel." ucap Hendery kepada sang ketua. "Ya elah bukan daritadi ambilnya," dengus Jeno, "Tadi malah santai santai, mageran banget dah punya kembaran."

"Suka ga ngaca lo, sendirinya jauh lebih mager dibanding Eric." Jaemin membalas ucapan si pemuda tampan. "Savage!" Haechan, Yangyang dan Hyunjin tertawa paling keras, mereka sangat senang melihat Jeno menderita. Hiburan yang tidak boleh terlewatkan.

"Bukan adek gue anjir." sang kakak merotasikan bola matanya malas.

"Apa nih bawa-bawa nama gue, gue kira udah berangkat duluan lo pada." Renjun berjengit kaget saat tiba-tiba sebuah suara muncul dari arah belakang tubuhnya, itu Eric yang baru sampai. "Sorry." si pemuda berhidung bangir menunduk ke arah Renjun yang sedikit lebih pendek darinya dan tersenyum kecil.

"Gapapa." Renjun mengangguk.

"Engga, kita nungguin lo. Udah kan? ayo buru cabut, udah ga sabar gue." Hyunjin berucap semangat lalu menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Pemanasan katanya.

"Sok banget lo bibir. Minggu lalu kalah juga lo." celetuk Yangyang.

"Anjing, beda konteks lah. Lawannya aja Bang Jaehyun, bukan main bro." selain pandai adu bacot, Hyunjin juga sangat pandai membuat alasan.

"Ayo cabut!" sang ketua melerai perdebatan Hyunjin dan Yangyang. Jika tidak, mereka akan terus seperti itu.

***

Pemandangan pertama yang mereka lihat saat sampai di arena adalah asap rokok dan asap knalpot mobil, serta para wanita sexy yang memakai pakaian kurang bahan. Mereka sudah terbiasa melihat hal-hal bejad seperti ini dalam dunia balap liar.

"Jeno lee," semuanya berhenti berjalan ketika ada seorang pemuda tinggi datang menghampiri mereka.

"Udah lama ga liat lo di arena, mau turun?"

Jeno menarik pinggang Jaemin dan memeluknya dengan erat. Si pemuda manis di buat terkejut dengan aksi Jeno barusan. "Mau apa lagi lo?" tanya Jeno dengan suara yang sangat rendah. Mereka tahu, si pemuda tampan mencoba untuk menahan emosinya agar tidak meledak, terbukti dari tangannya yang sedang mengepal erat, bersiap-siap untuk melayangkan tinju ke arah pemuda tinggi di depannya.

Been Through A Long Journey : NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang