003. TAGIHAN LISTRIK

1.6K 146 4
                                    

allo tolong tinggalkan jejaknya ya
kalau bisa pun saya bakalan up tiap hari tapi tidak janji karena saya juga ada banyak pikiran ga melulu harus mikirin story ini.
happy reading!🙌



"Hei— Dewa? Benarkan?"

Nani menghampiri meja remaja tinggi itu. Sekarang ia berada di perpustakaan hanya untuk mencari pemuda didepannya ini yang membaca buku menghiraukan keberadaannya.

"Lo denger gue ngga sih?" Dewa melirik sekilas.

"Eh babi! Lo—"

"Sstt siapa itu yang mengumpat?" Tanya seorang penjaga perpus yang kebetulan juga sedang berkeliling sekitaran mejanya.

Dengan penuh kesabaran dan ketabahan Nani mencoba berbicara sepelan mungkin tanpa emosi. "Gue tau lo denger".

Tak ada respon lagi.

"Okeii tudep. Gue mau nagih perjanjian tadi malem" Dewa mulai merespon kecil dengan menganggukkan kepala namun masih tak menatap Nani.

"Gue mau pindah tempat duduk"

Kalimat itu membuat atensi Dewa sepenuhnya menatap dingin kearah Nani. "Selain itu". Apa katanya? Cih seenaknya saja.

"Ini sudah seperti perjanjian yang lo buat anj—" Refleks ia menutup mulutnya lalu tersenyum paksa "Anak pintar maksudnya".

"Ngga selain itu" Kekeh sekali.

"Ya itu yang cuma gue mau Bapak Pangeran" Ia menahan amarah melampiaskan dengan mengepalkan kedua tangan menekan meja.

Dewa menahan kedutan disudut bibirnya, sungguh ia ingin tertawa melihat bagaimana ekspresi wajah marah pemuda didepan ini.

"Ofc" Ekspresi wajah Nani seketika berubah senang namun tak lama sebelum Dewa melanjutkan ucapannya. "Ada syarat".

"Lo mau ngelanggar peraturan yang lo buat sendiri hah? Lo alpha bukan si? Ingkar janji cih" Dewa hanya melipat kedua tangan depan dada mengendikkan kedua bahunya lalu mengangkat satu alis tanda bertanya.

"Itu juga tertera diperaturannya"

"Ngga ada njir"

Pemuda tampan didepan ini hanya memijat keningnya pusing. Kenapa Nani sangat bego? Pikirnya.

"Cek ulang chat yang gue kirim"

"Sure, kalau ada lo harus nurutin 2 permintaan gue dan kalau ngga—" Ia berpikir beberapa detik sebelum Dewa menambahi.

"Lo yang harus nurutin gue. 5 permintaan"

"Deal"

Kesepakatan telah disetujui akhirnya Dewa mengeluarkan ponselnya dari saku lalu menyerahkannya ke pemuda bodoh didepannya.

Lantas Nani menggeledah isi ponsel mencari kontak Gavin. Tapi sebelum itu ia terfokus dengan isi beranda chat Dewa. Tidak ada perempuan? Jangan jangan pemuda tinggi ini sebenarnya omega? Hah!?.

"Hei, lo alpha kan?" Dewa mengangguk mantap namun terselip wajah kebingungan kenapa ditanya begitu padahal sudah jelas jawabannya.

"Really? Look!" Nani memperlihatkan layar yang menunjukkan beranda chat si pemilik ponsel.

Sekarang ia tahu kemana arah pembicaraan ini "Gue alpha. Ngga harus suka dengan perempuan omega". Jelasnya membuat Nani refleks menggebrak meja.

Brakk

Beberapa mata diseluruh ruangan baca perpus tertuju padanya juga penjaga perpus yang langsung menegurnya. "Jangan berisik ini perpustakaan, silahkan keluar jika tidak bisa tenang".

TALLER THAN ME [ bl omegaverse ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang