008. SALAH PAHAM

1K 80 0
                                    

Sabtu
09.00

Dewa menyenggol Nani disampingnya yang tidur menelungkupkan kepalanya diantara lipatan kedua tangannya.

Hanya jawaban tidak jelas keluar dari mulut yang teredam itu.

"Na, bangun" bisiknya tepat ditelinga Nani.

"..."

"Na!"

Tidak ada respon untuk yang kedua kalinya, disaat Dewa akan mencoba membangunkannya suara guru didepan menginterupsi.

"Attention please! Kalian beruntung kali ini karena pembelajaran saya sampai disini dan kalian bisa istirahat lebih awal".

Guru wanita yang masih terlihat muda itu melirik arloji mahal di pergelangan tangannya.

"Guru guru akan menghadiri acara di sekolah sebelah dan akan kembali sekitar dua jam diharapkan kalian tidak memiliki niat untuk membolos" ia menekan kata akhirnya seperti mengetahui isi otak para siswa laki laki terlebih beberapa Alpha dikelas ini yang mulai terdengar keluhan.

"Sekian dan terimakasih"

Seketika setelah guru itu keluar kelas, beberapa siswa juga keluar kelas entah mereka akan kemana dan beberapa lagi masih dikelas.

Dewa menatap sekitar lalu matanya tertuju pada Gavin yang masih dikelas mencatat dengan raut serius entah apa yang sedang ditulisnya.

Mata tajam itu kembali menatap Alpha disampingnya yang masih seperti sebelumnya. Menghela napas panjang.

Ia tidak ingin menganggu dan menambah kebencian dari Nani. Alpha itu ia tatap lamat menyanggah kepalanya dengan satu tangan kanannya.

Beberapa detik kemudian ada pergerakan kecil dilanjut lenguhan lirih tanda Putri— ups!.

Maksudnya tanda bahwa Alpha itu terbangun dari tidur nyenyaknya. Jantung Dewa berdetak kencang tanpa sebab.

Yang ditatap lamat sedari tadi mulai bangun melakukan peregangan punggungnya yang pegal serta tangan tangan kram.

Mencoba menetralkan pandangan matanya lurus kedepan. Heran, dimana guru yang mengajar dan beberapa siswa lain?.

"Mereka pergi ke sekolah sebelah" seakan tahu apa yang sedang Nani pikirkan.

Nani hanya melirik sinis lalu berdiri namun sebelum melangkah lengannya ditahan.

"Jangan ngehindarin gue"

Tak ada suara dari Nani yang ada malah tangan yang ditahan itu terlepas. Nani berjalan ke bangku Gavin tampak berbicara dengannya sebentar lalu mereka keluar kelas bersama.

Dewa memperhatikan dengan jelas kepergian mereka. Apa yang harus ia lakukan setelah ini?.

Otak Dewa tiba tiba memikirkan ucapan Bagas kemarin di Rumah Sakit.

Kedua tangan Dewa mengepal kuat memikirkan itu. "Gue jabanin" desisnya.

Dikantin...

Gavin dan Nani memikih tempat makan yang tidak banyak ditempati tepatnya di barisan bangku kedua dari pojok.

Mereka duduk berhadapan Gavin menatap ragu ke arah Nani. "Lo gapapa kan bos?" Nani mengangkat satu alisnya bingung.

TALLER THAN ME [ bl omegaverse ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang