Di jam 07.13, Jayandra dan Aze berangkat bersama ke sekolah dengan menaiki motor Jay. Di perjalanan tak ada yang berbicara, Jay yang fokus mengendarai sedangkan Aze tengah menikmati susu ultramilk kesukaan nya.Hingga, motor yang mereka tumpangi memasuki area sekolah, sontak para murid langsung heboh, karena ini untuk kedua kalinya, brandalan sekolah yang tak pernah akur kini berangkat bersama, Namun ada juga murid yang senyam-senyum tak jelas saat Jay dan Aze turun dari motor, apalagi saat Jay membantu Aze menuruni motor miliknya.
Beberapa dari mereka juga memfoto peristiwa ini, lalu di upload di akun sosial media dan ada yang hanya di jadikan asumsi pribadi.
Tiga pemuda yang kebetulan sedang lewat di koridor dekat lapangan, merasa penasaran, karena di parkiran banyak orang yang mengerubungi sesuatu.
Lalu ketiga nya berjalan menghampiri seseorang yang mereka kenal sedang di gerubungi oleh murid lain.
"AZE!!" teriak ketiga nya bersamaan, Aze menoleh saat namanya di panggil oleh teman-temannya.
"Lo kok bisa bareng dia lagi?" Tanya pemuda berkulit putih dengan suara lumba-lumbanya.
Aze tak menjawab, ia menarik ketiga teman nya untuk menjauh dari sana, saat mereka sudah di koridor, baru Aze melepas tarikan nya.
"Jawab pertanyaan gua Ze" ujar pemuda bersuara lumba-lumba itu lagi.
Aze menghela nafas, ia sudah bertekad untuk memberi tahu sahabatnya ini tentang perjodohan nya dengan sang rival.
"Nanti gua jelasin, tapi ga di sini" ia berjalan menuju kelas nya, di belakang nya ketiga kunyuk trus mengikuti layaknya anak bebek.
Setelah menaruh tas di bangku nya, ia dan ketiga temannya berjalan menuju kantin. Kantin di pagi hari lumayan sepi, tidak seperti jam istirahat.
Mereka berempat duduk di meja paling pojok kantin, tak lupa memesan makanan dan minuman.
"Cepet jelasin" titah Idan Aganta, pemuda dengan alis tipis itu tengah mengaduk-aduk minuman miliknya.
Aze, menghela nafas, kok tiba-tiba deg-degan gini ya? Duh dia takut banget coy, gimana kalau temen-temen nya ini ga mau temenan lagi sama dia setelah ia jujur?
"Gua sama Jay di jodohin dan Minggu pernikahannya" ujar Aze sembari menaruh sebuah undangan di atas meja.
"APA!!" Teriakan itu berasal dari pemuda yang sedari tadi menikmati nasi goreng buatan ibu kantin, untung kantin sepi, jadi mereka ga bakal jadi bahan perhatian.
"Berisik goblok" sahut Theo Sabiru, cowo dengan suara lumba-lumba nya itu menggeplak kepala Zie Arhava, cowok yang tadi teriak.
"Kok bisa lo di jodohin? Tanya Idan, jangan kalian kira Idan itu kalem, dia itu galak juga cerewet.
"Ntah" ujar Aze, "kalian ga marah kan kalau gua sama Jay itu?" Lanjut Aze, dia takut anjirr, walaupun Aze punya banyak teman nya, tapi tiga solid nya ini udah dia anggap saudara sendiri.
"Ya ga lah, ngapain juga marah" jawab Theo yang di angguki oleh Idan dan Zie.
Jawaban dari Theo tadi membuat Aze menghela nafas lega, dia udah ovt duluan tadi.
Ga lama, bell masuk berbunyi, mereka berempat pergi dari kantin setelah membayar pesanan, masuk ke kelas dan belajar, tapi tidak dengan Aze dan teman-temannya, mereka malah numpang tidur di dalam kelas.
°
°
°Bell istirahat sudah berbunyi, tapi Aze masih berada di dalam kelas, itu membuat ketiga temannya bingung, pasalnya setiap jam istirahat Aze langsung cus kantin ini kok tumben gitu mana di ajak juga ga mau.
Sedangkan Aze sendiri sedang lesehan di belakang kelas, ga tau kenapa dia mager banget gitu, bahkan buat berdiri doang.
"Ze, beneran ga mau ikut?" Tanya Zie, menatap Aze yang keliatan lemes banget. Aze nganguk aja, dia males ngomong juga beteweh.
"Lo sakit, ze?" Tanya Idan, selain cerewet dan galak, Idan itu perhatian.
"Engga, gua ga sakit" jawab Aze lemas, kek ga ada semangat idup.
"Yaudah kita ke kantin dulu ya, lo mau nitip ga?" Ujar Theo, Aze cuman geleng aja, dia lagi ga mau nitip apa-apa.
"Beneran ga mau? gua traktir dah" ujar Theo lagi, Theo ini orang nya royal banget, apa-apa di traktir, kan mereka bertiga jadi enak ya.
"Wih, traktir gua juga doang The" ucap Zie, dia kalau denger kata 'traktir' maju paling depan, soalnya enak banget gitu, kita jajan tapi uang saku tetap utuh.
"Ini mah khusus buat Aze doang, lo mah bayar sendiri aja" jawab Theo, Zie yang nge denger itu otomatis langsung lemah, letih, lesu, loyo.
Alay banget emang
"Udah sana, jangan ganggu gua, gua mau tidur" ujar Aze yang sudah jengah dengan keberadaan tuyul peliharaan nya.
Ketiga nya langsung ngacir keluar kelas, takut-takut Aze ngamuk, pasalnya kalau Aze ngamuk bisa gawat, marah nya Aze melebihi banteng merah yang makan uang, upsi.
Setelah kepergian tiga tuyul peliharaan nya, Aze merebahkan tubuhnya di lantai belakang kelas, adem aja gitu kalau tidur di lantai, padahal mah udah ada kipas angin.
Wkwkwk niat gue mau ampe seribu kata anjirr, tapi w ga tau harus nulis apa lagi, mogok anjing ide nya, tapi maklum sih, gue nulis ni chapter pulang sekolah soalnya, mana hari Rabu.
Kapan-kapan dah seribu katanya, bertahap aja dulu wkwkwkwkw
See you all
KAMU SEDANG MEMBACA
Si tengil play boy
Non-Fictionplay boy tapi tengil? Aze Ardian Mahabrata, cowo dengan ketengilan papan atas yang hobi nya ganti-ganti cewe, harus terlibat kedalam perjodohan konyol dengan sang rival di SMA nya. "Daddy dan bunda mau menjodohkan kamu dengan teman bunda" -Daddy Ab...