Sudah seminggu lebih sejak Jay dan Aze menikah, keduanya sama sekali tidak juga akrab seperti para pasusu/pasutri biasanya.Mereka sering bertengkar bahkan hanya untuk masalah sepele saja. Seperti rebutan remote tv atau pun yang lainnya.
Hari ini, sekolah di liburkan, karena para guru yang mengadakan rapat penentuan anggota osis tahun ini.
Aze tengah rebahan di sofa ruang tamu dengan saluran tv di depannya. Tak lama, dering ponsel nya berbunyi, dengan perasaan malas nya ia menekan ikon berwarna hijau.
"Ze, malam nanti sibuk kaga?" Tanya pemuda di sebrang telfon, Aze tahu betul siapa pemilik suara itu. Idan Aganta, orang yang menelpon nya.
"Kaga, kenapa emang dan?" Jawab Aze, entah sejak kapan dirinya memegang toples berisikan keripik singkong.
"Theo ngajak ke club nanti malam, dia bilang selama lo nikah sama Jay, kita ga pernah minum-minum lagi" benar apa yang di katakan Theo pada Idan tempo hari, mereka tak pernah masuk ke tempat haram itu semenjak Aze menikah.
Padahal mah baru seminggu njing.
"Yok lah, lagi pengen minum gua juga" ujar Aze semangat.
"yaudah, gua matiin telpon nya ya" ujar Idan, Aze mengangguk walau Idan tak dapat melihatnya.
Setelah sambungan telepon mati, Aze langsung meletakkan kembali hp miliknya di atas meja kaca di depan sofa.
Jay terlihat berjalan menuruni tangga, ia sepertinya akan keluar siang ini, terlihat dari pakaian yang di pakainya.
Saat Jay melewati ruang keluarga, Aze hanya cuek, begitu pun sebaliknya. Mereka tengah marahan saat ini, karena semalam Jay pulang larut malam dan membuat Aze harus menunggu di ruang keluarga.
Sebelumnya Jay sudah memberi tahu Aze lewat chat, namun si empunya tak membaca chat darinya. Saat ia pulang, ia langsung mendapatkan Omelan dari Aze.
Aze menyalahkan nya karena tak memberi tahu dirinya, padahal dia nya saja yang tak membuka hp.
"Gua mau kumpul sama teman-teman, sekiranya pulang malam, lo kalau mau makan, makan duluan aja" ujar Jay lalu menghilang dari balik pintu utama.
Aze berseru senang, itu artinya malam nanti ia tak perlu izin pada makhluk tiang yang menyebalkan itu kan?
Tapi, Aze baru menyadari sesuatu, tadi saat Jay melewatinya, ia sempat melihat pemuda itu memakai jaket dengan logo yang sangat familiar di matanya.
Logo dengan harimau putih yang sisinya berupa kobaran api, adalah milik sebuah geng yang terkenal karena kekejaman nya saat bertarung. Triger.
Tidak mungkin kan jika Jay salah satu anggota geng itu?
°
°
°
Seorang pemuda dengan tubuh jangkung nya memasuki sebuah rumah yang terlihat tak berpenghuni jika di lihat dari luar.
Saat memasuki rumah tersebut, banyak orang yang langsung menunduk hormat kepadanya.
"Aciee, yang udah kawinn" goda salah satu pemuda di sana, dengan senyuman yang terpatri di wajahnya, hingga memperlihatkan lesung pipi nya.
Jayandra, tak mengindahkan godaan salah satu anggotanya, ia lebih memilih mendudukkan dirinya di single sofa yang ada di sana.
"Here." Ujarnya dengan nada dingin. Seluruh anggota inti langsung mendudukkan dirinya di sofa yang sudah di tata rapih mengitari meja kaca di tengahnya.
"Apa yang mau di bicarakan?" Tanya Jay, tangan nya terulur mengambil kaleng soda yang sudah di siapkan di atas meja.
"Darkliev, ngajak balapan lagi" ujar satu dari 24 orang yang duduk di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si tengil play boy
Non-Fictionplay boy tapi tengil? Aze Ardian Mahabrata, cowo dengan ketengilan papan atas yang hobi nya ganti-ganti cewe, harus terlibat kedalam perjodohan konyol dengan sang rival di SMA nya. "Daddy dan bunda mau menjodohkan kamu dengan teman bunda" -Daddy Ab...