Ilara membuka matanya perlahan, dan dirinya sudah berada di sebuah ruangan yang minim pencahayaan, tempat ini seperti sebuah tempat yang sudah tidak terpakai cukup lama. Ah dimana sebenarnya ini? Kenapa dirinya di ikat seperti ini? Ah dia baru saja ingat jika malam tadi ada tiga orang yang menjebaknya. Lara mencari ponselnya untuk menghubungi luka, namun tidak ketemu. Ia melihat sekeliling, ternyata ponsel itu ada di meja yang terletak di sudut ruangan tersebut. Ah bagaimana ia bisa meraihnya dengan kondisi tubuhnya yang terikat seperti ini?. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam ruangan tersebut.
"Selamat pagi Ilara, bagaimana? Apakah tidurmu nyenyak?" Tanya seorang laki-laki itu, ilara tidak tahu pasti siapa dia, karena laki-laki itu bertopeng.
"Siapa kamu? Tolong lepasin aku!"
"Aku sudah bersusah payah membawamu kesini, rasanya tidak mungkin jika aku membiarkan kamu pergi begitu saja"
"Apa sebenarnya yang kamu mau dari aku?! Aku bahkan tidak mengenalmu!"
"Apa kamu yakin kamu tidak mengenalku? Apa perlu aku membuka topengku terlebih dahulu agar kamu mengenali aku hm? Baiklah aku akan menunjukkan diriku padamu" lelaki itu perlahan membuka topengnya. Lalu berkata.
"Bagaimana? Apa kamu masih tidak mengenaliku?"
Lara terkejut bukan main melihat seorang laki-laki yang berdiri di depannya, dia adalah laki-laki yang sangat dia kenali. Laki-lai yang sangat dekat dengannya bahkan mereka pernah saling mencintai. Kenapa? Kenapa harus dia?.
"Tidak usah terkejut seperti itu Lara, Ingat pesanku ini, jangan percaya kepada siapapun! Apalagi kamu saja belum bisa percaya pada diri kamu sendiri"
"K-kenapa kamu lakuin ini? Kenapa kamu pergi waktu itu? Kenapa kamu baru saja datang sekarang kenapa?"
"Harusnya kamu menanyakan pertanyaan keduamu itu pada ayahmu"
"Dan hari ini kamu akan membayar apa yang sudah ayahmu lakukan pada keluargaku"
"K-kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi waktu itu ga! Apa yang sebenarnya terjadi!!! Tolong beri tahu aku dulu raga! Tolong ceritakan dulu semuanya! Aku tidak tahu apa-apa Raga, aku tidak tau!"
Flashback on
Lara dan raga baru saja pulang usai dari taman, raga mengantarkan lara ke rumahnya.
"Masuk gih, aku langsung pulang ya"
"Iya, hati-hati raganya lara"
"Iya, jangan lupa senyum laranya raga"
"Ini udah senyum" ucap Lara sambil memamerkan senyumannya.
"Aduh bisa diabetes nih kalo kelamaan liatin senyuman kamu"
"Ih raga! Udah ah, aku masuk dulu ya"
"Iya Lara"
Raga yang melihat lara sudah memasuki rumah lun memutuskan untuk pulang. Namun belum sempat dirinya pergi, Baskara datang dari balik balik pintu dan langsung memghajarnya.
"Dasar bajingan!! Ternyata ayah kamu yang sudah memperkosa istri saya hah! Ternyata selama ini istri saya malah menikahi orang yang sudah memperkosanya?!"
"Sekarang saya tahu! Ini hanya akal-akalan dia saja untuk menutupi perselingkuhannya"
"O-om aku bisa jelasin semuanya om tolong dengerin aku dulu"
"Halah kamu itu bajingan sama seperti ayah kamu!"
"Dan sekarang? Berani-beraninya kamu mendekati putri saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LARA : what is happiness?
Teen Fictiontentang luka seorang lara yang sedang mencari bahagia. Dan tentang seorang luka yang mencoba memberi kebahagiaan kepada lara. Apakah Luka akan berhasil menjadi bahagianya Lara? Atau malah justru dia akan menambah Luka Lara? Jangan berhenti sampai d...