Sepulang sekolah, Lara berdiri di halte bus depan sekolahnya. Ia sedang mencari transportasi umum untuk pulang. Namun, sudah lebih dari 1 jam menunggu, tak kunjung ada angkutan yang lewat. Ia pun membuka ponselnya untuk memesan taksi online, tapi pergerakan tangannya berhenti karena tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di depannya.
"Belum dijemput?" Tanya pengendara mobil tersebut.
Lara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Masuk, bareng gue aja"
"Ga usah, aku pesen taksi online aja"
"Sayang..."
Lara kaget dengan perkataan lelaki itu, ia nampak bingung sekarang.
"Sayang ongkosnya, mending buat ditabung, daripada buat bayar taksi"
Oke, saat ini Lara benar-benar malu, ia kira lelaki itu sedang menggodanya, namun nihil. Dia terlalu cepat menyimpulkan.
"Kita ga searah, aku gamau ngerepotin kamu"
"Ga repot, udah ayo naik"
"E-eh? Emang kamu tau rumah aku?"
"engga, tapi Lo bakal ngasih tau gue nanti. Udah cepet masuk aja, keburu sore"
"I-iya, maaf ya ngerepotin"
"Hm" lelaki itu hanya menjawab dengan berdehem
sepasang mata memperhatikan mereka berdua dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
___•••___
Sepanjang perjalanan menuju rumah lara, tidak ada satupun kalimat yang keluar dari bibir mereka berdua. Sampai akhirnya Luka memulai percakapannya dengan Lara.
"Lo belum jawab pertanyaan gue dikelas tadi, jadi Lo bisa jawab sekarang."
Namun Lara hanya melamun sambil menatap nanar jalanan yang mereka lewati. Merasa tak kunjung mendapatkan jawaban Luka pun memanggilnya lagi, untuk menyadarkan Lara.
"Ra?..."
"Ilara Dwipa!!!" Panggilnya sedikit meninggikan nada bicaranya yang membuat Lara terkejut dari lamunannya.
"E-eh maaf, apa tadi?"
"Gajadi udah ketelen"
"Maaf"
"Kesalahan Lo apa?"
"H-ah maksudnya?"
"Hh... Lain kali ga usah minta maaf kalo Lo ga salah"
"E-eh? I-iya"
Lara sebenarnya masih bingung, apa sebenarnya yang ingin Luka tanyakan tadi? Namun biarlah paling juga pertanyaan tidak penting.
"Luka? Kenapa kamu mau nganterin aku?"
"kenapa ya, em anggep aja ini buat nebus kesalahan gue tadi pagi"
"Lo ada hubungan sama yesaa?"
"E-eh i-itu, kak yesaa itu kakaku"
"Oh gitu? Tapi gue ga pernah liat Lo sama Yessa barengan. Kaya bukan sodara gitu. dan bukannya yessa itu putri tunggal sandyakala?"
"em gitu ya?" ucap lara dalam hati.
"udah sampe"
"E-eh iya, makasih banyak ya ka, maaf ngerepotin kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LARA : what is happiness?
Genç Kurgutentang luka seorang lara yang sedang mencari bahagia. Dan tentang seorang luka yang mencoba memberi kebahagiaan kepada lara. Apakah Luka akan berhasil menjadi bahagianya Lara? Atau malah justru dia akan menambah Luka Lara? Jangan berhenti sampai d...