"mau apa Lo kesini"
"Bukan urusan Lo"
"Selama itu menyangkut tentang Lara, itu berarti masih urusan gue"
"Andai kata Lo nurutin perintah gue waktu itu, gue ga akan ngelakuin ini ga"
"Please stop ganggu hidup lara, dia udah cukup menderita dari kecil, jangan tambah penderitaan dia lagi"
"Justru itu, gue pengen dia mati, seenggaknya ADEK LO itu ga menderita lagi kan?"
"Sumpah gue ga habis pikir sama jalan pikiran Lo, Lo manusia bukan si? Dimana hati nurani Lo?!"
"As you can see, Hati gue bukan untuk ngasihanin orang"
"Lo tu Gila tau ga!"
" Ya, I'm crazy, and that's because of your sister! Dan sebentar lagi kayanya Lo juga bakal ikutan gila gara-gara ADIK LO itu raga"
"JAGA UCAPAN LO BANGSAT!!!"
"Oops! Sorry, sayang banget ya sama adek Lo itu? Kalo Lo sayang sama dia, jangan lupa kasih ini ke dia, bye!" Orang itu memberikan sebuah kotak yang dirinya bawa kepada raga, dan perlahan orang itu pergi menjauh meninggalkan tempat tersebut. Raga tidak peduli dengan orang itu, saat ini dirinya tengah melamun memandangi sebuah kotak yang orang itu berikan tadi. Sampai pada akhirnya sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Itu orangnya ra! Ayo samperin"
"Woy berhenti disitu Lo!!"
Luka dan lara pun berlari menghampiri orang yang membawa kotak tersebut.
"R-raga? Jadi Lo?!"
"K-ka? R-ra? Kok kalian..."
"Maksud Lo apa hah? Lo bilang Lo mau ikut ngelindungin Lara, tapi kenyataannya apa? Ternyata malah Lo dalang dibalik kejadian akhir-akhir ini?"
"K-ka gue bisa jelasin, bukan gue, tadi gue kesini juga karena nyamperin orang itu"
"Terus kenapa kotak itu bisa ada di kamu ga?"
"R-ra, tadi sebelum dia pergi dia ninggalin kotak ini, aku juga ga tau isinya apa ra"
"Kamu ga bohong kan?"
"Aku beneran ga bohong Ra, percaya sama aku"
"Kalo gitu kasih tau gue sama Lara siapa orang tadi?"
"I-itu, g-gue juga ga tau, dia kabur dan ninggalin kotak ini"
"Alesan lo anjing!"
Bugh
Bugh
Bugh
BughLuka mendaratkan pukulannya pada perut, pipi, dan rahang raga raga beruntun, hingga sang empu meringis kesakitan dan tersungkur ke tanah.
"Awshh..."
"Luka udah, jangan pake emosi bisa kan?"
"Ga bisa Ra! Gue yakin dia bukan orang baik"
"Emang kamu punya bukti kalo kak raga itu pelakunya?"
"Dia yang nyulik kamu! Dia ada dendam sama kamu! Sekarang dia ada di sini dan bawa kotak itu ra!"
"Tapi bukan berarti kak raga pelakunya kan?"
"Ra! Buka mata Lo!!! Dia raga! Dalangnya itu kakak Lo sendiri!"
"Luka! Cukup! Cukup! Kita cari tau lagi bareng, bukti yang kamu punya belum cukup kuat buat buktiin kalo kak raga pelakunya"
"Kurang bukti apa lagi sih ra!? Udah jelas-jelas dia!"
"R-ra, u-udah Ra, aku gapapa kok"
"Kak, kita obatin luka kakak dulu ya?"
"Ga usah Ra, aku oke kok, kamu pergi aja sama luka, biar ku yang urus semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LARA : what is happiness?
Teen Fictiontentang luka seorang lara yang sedang mencari bahagia. Dan tentang seorang luka yang mencoba memberi kebahagiaan kepada lara. Apakah Luka akan berhasil menjadi bahagianya Lara? Atau malah justru dia akan menambah Luka Lara? Jangan berhenti sampai d...