06

1 1 0
                                    

Sesuai persetujuan tadi di kantin, pulang sekolah akan menjenguk Joy. AR3,Bryan dan Lea sudah berada di depan rumah Joy. Faresh memarkirkan mobilnya di depan rumah Tantenya karena parkirannya luas dan tidak menghalangi jalan.

"Ayo masuk". Bryan yang memimpin jalan yang diikuti langsung oleh Lea.

"Lo kek yang punya rumahnya aja deh". Saut Ditto.

Bryan cengengesan. "Gue sama Joy udah deket dari kecil,udah anggap keluarga juga,jadi santai aja kalo mau kesini".

Mereka di persilahkan duduk di ruang tamu oleh Bi Ami,Joy di jaga oleh Bi Ami saja karena Ardi harus ke kantor sebentar untuk membereskan kerjanya yang tidak bisa di tinggal.

"Joy gimana sekarang?". Tanya Lea.

"Demamnya naik turun Neng Lea". Jawab Bi Ami.

"Kita boleh liat Joy gak Bi?". Tanya Faresh.

"Boleh boleh,mari Bibi antar ke kamar Neng Joy". Bi Ami di perbolehkan oleh Ardi jikalau teman-temannya Joy datang untuk melihatnya di kamar.

Kamar bernuansa warna pastel merupakan kali pertama AR3 mengunjunginya tidak seperti Bryan dan Lea yang sering nongkrong di kamar dan balkon kamar Joy.

Joy tertidur dengan infusan yang terpasang di punggung tangan kirinya. Joy paling tidak suka dengan bau obat-obatan yang berada di rumah sakit,sehingga Ia sering berobat jalan dan Ardi memanggilkan dokter ke rumah.

"Cepat sembuh ya Joy,Gue gak tega deh liat Lo kayak gini". Lea yang duduk di pinggir kasur Joy sambil mengelus rambut Joy.

"Ehh lagi banyak orang yah?". Ardi yang memasuki kamar Joy setelah dari kantor.

"Papanya Joy". Bisik Bryan kepada Ditto dan Faresh.

Sehingga mereka langsung menghampiri Ardi dan mencium punggung tangan Ardi secara bergantian.

"Maaf ya om kalo ramean kesini nya". Ucap Ditto.

"Gapapa gapapa,Lea tolong bangunin Joy yah".

"Gak deh Om kasian". Lea yang tidak tegaan.

"Iya Om kasian". Saut Faresh.

"Gapapa,bangunin aja. Ini waktunya minum obat,kalo telat bisa-bisa demamnya naik lagi". Akhirnya Lea pun mengguncang pundak Joy perlahan.

Perlahan Joy membuka matanya. "Duh kok indah banget,kayak Arzetta gitu gantengnya". Joy yang masih setengah sadar sambil menatap Arzetta yang berada di hadapannya.

"Hurrfff". Semua orang menahan tawa.

"Mimpi gue indah banget dah,mana ada Arzetta nya. Dosa gak yah minta mimpi saat ini jadi kenyataan?". Ucap Joy kepada dirinya sendiri yang masih belum sepenuhnya sadar.

"Iya ini Gue, Arzetta". Akhirnya Arzetta buka suara.

Joy terkejut bukan main, sehingga posisinya kali ini sudah duduk bersandar. Menatap tidak percaya Arzetta yang berada di kamarnya.

"Please yah Arzetta maklumi Gue kali ini,Gue lagi sakit. Lo datang kesini mau ngasih hukuman karena tadi pagi gak ikut kumpulan OSIS kan?". Semua orang yang berada di kamar Joy tertawa.

Sekejam itukah Arzetta sehingga saat menjenguk pun disangka akan memberi hukuman karena tidak ikut kumpulan OSIS pagi.

"Gue gak sejahat itu". Arzetta menatap datar wajah Joy.

"Ouh berarti lu datang ke rumah gue karena lo sangat khawatir kan gue gak sekolah karena sakit". Joy yang tiba-tiba menjadi ceria lagi.

"Gak sih,gue kesini karena gue nebeng ke mobil Faresh. Mau gak mau harus ikut dulu kesini". Ucap Arzetta yang sangat dingin.

SELEBGRAM & KETOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang