ーDebaran [2]ー
"Kenapa tidak dijawab?" Iqbaal makin mendekat, (namakamu)
bergeming, "kenapa kau menanyakan tentang kacamata ini?
Apa kau punya pikiran sama dengan gadis-gadis itu yang
mengataiku kolot?"
(namakamu) menggeleng, tenggorokan (namakamu) tercekat
saat tatapan mata Iqbaal berubah tajam.
"Lalu kenapa?" Iqbaal meletakan kedua tangannya, masing-
masing di samping tubuh (namakamu) yang bersandar di
counter dapur.
(namakamu) menarik kepalanya ke belakang saat Iqbaal
menudingkan wajahnya lebih dekat. Posisi seperti ini sangat
tidak menguntungkan bagi (namakamu), pasti wajahnya
sudah merah. Sebenarnya mau apa sih dia?astaga, ayolah.
Kau baru mengenalnya sehari. Jangan melakukan yang tidak-
tidak. Seketika pikiran (namakamu) dan readers mulai
melantur kemana-mana.
"Kenapa (namakamu)?" suara Iqbaal berubah menjadi sedikit
berat. Meski debaran jantung (namakamu) tidak bisa diajak
kompromi, ia memberanikan diri untuk membalas tatapan
Iqbaal.
(namakamu) tidak menjawab pertanyaan Iqbaal. Ia
menegakkan tubuhnya sehingga wajahnya sejajar dengan
wajah Iqbaal ーkarena Iqbaal sedikit menunduk. Kali ini
(namakamu) memberanikan diri membalas tatapan Iqbaal.
"Ak... aku," (namakamu) menarik napas dalam-dalam
sebelum melanjutkan, "aku hanya berpikir kalau kau
menggunakan kacamata itu untuk menyamar. Tetapi kau tidak
sepenuhnya berhasil menyembunyikan itu karena–"
"Pancakenya hampir dingin," potong Iqbaal cepat, ia sudah
melepaskan (namakamu) dari kungkungannya.
(namakamu) menghembuskan napas kecewa. Ia merasa
kehilangan, berada sangat dekat dengan Iqbaal membuat
perasaannya campur aduk. Meski tak baik untuk jantungnya
karena berdetak lebih cepat, namun ia menyukainya.
Iqbaal meletakan beberapa potong pancake ke piring yang
ukurannya lebih kecil, lalu menyiramkan sirup maple ke
atasnya. Ia kembali menghampiri (namakamu) yang diam tak
bergerak di posisi semula, dia masih menunggu Iqbaal
mengeluarkan sepatah atau dua patah kata.
"Ini," Iqbaal meletakan sepiring pancake di atas caunter dapur
dekat (namakamu). Ia menarik kursi lalu duduk di samping
(namakamu) dan makan dalam diam.