part 3

360 29 0
                                    

ーDebaran [2]ー

"Kenapa tidak dijawab?" Iqbaal makin mendekat, (namakamu)

bergeming, "kenapa kau menanyakan tentang kacamata ini?

Apa kau punya pikiran sama dengan gadis-gadis itu yang

mengataiku kolot?"

(namakamu) menggeleng, tenggorokan (namakamu) tercekat

saat tatapan mata Iqbaal berubah tajam.

"Lalu kenapa?" Iqbaal meletakan kedua tangannya, masing-

masing di samping tubuh (namakamu) yang bersandar di

counter dapur.

(namakamu) menarik kepalanya ke belakang saat Iqbaal

menudingkan wajahnya lebih dekat. Posisi seperti ini sangat

tidak menguntungkan bagi (namakamu), pasti wajahnya

sudah merah. Sebenarnya mau apa sih dia?astaga, ayolah.

Kau baru mengenalnya sehari. Jangan melakukan yang tidak-

tidak. Seketika pikiran (namakamu) dan readers mulai

melantur kemana-mana.

"Kenapa (namakamu)?" suara Iqbaal berubah menjadi sedikit

berat. Meski debaran jantung (namakamu) tidak bisa diajak

kompromi, ia memberanikan diri untuk membalas tatapan

Iqbaal.

(namakamu) tidak menjawab pertanyaan Iqbaal. Ia

menegakkan tubuhnya sehingga wajahnya sejajar dengan

wajah Iqbaal ーkarena Iqbaal sedikit menunduk. Kali ini

(namakamu) memberanikan diri membalas tatapan Iqbaal.

"Ak... aku," (namakamu) menarik napas dalam-dalam

sebelum melanjutkan, "aku hanya berpikir kalau kau

menggunakan kacamata itu untuk menyamar. Tetapi kau tidak

sepenuhnya berhasil menyembunyikan itu karena–"

"Pancakenya hampir dingin," potong Iqbaal cepat, ia sudah

melepaskan (namakamu) dari kungkungannya.

(namakamu) menghembuskan napas kecewa. Ia merasa

kehilangan, berada sangat dekat dengan Iqbaal membuat

perasaannya campur aduk. Meski tak baik untuk jantungnya

karena berdetak lebih cepat, namun ia menyukainya.

Iqbaal meletakan beberapa potong pancake ke piring yang

ukurannya lebih kecil, lalu menyiramkan sirup maple ke

atasnya. Ia kembali menghampiri (namakamu) yang diam tak

bergerak di posisi semula, dia masih menunggu Iqbaal

mengeluarkan sepatah atau dua patah kata.

"Ini," Iqbaal meletakan sepiring pancake di atas caunter dapur

dekat (namakamu). Ia menarik kursi lalu duduk di samping

(namakamu) dan makan dalam diam.

counting starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang