part 13

331 24 0
                                    

****

"Apa?" Iqbaal dan Salsha sedikit memperlambat langkah

mereka agar pembicaraan mereka tidak terdengar oleh Frodo

dan Kiki.

"Apa yang kau dan gadis itu lakukan sebelum aku dan Kiki

datang?"

"Maksudmu?"

Nanar menyelimuti mata Salsha saat menatap Iqbaal, "Apa

kau masih mencintaiku?" Iqbaal gelagapan, dia mengalihkan

matanya lurus ke depan, sambil mengayunkan kakinya ia

menjawab.

"Ten... tentu saja. Ada apa denganmu? Kenapa bertanya

seperti itu?" Iqbaal masih belum berani menatap Salsha.

Salsha menggeleng, dia menyamakan langkahnya dengan

Iqbaal. "Aku mempercayaimu, ku titipkan semua cinta yang ku

punya padamu. Kuharap kau juga melakukan yang sama." dan

tiba-tiba saja Iqbaal merasakan tenggorokannya tercekat.

**

Ini tentang mimpiku. Mimpi yang membuatku menjerit di

tengah malam. Mimpi yang meninggalkan lubang menganga

di dadaku, membuat ruang hampa tempat yang pernah ku

miliki (atau belum sempat ku miliki) dulu ada. Entah nyata

atau tidak, tapi rasa sakit ini membuat ku merasa benar-

benar pernah mengalami semuanya.

**

"Aaaa!" (namakamu) menjerit dalam tidurnya, ia meremas

dadanya sendiri melampiaskan rasa sesak yang belakangan ini

entah kenapa selalu hadir di mimpinya.

"(namakamu), sayang! Apa yang terjadi?" (namakamu)

terbangun dengan napas memburu, wajah panik Merry

langsung menyapa (namakamu). Ia mendekapnya hangat

membuat (namakamu) sedikit tenang.

(namakamu) balas memeluk ibunya, "Mom," (namakamu)

mendesis pelan, adrenalin masih berpacu dalam aliran

daramnya.

"Mimpi buruk lagi?" Merry mendesah, diusapnya keringat

sebesar biji jagung yang mengucur dari pelipisnya.

(namakamu) mengangguk dalam dekapan Merry.

Laki-laki bermata biru terang itu kembali muncul,

membuatnya merasa melambung kemudian terhempas ketika

(namakamu) mencoba meraihnya, laki-laki bermata biru

terang itu berubah menjadi kumpulan asap hitam yang

langsung menghilang karena tiupan angin.

(namakamu) tidak mengingat dengan betul seperti apa

rupanya. Semuanya buram. Wajah-wajah dalam mimpinya

hanya seperti klise-klise hitam putih yang sedikit samar.

counting starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang