part 7

325 27 0
                                    

ーoOoー

"Bantu aku kembali ke middle-earth, dunia Elves, kaum Elf.

Hanya kau satu-satunya harapanku," Iqbaal menatap sendu

(namakamu).

Hati kecil (namakamu) mengatakan untuk menolong laki-laki

ini. Tetapi (namakamu) takut, ia takut Iqbaal akan kehilangan

Iqbaal.

'(namakamu) sadar! Kau bukan siapa-siapa Iqbaal. Kau hanya

temannya, tak lebih dari itu.'

'Tapi tadi dia menciumku? Apa itu bisa disebut hanya teman?'

(namakamu) merasa seperti ada sosok baik dan jahat

berdebat dalam pikirannya. Di satu sisi (namakamu) mau

membantu Iqbaal, tapi di sisi lain ia tidak ingin kehilangan

Iqbaal.

"Bagaimana jika aku tidak mau membantumu?" Iqbaal

menatap (namakamu) dengan wajah terkejut. Apa Iqbaal

salah dengar? Seperti tidak jika melihat wajah (namakamu)

yang menunjukan ekspresi datar.

"Kenapa kau tidak mau membantuku? Bukankah... kita

teman?" ucap Iqbaal, ada nada ragu dalam perkataannya. Ia

tak tahu harus mengatakan apa. Ini diluar dugaan Iqbaal.

Iqbaal pikir (namakamu) akan langsung mau membantunya.

(namakamu) mengalihkan pandangan ke bawah. Menikmati

keindahan pusat kota di malam hari. Lampu-lampu yang

gemerlap dan hingar-bingar kehidupan malam.

"Aku mau pulang, di sini dingin," (namakamu) mengalihkan

pembicaraan, jari-jarinya mencengkeram pagar pembatas

rooftop. Tubuhnya sudah menggigil kedinginan, yang ada di

dalam pikirannya adalah kasur yang empuk, selimut tebal, dan

penghangat ruangan. Pasti menyenangkan bisa tidur.

(namakamu) bisa merasakan helaan napas kasar di

belakangnya. Angin malam berhembus semakin kencang,

membuat rambut panjang (namakamu) yang tergerai

berterbangan. Detik berikutnya, (namakamu) bisa merasakan

kehangatan menyusup padanya saat Iqbaal memeluknya dari

belakang. Kepala Iqbaal disandarkan di bahu (namakamu).

Sejenak (namakamu) menahan napas. Jantungnya berdetak

liar, perasaannya campur aduk. Jika sikap Iqbaal seperti ini

terus, bisa-bisa (namakamu) jatuh cinta padanya.

"Kau benar-benar kedinginan ya? Padahal aku masih ingin

disini beberapa saat," suara Iqbaal terdengar tepat di telinga

(namakamu). (namakamu) menarik napas dalam-dalam,

memberi pasokan udara untuk paru-parunya yang menciut.

counting starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang