part 11

303 26 0
                                    

(namakamu) berdiri setengah membungkuk dengan kedua

tangan bertopang pada lutut. "Bisakah kita beristirahat

sebentar, aku sangat lelah," kata (namakamu) dengan napas

terengah.

Iqbaal menghentikan langkahnya, "Kau ini pasti tidak suka

berolahraga. Kita baru berjalan beberapa km kau sudah minta

istirahat?" cibir Iqbaal, senyuman miring yang tersungging di

wajah Iqbaal membuat (namakamu) kesal setengah mati.

"Terserah apa katamu," (namakamu) menjatuhkan tubuhnya

ke akar pohon besar di dekatnya, kakinya ia selonjorkan untuk

melemaskan otot-ototnya yang menegang.

"Bisa kah kau berjalan beberapa meter lagi? Di depan sana

ada sungai, akan jauh lebih nyaman jika kita beristirahat di

sana."

"Tidak bisa. Aku lelah, aku tidak suka berolahraga dan tak

terbiasa terjalan sejauh ini. Kaki-kakiku rasanya sangat pegal,

aku ingin pulang," (namakamu) merasakan ada dorongan

untuk menangis namun sebisa mungkin ia menahannya.

Iqbaal memutar bola matanya jengah, "Frodo."

'Hup'

Iqbaal melemparkan busur dan tempat beserta anak panahnya

pada Frodo. Dengan sigap Frodo menangkapnya tanpa

kesusahan sedikitpun.

"Naiklah," Iqbaal berjongkok di depan (namakamu),

(namakamu) masih bergeming, "katamu kau tidak kuat lagi

berjalan, aku akan menggendongmu. Cepat naik!"

(namakamu) menurut, kedua lengannya memeluk leher Iqbaal

erat. Kepala ia tenggelamkan di punggung Iqbaal, "Hah,"

Iqbaal menghela napas kemudian mengayunkan kakinya,

melompat melewati pohon tumbang dan jalan setapak yang

terjal.

Suara gemericik air mulai terdengar, (namakamu) mengangkat

kepalanya. Ia mengintip dari balik bahu Iqbaal, di depan

mereka sebuah sungai mengalir. Airnya terlihat begitu segar

dan jernih. Di dalam air ikan-ikan berenang melawan arus.

"Aku tidak keberatan jika kau mau terus berada dalam

gendonganku," (namakamu) memukul bahu Iqbaal, ia merosot

turun setelah mendengar cibiran Iqbaal.

(namakamu) melemparkan ranselnya ke bawah pohon ek yang

tumbuh di tepi sungai. Celananya ia gulung, setelah melepas

sepatu dan kaus kaki yang ia kenakan. Ia memasukan kakinya

ke dalam sungai sambil duduk di atas batu sungai.

Iqbaal melepas jubah dan pakaian atasnya. Bunyi 'byur' yang

counting starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang