36.

91 7 0
                                    

Hari semakin malam dan larut, jam sudah menunjukkan pukul satu malam, para wanita itu masih setia berada di rumah sakit di dalam ruang kerja rose.

Setelah menceritakan semua kejadian yang mereka tau kepada rose, saat itulah rose selalu merasakan cemas dan ketakutan yang besar dalam dirinya, tidak pernah sekalipun terbesit dalam pikirannya kalo kehidupan mereka beberapa tahun yang lalu akan kembali lagi.

Tentu, kejadian lorvernue saja sudah berhasil membuat degup jantungnya berdetak cepat apalagi hal ini yang melebihi kekuatan lorvenue.

"Kak rose"

Rose yang sedang melamun di meja kerjanya menoleh saat tamara terbangun dari tidurnya di sofa.

"Kamu bangun ta? Kenapa? Kamu haus?"

Tamara menggeleng. "Tidak, hanya saja tiba-tiba aku jadi tidak bisa tidur"

"Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Perasaanku tiba-tiba saja tidak enak kak"

Mendengar hal itu rose beranjak dari duduknya dan berjalan ke sofa lalu duduk di samping tamara.

"Ada apa? Ceritakan padaku apa yang sudah mengganggu pikiran kamu?"

"Entahlah, mungkin hanya firasat aku saja, anehnya kenapa aku takut terjadi sesuatu di sini"

"Tamara, mungkin hanya firasat biasa, tidak apa-apa, tidak akan terjadi sesuatu kok, percaya sama aku ya"

"Mungkin saja" ucap tamara mengangguk pelan. Rose mengusap punggung tamara agar jauh lebih tenang.

"Sebenarnya bukan hanya kamu yang memiliki firasat tidak enak, tapi aku juga tamara" batin rose.

•••••

Di lain tempat, markas black Moonlight, Alatas duduk di kursi kebesarannya memegang secangkir gelas berisikan wine, dengan meneguk sedikit dan menelannya, Alatas tersenyum devil saat melihat layar cctv yang ia sadap dari internet.

Setengah kota sudah terkena virus buatannya dan dia begitu senang dengan rencana yang sudah sangat lama ia siapkan.

"Sebentar lagi aku akan membuat kota di penuhi zombie yang akan menyerang mafia-mafia bodoh itu, lihatlah kim taehyung, aku akan membalaskan dendamku padamu"

"Setelah bertahun-tahun lamanya aku menahan emosi karena gadis itu yang masih tidak bisa melupakan kamu, sampai akhirnya aku membunuhnya tepat di usia lima tahun hubungan kami, kau tau? Rasa sakit hati yang aku rasakan harus segera kamu rasakan juga, taehyung!"

Kembali meneguk segelas wine, tidak lama kemudian suara pintu di ketuk terdengar, pria itu menoleh kearah pintu terbuka dan menatap yeonjun yang datang.

"Ada apa yeonjun-ssi?" Meletakkan gelas itu di meja.

"Tuan Alatas, sepertinya saya tidak bisa lagi masuk ke dalam markas mereka"

"Kau sudah seratus persen di curigai oleh mereka?"

"Benar, sepertinya mereka memang sudah mengetahui semuanya, ketiga anggota mereka juga sudah terinfeksi tuan, dan kemungkinan besar mereka mencurigai saya karena teh hangat yang saat itu saya buatkan untuk mereka"

"Terlebih sepertinya mereka sedang mencari keberadaan saya" sambung yeonjun.

"Ck, sudah kuduga kalo mereka akan secepat itu mengetahuinya, tapi tidak apa-apa, aku sudah merasakan akhir dari cerita ini. Jadi biarkan saja"

"Tapi tuan, bagaimana dengan rencana terakhir anda?"

"Rencana akhir?" Mengetuk meja dengan kelima kuku jarinya. "Benar, rencana terakhir ku adalah menyerang mereka semua, dengan begitu aku akan segera mendapatkan posisi tertinggi sebagai pemimpin mafia"

Mafia 2 : Night Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang