CHAPTER 8 - RIN DAN PERILAKU TAK MENYENANGKANNYA

678 88 21
                                    

"RIN DAN PERILAKU TAK MENYENANGKANNYA"

°•°•°•°

"Whaa~ Bagus sih rumahnya..." Isagi bergumam pelan. Di hadapan bangunan bernuansa jadul itu, ketiga temannya juga berdiri sejajar. Mereka memandang tembok yang menjulang tinggi hingga datang satu sensasi yang membuat semuanya menelan ludah.

"Angker dikit, sisanya angker banget." Bisik Bachira. Ia menyilangkan lengan, mengusap pundaknya naik turun akibat rasa ngeri.

Lain hal dengan Rin. Kepalanya lurus kedepan, tapi pupilnya bergulir melirik seseorang yang akan menghuni bangunan di hadapannya. Terekam Chigiri yang amat tenangnya memandang tempat yang mulai saat itu akan menjadi tujuannya untuk pulang. Seperti sudah ada kemantapan hati begitu melihat wujud rumah yang dibeli oleh orangtua tanpa persetujuannya.

Naluri yang peka membawa mata milik Rin, Isagi, dan Bachira pada salah satu jendela yang letaknya ada di ruangan paling atas, atau lebih cocok disebut dengan atap. Mereka begitu yakin kalau baru saja merasakan ancaman yang berasal dari tempat itu. Tapi bukan tertuju pada mereka, malainkan pada Chigiri.

"Jangan di gubris, Ibu mulai ngeliatin kita." Chigiri akhirnya berlalu dan mulai memasuki rumah sambil membawa barang-barang. Ia bersikap seolah dirinya tak melihat dan merasakan hawa keberadaan dari para makhluk itu.

Pikir Chigiri, rumah yang dipilih oleh orangtuanya kali ini terlalu besar apabila hanya dihuni oleh tiga orang. Tapi kurang lebih Chigiri juga sudah paham apa alasannya.

Setelah jauh dari ketiga temannya, Chigiri akan bersekolah di tempat baru. Tentunya di tahap kali ini orangtuanya akan lebih membatasi Chigiri dalam berteman. Mereka sengaja memilih rumah yang luas, agar Chigiri bisa melakukan banyak hal di dalam rumah itu.

Orangtuanya pasti ingin, agar Chigiri menghabiskan lebih banyak waktunya dirumah. Sendirian, seperti mengisolasi dirinya sendiri.

"Kamar Hyoma dimana?" Chigiri menghampiri Ibunya yang sudah bersiap di hadapan rak dan laci di dapur. Sepasang tangannya seolah sudah tak sabar menyusun perabotannya di sana.

"Lantai dua... Hyo bebas mau pakai kamar yang manapun." Jawab Ibu dengan telunjuknya yang di acungkan ke atas.

Melihat Chigiri yang menuju ke lantai atas seorang diri, Bachira yang semula sibuk mengangkat dus kemudian meletakannya bersama tumpukan dus yang lain. Ia berlari kecil namun menggunakan langkah ringan supaya tak menimbulkan kebisingan.

Bachira mengekori Chigiri. Sebelumnya ia sempat menoleh, memastikan Rin dan Isagi yang rupanya masih membantu Ayah Chigiri bersama dengan petugas pindah rumah.

Begitu menginjakkan kaki di lantai atas, Bachira tak sengaja menabrak punggung Chigiri yang entah mengapa malah berhenti berjalan.

"Aduh Chi--" Belum sempat selesai mengeluh, Bachira malah terdiam. Kala itu, ia dan Chigiri melihat lurus ke depan.

Ada sesuatu di sudut ruangan yang pada saat itu masih gelap karena lampunya belum dinyalakan. Itu adalah salah satu sambutan yang sama sekali tidak di harap-harapkan oleh Chigiri.

Semakin di tatap, rupa sosok di ujung sana semakin terlihat nyata. Sosok itu juga tampak tidak senang karena terus di pandang. Rupanya menjadi kian menyeramkan, seringai yang lebar memampangkan gigi-gigi dengan bercak merah yang kotor itu.

"Pergi..." Bachira bergeming membuat Chigiri segera menoleh padanya.

"Jangan Ra... Jangan di gubris..." Chigiri meminta Bachira untuk berhenti. Sosok di depan sana kini terlihat marah pada mereka.

Angel's like you - Blue lock X Haikyuu [ REVISI - UP ULANG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang