CHAPTER 9 - BERPISAH

727 123 11
                                    

"BERPISAH"

°•°•°•°•°•°

"Yoichi?!" Saat Chigiri dan Bachira sampai, disana sudah ada Ibu, Ayah, dan beberapa petugas pindah rumah. Terlihat Ibu yang terus menggedor-gedor pintu dimana suara teriakan Isagi berasal dari dalam sebelumnya.

"Dobrak pintunya Mas!" Raut Ibu menunjukkan kepanikan. Ia meminta beberapa petugas untuk segera membuka pintu itu bagaimanapun caranya.

"Yoichi, menjauh dari pintu, nak..." Sorak Ibu sekali lagi.

"Iya..." Balas Isagi. Suaranya terdengar tipis akibat teredam oleh dinding.

Beberapa petugas melakukan ancang-ancang. Setelah tiga kali percobaan, pintu itu berhasil di dobrak. Isagi-pun langsung berlari keluar dari dalam kegelapan.

Chigiri melirik pada Ibunya, yang kala itu langsung menghampiri diri Isagi dengan raut sedikit tak menyenangkan.

"Kamu gapapa? Kenapa tadi teriak?" Tanya Ibu, memegang wajah Isagi yang berkeringat. Ia sama sekali tak mengharapkan Isagi mengalami kejadian mistis di rumah barunya.

Isagi menarik napas panjang, mengendalikan dirinya yang saat itu masih terguncang hebat. Namun Isagi tak ingin membuat masalah, terutama untuk Chigiri.

"Yoichi kekunci di dalam..." Isagi menggaruk punggung kepalanya. Ia malu-malu untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.

Ibu masih menatap, menunggu Isagi bicara lagi.

"Te-terus... ada kecoak..." Kata Isagi, terbata-bata, lalu menunduk menyembunyikan wajahnya.

Semua saling tatap sesaat, lalu diam. Mereka merasa lega karena tidak ada hal serius yang membuat Isagi berteriak. Terkecuali Bachira yang beberapa detik kemudian langsung tertawa terbahak-bahak.

Chigiri menggeleng tak percaya, tapi tetap mengikuti alur skenario yang di buat Isagi. Toh, ia tahu kalau Isagi tidak takut dengan kecoak. Itu hanya alasan saja.

"Maaf ya, Yoichi... Nanti tante sewa home cleaning service, deh. Biar nggak ada kecoak lagi." Ibu membelai-belai pundak Isagi. Ia benar-benar merasa tidak enak hati karena rumah barunya masih memiliki kekurangan yang perlu segera di tangani.

Isagi menggeleng, melirik Rin dan siap melakukan aksi selanjutnya. Bohong kalau ia tidak dendam karena Rin malah mendorong dan membiarkannya terjebak di dalam.

"Tadi Yo udah minta tolong sama Rin buat bilang ke yang lain, tapi dia malah gak balik-balik. Gimana Yo gak panik coba, Tan?" Ujar Isagi dengan nada memelas. Salah satu cara jitu agar mendapatkan pembelaan dari Ibunya Chigiri.

Setiap orang mulai menoleh dengan mata yang tertuju pada Rin. Sementara yang di tatap kala itu langsung merasakan jantungnya berdegup lelah seperti selesai berolahraga. Sebelumnya Rin hendak melontarkan pengelakkan, tapi bibirnya tak mampu mengucap sepatah katapun dengan benar. Kerasan sudah tertangkap basah berbuat ulah, Rin memilih untuk membungkuk. Mengakui kesalahannya.

"Iya, maaf... Tadi lupa kalo Isagi ketinggalan." Tapi setelah raut kepuasan Isagi masuk dalam cakupan pengelihatan Rin, bibirnya dengan lancar membelokkan kalimat yang memiliki arti tersirat kalau Rin memang sengaja meninggalkan Isagi di dalam ruangan itu.

°•°•°•°

Rin, Isagi, dan Bachira memutuskan untuk beranjak pulang begitu matahari turun, sembari memancarkan cahaya jingga-nya yang indah. Rencana awal, mereka ingin menggunakan kereta sebagai transportasi menuju area rumah mereka. Namun, Bachira khawatir melihat Rin dan Isagi yang saling diam. Jadi Bachira menelepon Bokuto, meminta kakak sepupunya itu untuk datang menjemput dan mengantar mereka bertiga pulang.

Angel's like you - Blue lock X Haikyuu [ REVISI - UP ULANG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang