"JANGAN GEGABAH, MEGURU!"
°•°•°•°
Suara decitan kanebo masuk dengan nyaringnya ke dalam telinga. Sepulang sekolah itu, Rin lebih bersemangat menjalani kegiatan piket dari hari biasanya.
Sudah jelas kan alasannya? Ya, ia terlampau senang karena mendapatkan undangan masuk dari sekolah impiannya.
Tak akan ada sebutir debu-pun yang dilewatkan oleh Rin ketika ia menyapu kaca-kaca jendela. Ia akan membuat semuanya menjadi bersih sempurna.
Chigiri sesekali menoleh pada Rin yang tengah asyik di ujung sana, sedangkan ia sendiri masih sibuk memasukkan sampah ke dalam kantong yang dipegang oleh Isagi.
"Sifat anak kecilnya keluar deh." Kata Isagi memecah keheningan di antara mereka.
Bahu Chigiri terangkat sejenak. Memang yang mereka lihat di sana tidak seperti Rin yang biasanya. Entah sikap itu akan bertahan lama atau hanya sementara, namun menurut Chigiri pemahaman Isagi sedikit keliru.
"Justru itu sifat aslinya. Masa ga inget gimana kekanakannya Rin?" Ralat Chigiri, meminta Isagi untuk mengingat kembali dari banyaknya waktu yang telah mereka lewati bersama.
Kantong sampah itu akhirnya penuh, jadi Chigiri segera mengikatnya dengan kuat agar tak ada satupun sampah yang berceceran keluar.
"Makasih udah bantu." Ucap Chigiri kepada Isagi yang kala itu membantunya piket.
Isagi kemudian mengangguk.
"Gimana ya... Kadang perubahan sikap orang bisa bikin kita lupa dulunya dia kayak gimana..." Isagi menggaruk punggung kepalanya. Walau akhirnya ia memang ingat bagaimana manjanya sosok Rin beberapa tahun yang lalu.
Tentunya semua juga tahu, alasan mengapa Rin menjadi pribadi yang lebih serius akan hidupnya, bahkan seringkali ketus pada orang lain.
Itoshi Sae. Iya, Sang Kakak adalah alasan utama terkurungnya sifat periang Rin. Atau lebih tepatnya, Rin yang sengaja memenjara sifat itu.
Meskipun Rin tidak pernah menceritakan dengan jelas, perkara apa yang terjadi di antara dirinya dan Sang Kakak.
Entah apa yang disimpan sendiri oleh Rin. Isagi dan Chigiri tetap takjub padanya sebab mampu mendisiplinkan dirinya sendiri, berusaha keras menggapai apa yang ia mau.
Meskipun terkadang sikap Rin terkesan terlalu keras pada dirinya sendiri.
"Jangan di sindir aneh-aneh... Biarin Rin nikmatin kebahagiannya." Bisik Chigiri.
Isagi kemudian menyikut lengan Bachira yang kala itu sedang berdiri di dekatnya.
"Tuh, dengerin!" Celetuk Isagi lalu tertawa.
Sontak Bachira terbelalak dan dengan cepat menyapu lengan yang disikut itu. Ia menatap Isagi dengan keterkejutan yang belum kunjung reda.
Tentu saja itu bukan respon yang biasa. Meskipun memang sedaritadi tidak ada yang begitu sadar kalau Bachira hanya diam dan melamun.
Entah apa yang sedang ia pikirkan hingga auranya seperti seseorang yang sedang memikul beratnya beban kehidupan.
"Iya, denger..." Sahut Bachira kemudian matanya lurus menatap Rin yang berjalan mendekat.
"Gue udah selesai... Yuk pulang!" Ucap Rin begitu sampai tepat di hadapan ketiga temannya. Langkahnya begitu riang, dengan hentakan yang terdengar mirip seperti anak-anak saat melompat kecil untuk memperbesar langkahnya.
Bachira kemudian melemparkan senyum pada Rin. Ia seolah melihat kejadian lampau yang ia kira tidak akan pernah ia lihat kembali.
"Ya... Rin udah kayak dulu lagi, terus di kondisi sekarang gue harus sedih atau seneng? Gue gatau..." Diri Bachira terus membatin tak karuan. Kalau saja ia tidak memikirkan hal yang tidak perlu, mungkin sekarang ia akan menyambut kembalinya Rin dengan sukacita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's like you - Blue lock X Haikyuu [ REVISI - UP ULANG ]
FanfictionChigiri Hyoma pantas mendapatkan title sebagai seorang malaikat. Seperti yang kita tahu, malaikat selalu saja berhubungan dengan sesuatu yang dinamakan kebaikan. Julukan malaikat itu terkadang membuat Chigiri merasa tidak pantas. Pikirnya, ia hanyal...