CHAPTER 4 - DUA ORANG YANG TEROMBANG-AMBING

943 146 25
                                    

"DUA ORANG YANG TEROMBANG-AMBING"

°•°•°•°

Chigiri harus mengakui bahwa situs yang dibuat oleh pemerintah masih perlu di sempurnakan kembali. Pasalnya, sudah dua jam lebih dirinya tak kunjung selesai membuat akun untuk proses seleksi masuk SMA. Mulai dari laman web yang tidak dapat di akses, sampai kode otp yang lambat diterima. Seharusnya proses verifikasi data tidak memakan waktu lama jika situs itu tidak lamban.

"Ayah liat kamu mondar-mandir bawa laptop... Apa nggak pegel, Hyo?" Tanya Ayah yang heran mengapa anaknya terus berputar di sekeliling ruang tamu dengan laptop yang di papah pada lengannya. Melihatnya saja sudah membuat lengan Ayah ikut merasakan pegal.

"Ini, Yah... Hyoma kan mau daftar SMA/K, tapi kendala mulu sama web-nya..." Jelas Chigiri yang kemudian memutuskan untuk duduk di sofa sebrang ayahnya. Melihat sang anak tak lagi bolak-balik seperti setrika membuatnya merasa lega.

Jawaban spontan itu membuat Chigiri terkejut sendiri. Karena pastinya sang Ayah akan menanyakan perihal sekolah mana yang akan dipilih oleh Chigiri.

"Ohh~" Ayah ber-oh ria, sambil menutup laman koran yang tadi sedang ia baca.

"Hyoma kekeuh mau masuk SMK Bumi Permai, Yah... Gapapa kalau Ayah sama Ibu nggak mau biayain... Hyoma bakal cari kerja sambilan." Tepat sebelum Ayahnya yang mulai membicarakan sekolah, Chigiri memutuskan untuk langsung mengungkapkan keputusannya.

Chigiri juga tidak main-main untuk mencari kerja sambilan. Sejak mendengar kabar dari temannya bahwa orangtua Chigiri hendak pindah rumah, Chigiri mulai mencari-cari restoran atau coffee shop yang membuka lowongan part time.

Tidak mudah, tapi Chigiri juga enggan untuk menyerah. Bahkan sampai di hari ini, kedua orangtuanya belum memberitahu Chigiri kejelasan tentang pindah rumah itu.

Sekolah Menengah Bumi Permai adalah salah satu Sekolah dengan Jurusan Tata Busana yang memiliki akreditasi terbaik. Kecintaan Chigiri terhadap fashion dan budaya membuatnya bermimpi untuk menjadi menempuh pendidikannya di sana.

Tapi sejak Chigiri mengungkapkan keinginannya itu setahun yang lalu, sikap orangtuanya itu menyiratkan kalau mereka tidak menyetujui apa yang diimpikan oleh Chigiri.

Ibunya bahkan pernah menyeletuk, kalau ia tidak pernah menyangka akan melahirkan anak lelaki yang di masa depannya akan menjadi seorang penjahit. Bergelut dengan kain berbagai motif, renda, serta pernak-pernik lainnya.

Pikir Sang Ibu, pekerjaan itu lebih cocok untuk perempuan.

"Iya, Ayah tau..." Jawab Ayah dengan tenang. Tentunya itu adalah respon yang di harapkan oleh Chigiri, namun seharusnya Ayah akan menentang bukan? Pastinya ada sesuatu yang masih harus diucapkan oleh Ayah.

"Di luar hujan. Kita minum teh sambil ngobrol bareng, ya?" Ibu kemudian datang dengan tiga cangkir teh dan biskuit di atas sebuah nampan.

Usai camilan itu ditaruh pada atas meja, Ibu langsung mengambil tempat duduk tepat di samping Ayah.

Chigiri begitu yakin kalau Ibu mendengar apa yang tadi dikatakan olehnya. Dilihat bagaimana perlakuan orangtuanya membuat dugaan Chigiri semakin kuat, kalau ada sesuatu yang sedang di rencanakan oleh mereka.

"Ibu sama Ayah setuju kalau kamu mau ngambil jurusan Tata Busana." Gerak-gerik Ibu yang penuh kehati-hatian itu terlihat amat jelas oleh Chigiri.

Biasanya, Ibu selalu bicara sambil menatap mata Chigiri. Bahkan, tak jarang Chigiri yang memalingkan wajah karena bergidik ngeri akan tatapan dari Sang Ibu.

Namun kemana perginya aura mengintimidasi itu?

"Beneran, Bu?" Kelopak mata Chigiri terangkat sempurna. Hatinya tak mampu menutupi kegembiraan yang tengah dirasakan olehnya.

Angel's like you - Blue lock X Haikyuu [ REVISI - UP ULANG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang