CHAPTER 5 - RIN, JANGAN-JANGAN...

770 110 52
                                    

"RIN, JANGAN-JANGAN..."

°•°•°•°

Deru mesin mobil menggema di dalam ruangan garasi. Tak jauh dari sana, ada Bachira yang tengah duduk santai dengan headphone yang menyumpal sepasang telinga. Mulutnya sibuk mengunyah camilan yang tersedia di atas meja.

"Fyuhh~ Maap ye kalo lama!" Kata seorang pria berperawakan tinggi besar itu. Kaos dan celana pendek yang ia kenalan membuat otot-ototnya semakin terlihat dengan jelas.

Bachira sedikit iri melihatnya. Sempat membayangkan apakah akan cocok jika ia memiliki tubuh kekar.

"Santuy aja kali Bang Kou~" Kata Bachira lalu mengunyah camilannya. Ia melepaskan headphone, besiap untuk berbincang-bincang dengan kakak sepupunya itu.

Bokuto Kotaro.

Saat mengisi kursi kosong, Bokuto mulai memperhatikan kembali adik sepupunya itu. Memang, Bokuto terkenal dengan sikap ceria dan kekanakan. Namun ia tetap memiliki insting sebagai seorang kakak.

Meskipun hanya sebatas kakak sepupu.

"Cepetan cerita ke gue... Kenapa lo?" Celetuk Bokuto memapah dagu menggunakan tangannya.

Pasti ada sesuatu yang terjadi apabila seorang Bachira Meguru sampai mendadak datang ke rumah Bokuto tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

"Tapi janji dulu... Bang Kou harus bantu Megu ya...!" Bachira memelas dan langsung menyodorkan jari kelingkingnya pada Bokuto.

Untuk sejenak Bokuto memperhatikan Bachira. Tidak ada alasan baginya untuk menolak permintaan adiknya itu.

"Kapan sih gue pernah nolak apa yang lo minta?" Bokuto berguyon sedikit. Diingat-ingat memang dirinya selalu meng-iyakan apa yang Bachira inginkan darinya.

Kemudian Bokuto meraih jari kelingking Bachira, mengaitkannya dengan jari kelingking miliknya.

"Halah... Waktu gue minta action figure, yang lo kasih malah patung gocengan dari pasar malem! Mana peang lagi kepalanya!" Bachira segera menggunakan jurus mengungkit masa lalu. Menunjuk ke arah kepala, sebagai ekspresi kalau boneka yang ia Terima memiliki kelainan fisik pada bagian tersebut.

Bokuto menggaruk-garuk kepalanya, berpura-pura seolah tak mengingat momen yang dikatakan oleh Bachira.

Paham dengan tingkah kakak sepupunya, jadi Bachira tak akan mempermasalahkannya. Lagipula ada hal lain yang ingin Bachira minta, dan tentunya ini lebih penting.

"Bang... Serius nih..." Ucap Bachira lesu.

"Ya apaan...? Lo serius-serius tapi daritadi kaga jelas ngomong apaan..." Sahut Bokuto dengan mulutnya yang penuh dengan kacang goreng.

Bachira melipat jemarinya, tanda kalau dirinya tengah gugup untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya dari Bokuto.

Hari dimana Chigiri mengajak untuk melihat rumah yang akan dihuni oleh keluarganya malah tidak terlaksana. Selain waktu yang menjelang sore, rupanya jarak yang ditempuh cukup jauh. Rin sebelumnya berinisiatif untuk menggunakan kereta, sebab tarif menggunakan taxi sangatlah mahal bagi kantong pelajar seperti mereka. Didukung dengan waktu dimana kondisi di dalam kereta akan sangat ramai karena bertabrakan dengan jam pulang kerja.

Angel's like you - Blue lock X Haikyuu [ REVISI - UP ULANG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang