mangga muda

1.1K 28 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Ketemu lagi nih sama aku di cerita ini, gimana di bab sebelumnya seru gak semuanya. Semoga kalian terhibur ya.

Selamat membaca.

-----------------------------------------------------------

Huek

Huek

Huek

Kia terus memuntahkan apa yang ada di perutnya. Gus Rizqi masih setia memijit tengkuk kia. Serasa sudah selesai, kia membasuh mulutnya dengan air.

" Udah selesai" ucap Gus Rizqi

Kia haya mengangguk sebagai jawaban karena tenaganya sudah terkuras saat muntah tadi. Kemudian Gus Rizqi mengendong kia keluar kamar mandi dan menaruh kia di tempat tidur.

" Minum dulu zaujati" ucap Gus Rizqi sambil menyodorkan air hangat kepada kia. Kia meminum air hangat itu dengan perlahan " udah " lanjutnya

" Na'am hubby " ucap kia

Kemudian kia menidurkan tubuhnya karena dia merasa pusing dan perutnya terasa seperti di aduk saat ini. Gus Rizqi dia memberikan minyak kayu putih di perut kia, mungkin itu akan membantu.

" Hubby " panggil kia

" Na'am zaujati" ucap Gus Rizqi

" Kia mau rujak mangga, tapi mangganya mangga muda ya " ucap kia dengan di sertai dengan wajah yang di imut-imutkan

" Ya udah, nanti mas beliin tapi kamu makan dulu ya " ucap Gus Rizqi sambil mengelus puncak kepala kia

" Gak mau hubby, kia gak mau makan kia mau rujak. Terus yang buat itu umi jangan beli " ucap kia

" Tapi kalo kamu gak makan nanti perut kamu sakit zaujati. Terus kasian juga Dede ya masak masih pagi udah di kasih makan yang asem-asem dan pedes " ucap Gus Rizqi sambil mengelus perut kia

" Ih hubby mah gitu, gak mau nurutin apa yang kia mau " ucap kia sambil menagis

" Bukan gak boleh sayang, tapi kamu makan dulu ya. Kalo perut kamu sakit gimana hmm, kasian sama Dede ya " ucap Gus Rizqi sambil menghapus air mata kia

" Tapi hiks kia gak mau hubby, kia mau makan rujak hiks " ucap kia menagis tersedu-sedu

" Bukan gak boleh sayang, tapi kamu harus makan dulu " ucap Gus Rizqi kini kia tidak menjawab lagi dia menagis tersedu-sedu, dan tidak mau menatap wajah Gus Rizqi. Gus Rizqi menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya secara perlahan " ya udah tunggu di sini, mas mau bilang ke umi dulu. Udah ya jangan nagis " ucap Gus Rizqi sambil tersenyum dan menghapus air mata kia

Kemudian Gus Rizqi keluar kamar dan menuju dapur. Di dapur umi Halimah sedang membuat roti bakar untuk sarapan hari ini. Gus Rizqi mengambil air dingin dan meminumnya kemudian menghela nafasnya.

" Loh Rizqi kamu kenapa toh " ucap umi Aisyah

" Teryata menghadapi istri yang hamil susah ya umi " ucap Gus Rizqi sambil memandang sang umi

" Ya memang begitu Riz, kamu harus sabar. Kadang mood orang hamil itu suka berubah-ubah jadi kamu sebagai suami harus extra sabar. Kamu cuma menghadapi sifatnya loh Riz. Kalo seorang wanita dia yang merasakan sakitnya, sengsaranya orang hamil. Sering muntah, kadang perut suka keram. Apa lagi pas melahirkan itu udah nyawa taruhannya Riz. Dan kamu harus menjadi suami yang siaga, selalu ada saat istri kamu membutuhkan kamu. Karena peran suami di sini sangat penting Riz " ucap umi Aisyah pada Gus Rizqi

" Iya umi Rizqi akan menjadi suami siaga untuk istri Rizqi, selalu ada kalau dia membutuhkan Rizqi. Oh iya umi Rizqi hampir lupa. Tadi kia minta rujak umi, tapi umi yang bikinin. Tapi ini masih pagi umi masak langsung makan rujak, mana rujaknya pakek mangga muda lagi " ucap Gus Rizqi sambil menghela nafasnya

" Ya udah umi buatkan dulu, kasian nanti kalo cucu umi ileran. Kalo soal makan nanti pas udah makan rujak di suruh makan aja Riz. Kamu harus turuti apa mau istri kamu " ucap umi Aisyah

" Na'am umi " ucap Gus Rizqi

" Ya udah kamu tunggu di meja makan umi buatkan dulu rujaknya " ucap umi Aisyah sambil mengambil bayan dan alat untuk membuat rujak

Saat Gus Rizqi sedang menunggu umi Aisyah membuat rujak. Gus Rizqi melihat sang istri kini sedang menuruni tangga menuju ke arahnya.

" Sayang kok kamu turun " ucap Gus Rizqi sambil berjalan menuju sang istri

" Ya abis hubby lama, terus kia bosen di dalem kamar terus. Dilarang buat ini itu " ucap kia di sertai dengan wajah masamnya

" Loh nak, kok kamu turun " ucap umi Aisyah datang ke meja makan membawa rujak yang kia mau. Setelah meletakkan rujak itu, umi Aisyah menghampiri kia lalu berkata " kenapa gak tunggu di kamar aja sayang " ucap umi Aisyah lembut sambil mengelus puncak kepala kia

" Kia bosen umi di kamar terus, masak semenjak hamil kia di kurung di kamar terus sama anak umi " ucap kia sambil memeluk umi Aisyah

" Ya udah sekarang kamu makan rujak kamu. Udah jadi tuh " ucap umi Aisyah

Kemudian kia dan Gus Rizqi pergi ke meja makan, sedangkan umi Aisyah dia pergi kamar untuk mandi. Kia memakan rujak tersebut dengan lahap, tempa merasakan asam sekalipun. Gus Rizqi kenapa kia takut.

" Hubby gak mau rujak, ini enak loh " ucap kia

" Enggak buat kamu aja sayang " ucap Gus Rizqi

" Aaaa... Ayo buka mulutnya hubby, cobain ini enak loh " ucap kia sembari menyodorkan sepotong mangga muda yang sudah di cocol oleh sambel. Dengan ragu-ragu Gus Rizqi menerima suapan dari kia.

" Astagfirullah sayang, ini asem banget " ucap Gus Rizqi sambil memejamkan matanya karena terlalu asam

" Ih enggak kok, ini gak asem. Mungkin hubby aja yang gak suka " ucap kia

Sedangkan Gus Rizqi dia tidak membalas lagi haya diam dan memperhatikan istrinya yang sedang lahap memakan rujak yang uminya buatkan.

-----------------------------------------------------------

Gimana nih ceritanya seru gak semuanya. Jangan lupa komen dan vote ya biar aku semangat buat ceritanya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu.

Berusaha Menerima Takdir ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang