Kembalinya Raja Albert

3 3 0
                                    

     "Jika hatimu banyak merasakan sakit, maka belajarlah dari rasa sakit itu untuk tidak memberikan rasa sakit pada orang lain."

Alice Sandara, 1974.


   Penyiksaan demi penyiksaan pun menimpa kehidupan Alice selama berhari-hari. Tubuhnya penuh luka, darah dan ia pun menjadi kurus kering karena mentalnya yang sudah lemah dihajar habis-habisan oleh Valeria, si penyihir jahat itu. Kini tepat 90 hari atas kepergian sang raja untuk bertapa, dan hari ini juga tepat dimana Valeria berencana untuk membunuh Alice di depan mata Raja Albert.

"Puaskan dulu kau bernapas, Alice. Sebentar lagi suami tercintamu itu akan datang kemari. Tapi, kau hanya akan bisa menatap suamimu itu untuk sekejap mata, setelah itu tamat sudah riwayatmu di tanganku."

"Aku pasrah, Valeria. Aku akan mengutuk diriku sendiri sebagai manusia paling buruk jika harus mati di tangan seorang iblis sepertimu."

Alice dengan keadaan lemah itu mencoba untuk tetap berteguh hati akan keselamatan yang akan ia dapatkan dari Raja Albert. Kini ia tengah berada dalam ambang kehancuran jika Raja Albert tak kunjung datang untuk menyelamatkannya kembali.

"Jika benar aku akan mati di tangan Valeria, maka jangan lah kau biarkan suamiku juga mati di tangan iblis ini, Tuhan." ujar Alice.

"Masih saja menyebut nama Tuhan. Tuhan pun tak akan sudi berpihak padamu sampai kapanpun." sahut Valeria.

Valeria pun melakukan sebuah ritual yang bertujuan untuk menghilangkan semua sihir yang ada di dalam rumahnya. Hal itu ia lakukan agar rumahnya kembali terlihat oleh mata manusia terutama Raja Albert yang menjadi incarannya.

"Akan ku buat kau berlutut di hadapanku, Albert! Akan ku buat kau menangis darah akan kepergian wanita yatim piatu ini." ujarnya.

Ritual itu pun telah usai, dan rumah tempat tinggal Valeria kembali terlihat di dalam hutan dengan segala isinya termasuk keberadaan Alice Sandara.
****

Di satu sisi, Raja Albert akhirnya telah usai melakukan meditasinya selama 90 hari. Ia pun juga telah mendapatkan anugerah yang ia cari dari Dewa Surya untuk bisa menggunakan baru kristal pemberian dari ayah Alice itu.

"Alice, aku pulang. Kau pasti sangat senang akan kedatanganku."

Raja Albert sama sekali belum memgetahui apa yang sudah terjadi di dalam istana selama 90 hari kepergiannya. Dengan riang hati, Raja Albert pun beranjak pergi meninggalkan bukit dan kembali ke istana Andora. Sepanjang perjalanan ia hanya membayangkan senyum istri tercintanya ketika melihat kedatangannya kembali. Singkat cerita, ia pun akhirnya tiba di Andora sambil menatap ke arah istananya.

"Huhh ... akhirnya aku bisa kembali ke istanaku. Andora! Rajamu telah kembali!"

Para rakyat Andora yang mendengar teriakan sang raja dari kejauhan pun langsung berlari beramai-ramai menghampirinya. Mereka begitu senang karena Raja Albert kini telah kembali, para rakyat Andora pun mengantarkan sang raja sampai ke istana. Namun, saat tiba di istana ia dikagetkan dengan senyum para rakyat beserta awak kerajaan yang seketika berubah sedih.

"Ada apa kalian? Kenapa tiba-tiba sedih seperti itu?"

"Hamzah?"

Raja Albert seketika kebingungan.

"Ya-yang Mulia, hamba meminta maaf padamu."

Dengan gemetar Hamzah memberanikan diri ingin memberitahu yang sebenarnya pada sang raja.

Raja Albert pun kian menyadari jika Alice, istri tercintanya itu tidak ada di dalam istana serta melihat singgasana sang ratu yang dikalungi sebuah rantaian bunga. Ia semakin kebingungan.

The Exciled QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang