3. Markas. (Headquarters)

30 11 1
                                    

Suara tuts ketikan di atas keyboard komputer, terdengar saling bersahutan mengisi ruangan 20×20 meter persegiempat sejajar empat sisi itu. Penuh dengan Kabel-kabel dan segala elektronik lainnya. Seperti hologram dan komputer pintar, berjejer rapi di atas meja yang tersusun. Dibagian timur berjejer empat meja komputer beserta kursi untuk ke empat TH boys, sedang di bagian tengah ruangan ada meja khusus saling berhadapan milik Master dan sang ketua.

Lalu, disisi selatan tepat di sisi kanan meja Master. Terdapat meja persegi panjang dengan bahan logam khusus untuk hologram timbul. kemudian di barat ruangan terdapat beberapa sofa serta, lemari pendingin didekatnya sebagai tempat snack persediaan cemilan mereka di kala suntuk, dan terakhir dibagian utara adalah alat-alat rahasia dalam lemari besar yang juga berjejer rapi. Semua telah tersedia lengkap dalam ruangan tersebut.

Sang pelaku penimbul suara keyboard komputer. Saat ini, tengah sibuk mencari informasi tentang pengkhianatan di dalam perusahaan Klien mereka yang kesekian kalinya.

Terlihat jemari tiga orang itu terlihat luwes mengetik, mencari informasi tersembunyi dengan tombol-tombol keyboard menampilkan banyak jenis simbol-simbol rumit di layar monitor. kemudian memantik hologram muncul setengah meter di atas meja, dengan hologram timbul di atasnya. Sebagai penampakan hasil apa yang mereka cari telah di temukan.

Kenapa mereka hanya bertiga?

"Ngantuk gue Niel sumpah." Di antara keheningan ketiga orang yang hanya menonton itu, Denis tiba-tiba berujar sambil menguap samar.

Sedangkan yang merasa terpanggil menoleh lalu mengusap wajah Denis dengan tangannya."Bentar lagi weh, baru jam 1 pagi. biasanya lo tidur jam dua pagi deh." Balasnya kembali menoleh sambil lanjut memakan snack di tangannya.

Denis mendengus. "gue jg nggak tau. mungkin karena Capek di jemur kali. " Tangannya merebut Snack milik Daniel.

Daniel melotot garang melihat kelakuan Denis "heh! itu punya gue, ambil sendiri sih klo mau, " Sembur Daniel merebut kembali snack Miliknya dari Denis.

"Yee minta dikit doang. "

"Ambil sendiri. "

"Dih pelit. " Denis menatap Daniel dengan wajah tertekuk.

"Biar apa? Biarin. "

Perdebatan itu masih belanjut beberapa saat berlangsung. hingga, suara Master terdengar dan terkesan menengahi.

"Kalian dihukum?" Master tiba-tiba bertanya, memutuskan pertengkaran keduanya.

Daniel dan Denis buru-buru menyahut.
" Yes Master! " Jawab Keduanya berbarengan.

Kembali ke posisi tenang di awal.

"Alasannya?" Master menoleh penasaran.

Keduanya malah saling lirik dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tidak tau ingin menjawab apa.

"Anu, Master-- "

"Alfian merusak fasilitas sekolah master!"

Sahutan itu bukan dari kedua remaja yang ditanya oleh Master. Melainkan Alfian yang ternyata sedikit mencuri dengar pembicaraan mereka.

Mendengarnya, alis master berkerut samar. Mencoba berfikir ada apa lagi dengan anak asuhnnya satu ini. Master kemudian melangkah ke arah Alfian. "ada masalah apa?" Tanyanya dengan mata menyelidik. siap menangkap jika ada unsur kebohongan anak didiknya itu.

"Maafkan saya master, sebenarnya itu diluar kendali saya." Sesal Alfian berhenti mengetik sebentar, dengan kepala sedikit menunduk mengahadap sang Master yang masih menatapnya lekat.

"Alter ego mu berulah lagi, " Master menebak, yang dibalas Alfian hanya dengan keterdiaman.

"Tapi Alaric sempat gue tanya tadi," Exam menimpali dengan jemari tidak berhenti di atas keyboard tetapi tetap menoleh ke arah Alfian dan Master, "Dia bilang, dia cuman pengen agar semua Anak-anak dikelas kita nggak usah berpura-pura lagi Master, sepertinya Alaric tidak suka itu, " Jelasnya.

THE HACKER BOYS (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang