⋆ safe place

825 39 5
                                    

a.n since it's last chapter, so take it slow ya. pelan-pelan bacanya ya sengku


Junkyu menatap nanar pada layar ponsel miliknya, yang menampilkan foto dimana Jihoon sedang foto bersama dengan keluarganya di meja makan—memberi tahu bahwa pemuda itu akan makan bersama.

Jihoon mengirimi foto tersebut kepada Junkyu seorang. Mereka berdua sedang pulang ke kampung halaman setelah diberi tau untuk 2 minggu kedepan, karena treasure diberi jatah liburan. Tentu, Junkyu tidak ingin menyiakan kesempatan. Ia langsung memberi tau sang ibu bahwa dia akan pulang secepatnya.

Tapi disisi lain, ia jadi iri karena Jihoon juga sedang pulang ke Busan—tanpa mengajaknya. Jadi begini, sejak dulu Junkyu selalu ingin datang ke Busan karena disana merupakan kampung halaman Jihoon. Junkyu sangat penasaran. Mereka sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun, tapi mereka selalu tidak memiliki waktu untuk Junkyu bisa datang ke Busan.

Seru banget |

Junkyu membalas pesan tersebut. Setelah itu ia melempar ponsel miliknya ke atas kasur, tanpa sadar bibirnya sudah melengkung kebawah, mengingat bahwa kali ini Jihoon bahkan tidak mengajaknya ke Busan.

“Kyu, bisa bantu sebentar?” panggilan lembut sang ibu membuat Junkyu yang berniat untuk menyalakan iPad terhenti. Dia menoleh ke arah sang ibu yang sekarang berdiri di depan pintu kamarnya. “Bantu eomma membuat kimchi ya?” lanjutnya. Junkyu mengangguk patuh, ia segera bangkit dan berjalan keluar kamar menuju dapur.

Bicara soal kimchi, Junkyu kembali teringat di salah satu episode tmap, ketika ia dan Jihoon bertugas untuk membuat kimchi. Junkyu kembali tertawa mengingat hal itu, ada-ada saja.

“Ayo sini bantu, malah senyum-senyum sendiri”


















— #

















Tidak terasa, dua minggu liburan hampir saja selesai. Junkyu berniat untuk pulang sehari sebelum jatah libur selesai, karena ia pasti harus beristirahat seharian akibat lelah. Junkyu diantar oleh kedua orang tuanya menuju bandara menuju Seoul. Sebelum Junkyu benar-benar pergi, mereka bertiga saling berpelukan, memberikan salam terakhir untuk melepas putranya untuk kembali bekerja.

“Jangan lupa istirahat, jangan memaksakan diri jika sudah lelah,” pesan sang Ayah. Junkyu mengangguk.

“Salam untuk Jihoon ya, bilang padanya bahwa kita merindukannya,” suara lembut sang Ibu kembali terdengar, Junkyu memberikan senyuman terbaiknya lalu mengangguk. “Kyu, kami selalu mendukung apa pun yang kamu lakukan. Sehat-sehat ya”

Wejangan singkat itu mampu membuat hati Junkyu tercubit mendengarnya. Sepertinya ia akan menuruti ucapan orang tuanya kali ini. Insting mereka selalu kuat, Junkyu bisa merasakannya.

Perjalanan dari Chungju menuju Seoul dengan pesawat itu sekitar 2 jam 50 menit. Lumayan, Junkyu setidaknya bisa beristirahat terlebih dahulu. Suara notifikasi dari ponselnya berbunyi, menunjukkan nama Jihoon disana.

| My kyu, kamu flight jam berapa?

11.45 |

| Oke. Nanti kita ketemu

Ketemu dimana? |
Read.

Junkyu mendegus karena pesannya hanya dibaca oleh Jihoon. Dasar, pemuda itu sengaja ya tidak terus terang dengannya? Sejujurnya ia penasaran setengah mati, di lubuk hatinya sedikit berharap kalau Jihoon akan menjemputnya di bandara. Walaupun itu terdengar mustahil.

Oh ayolah! Mereka sudah menjadi artis sekarang. Itu bisa saja menjadi bencana karena mungkin ada beberapa orang yang mengenali mereka, bahkan lebih parahnya berteriak histeris karena melihat dirinya. Oke cukup, itu terdengar berlebihan. Junkyu yakin penerbangan liburan kali ini tidak tercium oleh para penggemar.


two of us ★ jikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang