⋆ i'll have your back!

400 35 2
                                    

Kompetisi dance.

Desas-desus adanya perlombaan menari tentu sudah menyebar sampai ke telinga Jihoon. Dia dengan yakin akan ikut mendaftar, bersama dengan teman-temannya dari klub. Jihoon yakin dengan kemampuan dance miliknya, ia berharap bisa terpilih untuk bisa maju.

Singkat cerita, Jihoon berhasil masuk seleksi dan ia harus latihan selama sebulan full untuk persiapan. Tidak ada yang bisa menghentikan Jihoon untuk terus berlatih, mengevalusi, bahkan menghafal koreo dance yang akan di selenggarkan satu bulan lagi. Ketua dance mereka—Hyunsuk—mengaku terpukau dengan kegigihan Jihoon yang selalu berusaha keras membuat tim mereka kompak.

“Ji, ada baiknya lo istirahat sebentar. Kasian tubuh lo, capek pasti”

Suara Hyunsuk menghentikan Jihoon yang sedang menari. Kemudian ia mematikan musik dan ikut duduk bersama pemuda itu, sedikit memberi jarak. Jihoon mengambil air putih dingin miliknya, keringatnya sudah membasahi baju putih tipis miliknya itu.

“Tubuh gue gak akan kecapean, bang”

Hyunsuk mendengus geli, Jihoon ini keras kepala sekali. “Gue udah kasih tau Junkyu,” ucapnya membuat fokus Jihoon kini sepenuhnya kepada Hyunsuk.

“Ngapain?!” seru Jihoon, ia tidak percaya kalau Junkyu tau akan hal ini.

Hyunsuk menyipitkan matanya, seolah sedang berpikir, “Gak ada alasan khusus sih. Dia bilang ‘titip Jihoon ya bang’ gitu”

Jihoon meringis, ia yakin kalau Junkyu tidak akan datang ke tempat latihannya. Maka dari itu Jihoon tidak pernah mau membahas soal lomba dance ini kepada Junkyu, karena pemuda itu pasti sibuk.

“Junkyu cuma bilang itu aja?” tanya Jihoon. Sedikit berharap kalau Junkyu sedikit menanyakan dirinya lewat Hyunsuk. Tapi anggukan dari Hyunsuk membuat kedua bahunya lesu, ia berusaha menyembunyikan rasa sedihnya.

Jangan berharap apa pun, Jihoon. Junkyu pasti sibuk, pikirnya.

















— #
















Jihoon dengan tubuh lelahnya sekarang sudah sampai di apartemennya yang kosong. Ia menaruh tas miliknya di sofa, kakinya berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum dingin dari kulkas. Dia menatap apartemen kosongnya itu lama, pikirannya bercabang memikirkan Junkyu dan kompetisi dance itu.

Suara pintu apartemen Jihoon terbuka, alisnya menukik tajam melihat postur tubuh tinggi tegap dengan jas hitam yang menyembunyikan bahu lebar sang pemilik. Jihoon membulatkan bola matanya, ia menaruh gelas miliknya dan menghampiri Junkyu yang sekarang sudah duduk di sofa ruang tengah.

“Junkyuu?!”

Sang pemilik nama yang sedang melepas dasi miliknya itu menoleh pada Jihoon yang memandangnya heran, “Iyaaa?” balasnya, ikut bingung.

Jihoon duduk di sebelah Junkyu, menatap heran pacarnya itu. “Kok kamu pulang kesini? Rumah kamu kan bukan disini”

Junkyu mendelik mendengarnya, benar sih. Tapi kan ia mau mampir ke apartemen pacarnya itu, memang tidak boleh?

“Oh aku di usir nih?” bibirnya mengerucut sedih, berusaha membuat Jihoon bersalah karena sudah mengusirnya.

Jihoon menggeleng panik, “Bukan gitu! Kamu kan sibuk, kyu. Kenapa gak langsung istirahat di rumah aja gitu,” jelasnya.

Junkyu langsung mendusel ke dalam pelukan Jihoon, melingkarkan kedua tangannya di pinggang pacarnya itu. Kepalanya ia jatuhkan di perpotongan leher pemuda kelahiran Maret itu, memejamkan kedua matanya.

two of us ★ jikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang