⋆ lipbalm

606 39 3
                                    

Bukan hal yang aneh jika seorang lelaki suka memakai produk bibir bukan? Ambil lipbalm sebagai contoh, mampu membuat bibir menjadi lebih lembab.

Begitu juga dengan Jihoon, ia kerap menggunakan lipbalm, bahkan sebelum tidur, bangun tidur, dan jika ingin keluar dari dorm. Dan ia juga akan membawa lipbalm bersamanya, takut ketika dirinya beraktivitas diluar akan membuat bibirnya pecah-pecah dan kering.

Seperti saat ini, Jihoon baru bangun dari tidur nyenyaknya. Silau matahari tidak tembus ke dalam kamar gelap miliknya, sehingga membuatnya malas untuk beranjak. Masih dengan posisi berbaring, tangan kirinya meraih sebuah lipbalm, tepat di sebelah tempat tidurnya. Setelah itu ia langsung mengoleskannya di bibir keringnya akibat udara dingin dari AC miliknya itu.

Ini adalah hal yang biasa.

Dirasa cukup, Jihoon kembali menaruhnya. Kemudian ia mulai bangkit dari posisinya, netranya melirik jam pada dinding kamarnya—yang menunjukkan angka tujuh. Masih pagi, batinnya. Tanpa berniat turun dari kasur, tangannya terulur untuk mengambil handphone miliknya, mengecek beberapa notif yang masuk ketika dirinya tidur.

Tidak ada yang menarik, ia langsung mematikannya—dan melemparnya kembali ke kasur. Setelah itu, barulah dirinya bangkit, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
















— #















Tidak seperti hari biasanya, Jihoon kini berangkat ke kantor bersama dengan Junkyu. Iya, dengan Junkyu. Biasanya pemuda itu akan datang bersama dengan Jaehyuk atau Hyunsuk, akan tetapi sekarang dirinya sedang duduk berseblahan dengan Junkyu.

Namun, ada hal aneh yang menganggu pikirannya. Jihoon yakin, sedari tadi pemuda kelahiran September itu sesekali mencuri pandang ke arah dirinya—atau mungkin ke bibir miliknya. Jihoon tidak ingin kepedean, maka dari itu ia berusaha abai dengan tingkah aneh Junkyu kali ini.

Oh ternyata, aksi Junkyu tertangkap dari kacamata manager mereka yang sedang duduk di depan. “Junkyu, kau kenapa?” tanyanya.

Junkyu yang dipanggil tiba-tiba itu tersentak, ia menunjuk dirinya sendiri sambil menatap manager mereka dengan tatapan polos andalan miliknya itu. “Aku memang kenapa?”

Jihoon berusaha menahan tawanya ketika mendengar nada bingung yang sengaja dibuat oleh Junkyu. Jihoon sudah kenal pemuda itu selama bertahun-tahun, tentu ia mengenali segala hal tentang Junkyu.

Sang manager masih memandang Junkyu dengan tatapan selidik, tapi sepertinya Junkyu terlalu handal berakting sehingga setelah itu managernya menggeleng pelan sebelum kembali menghadap ke depan.

Jihoon memandang tak percaya ke arah sahabatnya itu, Kim Junkyu ini gila pikirnya.

Namun, sebelum dirinya kembali fokus pada pemandangan dari luar mobil, Jihoon menangkap arah pandangan Junkyu kali ini. Tepat ke arah bibir miliknya. Kini Jihoon menatap sahabatnya itu penuh tanya, apa yang sebenarnya sedang di pikirkan sahabatnya itu.

















— #















Mereka berdua akan melakukan meeting satu jam lagi, itu yang bisa managernya sampaikan kepada mereka berdua. Karena setelah itu, Jihoon pun berjalan menuju studio miliknya, diikuti Junkyu di belakangnya.

“Eh? Kau sedang apa?” tanya Jihoon, tepat di depan pintu studionya, memandang Junkyu penuh tanya. Ia baru sadar pemuda itu mengikuti langkahnya.

Junkyu menggeleng, “Bosan. Aku disini denganmu saja ya?”

two of us ★ jikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang