⋆ perkara pindah

1.2K 71 4
                                    

Junkyu memandang sosok di hadapannya ini dengan tatapan sengit, ia menyesal karena sudah membuka pintu kamar kepada pemuda di depannya itu. Seharusnya ia tau, pemuda keras kepala itu akan tetap menghampiri kamarnya hanya untuk memintanya supaya Junkyu bisa tidur di dorm 2 bersama pemuda itu.

Junkyu bukannya tidak mau, hanya saja jika tidur dengan pemuda berotot di hadapannya ini cukup melelahkan batinnya. Ia cukup kasian dengan debaran jantungnya yang tidak normal jika tinggal lebih lama di dorm 2 terlebih kamar Jihoon. Itu tidak aman untuk kesehatan jatungnya. Kenapa Jihoon tidak mengerti?

“Kenapa kesini sih?!” sewot Junkyu. Ia memasang wajah galaknya kepada Jihoon yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

“My Kyu, tadi kan aku udah bilang di chat. Aku mau ajak kamu pindah,” balasnya.

Bibir Junkyu mengerucut mendengar balasan tersebut, “Aku itu gak mau pindah ke sana! Iya tau dorm kamu sepi, tapi aku gak mau pindah,” jelasnya.

Sebisa mungkin, Junkyu harus memikirkan segala perkataannya supaya Jihoon bisa diam dan tidak akan memaksanya untuk pindah. Lagipula, kenapa harus repot menyuruh Junkyu pindah? Lebih baik kan, Jihoon saja yang pindah dari sana.

“Tapi kamu tau kan aku sendirian disana? Kalau kamu disana kan enak, aku jadi bisa ngurusin kamu,” rayu Jihoon sekali lagi.

Junkyu tetap menggeleng tidak setuju. Bahkan pemuda koala itu tidak mempersilahkan Jihoon untuk masuk ke dalam kamarnya. Membiarkan Jihoon berdiri di luar kamarnya, sedangkan dirinya tepat di lantai kamarnya. Alhasil, keributan di siang bolong ini di tengahi oleh Yoshi yang baru saja keluar dari kamar.

“Kalian ngapain bertengkar di depan pintu? Pindah sana, aku bisa mendengarnya dari dalam asal kalian tau,” celetuk Yoshi membuat pasangan yang sedang bertengkar kecil itu saling memandang.

Junkyu mendengus, ia menarik lengan Jihoon untuk masuk. Tangan kirinya bergerak untuk menutup pintu dan mengunci pintu kamarnya seperti biasa. Sebelah tangannya sedikit mendorong Jihoon agar berdiri menjauh dari pintu kamar.

“Lagian kenapa sih? Pengen banget aku pindah? Padahal aku baru dapet kamar baru disini,” terang Junkyu heran, rautan wajah kesalnya sudah hilang tergantikan oleh raut herannya memandang pemuda yang lebih tua beberapa bulan itu.

“Aku sendirian. Dobby kan masih tinggal sama orang tuanya, sedangkan Jeongwoo betah tinggal di dorm 3. Kamu temenin aku deh ya?” suara Jihoon kali ini mulai melunak, tetapi ia tetap merajuk kepada Junkyu supaya permintaannya itu terkabul.

Junkyu dengan tegas menggeleng, “Mending kamu yang kesini deh. Nanti tidur bareng sama aku, ya?”

Kini Jihoon ikut menggeleng tidak setuju, “Mending kamu yang pindah. Nanti kan enak kita jadi berdua aja di dorm 2 terus– AW!”

Perkataan Jihoon terpotong karena lengannya di cubit oleh Junkyu yang sudah menatapnya garang. Jihoon sedikit meringis karena cubitan Junkyu kali ini bukan main-main.

“Tutup mulut mesum kamu itu!” hardik Junkyu.













— #










Menyerah. Jihoon tidak berhasil menembus dinding kokoh Junkyu kali ini. Segala rayuan, paksaan, bahkan bujukan pun tidak berhasil. Bahkan, saat ini bukannya Junkyu yang menempati dorm 2 melainkan Jaehyuk, anggota dorm 3 yang pindah untuk menemani Jihoon.

“Barangmu masih banyak?” tanya Jihoon kepada Jaehyuk. Pemuda berlesung pipit itu mengangguk sambil mengusap tengkuk lehernya. Ia sedikit bersalah karena sudah terhitung 2 jam sejak dirinya pindah, tetapi barang-barangnya dari dorm 3 rasanya tidak habis juga.

two of us ★ jikyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang