Waktu akan mempertemukan kembali mereka yang berpisah namun memang seharusnya bersama
– I Died as a Royal Villain –
.
.
.
Happy reading:)
Flashback onDi sebuah desa tersembunyi yang berada di bawah kekuasaan Baron Tiger, Tarkhan berjalan kaki dalam perjalanannya menuju markas. Seperti biasa, ia akan melewati jalan tak biasa yang tak banyak orang tahu.
"Si Hans itu benar-benar manja. Sia-sia saja gaji yang ku keluarkan untuknya selama ini." Gumam Tarkhan sambil berjalan santai dengan tangan memutar-mutar seruling di tangan kanan sedangkan tangan kiri bertumpu di pinggang. Pandangannya menatap sekitar yang banyak di tumbuhi pepohonan menjulang tinggi.
"Lepaskan kami!"
"Diam!"
Samar-samar terdengar suara rebut itu, Tarkhan mengerutkan dahi dan menghentikan langkahnya untuk bisa mendengar lebih jelas.
"Kalian para bedebah! Katakan pada Baron bahwa aku tak takut sama sekali!"
Plakk
"Ayah!"
Tarkhan menolehkan wajahnya ke kiri dimana suara itu berasal. Ia berjalan mendekat lalu memanjat pohon di sampingnya agar dapat melihat lebih jelas apa yang sedang terjadi.
Dengan tubuh yang sedikit ia tundukkan agar keberadaannya tak diketahui dan satu tangannya yang bertumpu di dahan pohon, Tarkhan mengamati situasi beberapa meter di depannya. Di jalanan yang cukup ramai dengan para pedagang, sekelompok prajurit menangkap dua orang pria dengan memborgol tangan mereka.
"Di siang bolong begini siapa yang dengan berani menangkap orang secara terang-terangan seperti itu? Bukankah itu sama saja sengaja memberi peringatan kepada para warga?" Gumam Tarkhan masih mengamati.
"Dasar pengkhianat! Beraninya kau bekerja sama dengan Baron!"
"Heh, sesali saja kebodohanmu itu Tuan Emir yang terhormat."
Seorang laki laki berbadan gemuk menertawakan seorang pria paruh baya yang ditangkap. Tak lama kemudian, pria paruh baya dan seorang pria muda yang tampak letih itu dibawa pergi secara paksa.
"Apa ini perbuatan Baron Tiger?" Tanya tarkhan pada dirinya sendiri.
Setelah semua orang di sana kembali pada kegiatan masing-masing, Tarkhan melompat turun dari pohon, ia melangkah mendekat ke tempat dimana dua orang tadi ditangkap. Tarkhan masih mengamati sekitar lalu pandangannya tak sengaja jatuh pada sebuah papan nama tak asing yang terjatuh di tanah. Tarkhan membungkuk untuk mengambil benda itu. Namun seketika bola matanya melebar setelah menyadari bahwa ia mengenal papan nama tersebut. Itu adalah sebuah kunci untuk memasuki gerbang desa penyihir.
"Mereka orang dari Desa Penyihir?" Gumam Tarkhan tak percaya. "Apa yang terjadi? Kenapa Baron Tiger ingin menangkap mereka?" Kedua alis Tarkhan menukik setelah menyadari sesuatu, pandangannya mendongak menatap arah perginya para prajurit tadi. "Jangan-jangan..."
Tarkhan segera memanjat pohon dan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, ia menggunakan jurus kabur miliknya.
'Diskon! diskon! satu kilo gandum satu perak!'
'Buah segar dari timur barat utara! silahkan dibeli!'
Hiruk pikuk pasar tak luput meski musim gugur bersua mengirim hembus angin yang dingin. Lantai tampak licin karena hujan gerimis tadi pagi. Para pedagang sibuk menawarkan barang barang dan melayani para pelanggan. Tarkhan berjalan menyusuri pasar mengikuti sebuah kereta kuda lusuh yang digunakan untuk membawa dua orang yang ia yakini berasal dari desa penyihir. Kereta kuda itu melambat dan berhenti di depan sebuah restoran. Tarkhan yang memantau dari jauh sedikit kesulitan untuk mengamati dengan jelas karena banyaknya orang yang berlalu lalang menghalangi pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DIED AS A ROYAL VILLAIN
FantasyI Died as a Royal Villain. Rachel Gül Roxalina de Ozge. Sosok yang dibenci oleh ayahnya sendiri dan keluarga kerajaan. Sosok antagonis bagi seluruh rakyat kerajaan Vagra. Hingga dijatuhi hukuman mati karena menjadi tersangka atas percobaan pembunuha...