Happy reading 🦋
🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
°
°
°
2 Minggu pendekatan
Beberapa Minggu ini, Afta lebih banyak melamun. Ia memang tidak banyak bicara. Apalagi ketika ia sudah memblokir nomor Lin. Rasanya hancur sekali. Ia tidak ingin lagi mendengar apapun soal Lin. Karena Afta sangat benci dengan pembohong, tapi dia lupa jika dia juga pembohong yang hebat.
Di atas tangan Zahwa terdapat nampan berisi buah strawberry dan juga jus melon kesukaan Afta. Ia membawanya ke ruang kerja pria itu.
"Melamun terus dari tadi." Zahwa duduk di hadapan pria itu. "Ada apa?"
Afta menggeleng kepala. Ia meneguk jus yang Zahwa bawakan. Dalam sekali teguk, jus itu habis. Afta menghela napas kecil. Ia menatap Zahwa yang berada di hadapannya.
"Tidak jadi ke butik, Ummamu?"
"Besok. Hari ini Umma nggak di butik." Zahwa melipat kedua tangannya di atas meja, "Ada masalah?" tanya Zahwa.
Afta membuang napas kasar ia ikut melipat kedua tangannya di atas meja. Menatap mata gadis itu. Afta selalu merasa terperangkap ketika ia menatap wajah zahwa.
"Masalah kantor?"
"Masalah teman."
"Teman yang mana?" tanya Zahwa. "Yang Lin itu?"
Afta seketika terkejut. Zahwa kembali menyebut nama Lin.
"Ya soal Lin." Afta berdecak kecil. "Pacarnya Lin cerita ke saya kalau Lin selingkuh. Padahal pacarnya Lin ini sangat mencintai Lin. Tapi, Lin justru berkhianat."
"Hubungannya sama kamu apa? Hubungan temanmu dan Lin yang hancur, kenapa kamu jadi ikut hancur?"
Afta menelan salivanya. Ia berdehem.
"Sebagai teman harus ikut pusing kalau temannya pusing, bukan?"
Zahwa terkekeh sembari menggeleng kepala.
"Mas Afta tahu tidak. Orang yang berani selingkuh itu bukan karena dia pemberani, tapi karena memang dia belum merasa cukup dengan apa yang dia punya. Contohnya seperti ini, Lin selingkuh dari pacarnya. Dia selingkuh bukan hanya sebatas mencari yang kedua, tapi karena Lin tidak benar-benar merasa nyaman, dan tidak merasa tepat dengan pacarnya ini. Karena kalau Lin nyaman dan cinta dengan pacarnya, dia tidak akan mencari orang lain untuk mengisi hatinya."
"Jadi, bilang sama temanmu itu. Lupakan Lin. Karena tidak ada tempat untuk orang yang tidak bisa menghargai kita."
Afta terdiam. Ucapan Zahwa tidak ada yang salah. Semuanya benar.
"Lagian kenapa kamu dukung teman kamu untuk pacaran? Sebagai teman harusnya kasi contoh yang baik. Pacaran kan dilarang. Setidaknya kasi peringatan, jangan dibantu. Mas Afta nanti dapat dosanya lho."
Telak. Afta tidak dapat mengatakan apapun lagi setelah Zahwa mengatakan hal itu.
"Buka mulutnya." Afta membuka mulut ketika Zahwa memasukkan satu strawberry ke dalam mulutnya. Gadis itu mengusap Afta. "Anak Umi Wardah aneh, orang yang putus dia yang sedih," ledek zahwa. Dan itu membuat Afta tertawa.
"Lihat sini. Senyum dulu. Satu, dua. Aku foto."
"Masam," ucap Afta saat Zahwa mengambil fotonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu (SUDAH TERBIT)
RomanceMesin waktu tidak akan pernah ada dan Zahwa tidak akan pernah bisa mengundur waktu untuk ia bisa kembali ke masa dulu di mana dia belum menikah dengan Afta. Jadi, Zahwa memilih untuk tetap kuat di masa ini karena ia tahu mesin waktu itu tidak ada ki...