Happy reading 🦋
🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
°
°
°
Mata pria itu sampai merah sembab karena semua ucapan Zahwa. Sehancur-hancurnya dirinya hari ini tentu Afta tahu jika yang paling hancur di sini adalah Zahwa. Serapuh-rapuhnya dirinya, Zahwa lebih rapuh.
Tidak ada hati yang berlapang dada menerima kenyataan seperti ini. Tidak ada maaf yang berbaik hati keluar dari mulut siapapun ketika mengetahui kenyataan jika suaminya sering menghabiskan malam dengan perempuan lain.
Maka ketika Zahwa duduk termenung di pinggir ranjang, Afta kembali mencoba mendekati perempuan yang hatinya sudah begitu hancur atau mungkin sudah tidak berbentuk lagi. Afta mencoba mengajak Zahwa berbicara. Tapi, satu katapun tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Zahwa.
Afta duduk menyandar di dinding yang berhadapan dengan Zahwa, ia menunduk. Kamar itu lengang beberapa saat. Afta melihat sendiri air mata Zahwa jatuh membasahi lantai, perempuan itu menunduk menutupi wajahnya.
"Saya tidak pernah berdo'a untuk Allah menghadirkan perempuan seperti kamu ada di dalam hidup saya. Karena saya tahu seberapa kotor diri saya. Tidak pernah ada do'a meminta dihadiahkan perempuan baik seperti kamu, karena mustahil bagi langit menyentuh bumi." Afta menghela napas kecil. Ia masih menunduk.
"Hari ini saya menangis untuk pertama kalinya di hadapan kamu, Zahwa. Tidak, saya tidak menangisi diri saya, tapi menangisi nasib kamu karena harus dihadiahi suami seperti saya." Afta menunduk, bahunya bergetar hebat menahan tangisannya. "Saya minta maaf karena sudah menjadi suami kamu. Saya minta maaf karena sudah merusak seluruh mimpi-mimpi kamu. Saya minta maaf atas segala yang telah terjadi."
"Lin hadir di dalam hidup saya jauh sebelum kamu datang. Dia menjadi bagian terpenting di hidup saya. ketika Mahasiswa berkebangsaan Indonesia yang menempuh pendidikan di Jerman berkumpul untuk bersilaturahmi, di sanalah saya bertemu Lin. Kami mulai melangkah lebih jauh. Satu tahun berjalan baik, kedua tahun hubungan kami renggang, kami putus selama satu tahun lebih karena umi dan Abi mengancam akan memberhentikan kuliah saya jika hubungan itu tidak saya putuskan. Kami berhenti selama satu tahun lebih."
Afta menghela napas kecil.
"Pulang ke Indonesia ketika sudah lulus. Kami kembali melanjutkan hubungan itu setelah 1 tahun lebih tidak berkomunikasi. Hingga ketika kita dijodohkan, saya tidak bisa jujur kepada kamu ataupun kepada Lin. Dan hari ini saya menyadari semuanya. Yang saya genggaman selama ini hanya angin yang tidak akan pernah bisa saya peluk. Dan saya baru sadar jika kamu yang seharusnya saya pertahankan, bukan Aylin."
"Zahwa, kalau boleh, tolong percaya untuk kalimat ini. Saya benar-benar mencintai kamu."
Zahwa mengusap air matanya. Ia berdiri dari tempat duduknya. Tidak menoleh sedikit pun pada pria itu. Zahwa mengambil tas, dan juga kunci mobil. Afta mengejarnya.
"Zahwa, tolong dengarkan saya." Afta terus mengikuti Zahwa di tangga menuju ke bawah.
"Tolong jangan pergi, saya mohon kita selesaikan ini secara baik-baik."
Langkah Zahwa berhenti di tangga paling akhir. Ia menoleh pada pria yang berdiri di belakangnya.
"Baik-baik? Setelah semua ini? Kesalahan kamu bukan sekadar pacaran. Kamu HS. Kamu berhubungan sex dengan perempuan yang bukan istri kamu. Bilang sama aku siapa perempuan yang berlapang dada menerima suaminya hs dengan cewe lain? Kalau ada, kasi tahu aku siapa perempuan paling sabar itu. Baru kamu boleh bilang kalau kita harus selesaikan ini secara baik-baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesin Waktu (SUDAH TERBIT)
RomanceMesin waktu tidak akan pernah ada dan Zahwa tidak akan pernah bisa mengundur waktu untuk ia bisa kembali ke masa dulu di mana dia belum menikah dengan Afta. Jadi, Zahwa memilih untuk tetap kuat di masa ini karena ia tahu mesin waktu itu tidak ada ki...