17. Pamit

284 33 2
                                    

⭐ Vote juseyo ⭐

🏘️ Happy reading 🏘️

.

.

.

Teriknya sinar mentari sukses membangunkan para penghuni tenda dari tidur selepas subuh, dibantu Nola dan Kiana yang sudah bangun beberapa menit lebih awal, semalam Nola memilih tidur di villa ditemani Kiana.

"Bian keringetan, badannya gemetar, Gama! Bangun cepetan ini Bian sakit"

Suara Arjuna serta guncangan Nakula pada tubuhnya membuat Gama bangun, mengumpulkan nyawa beberapa detik hingga ia teringat ucapan Arjuna beberapa saat lalu.

"Bawa ke rumah sakit sekarang!"

"Kunci mobil siapa yang pegang? Cepetan siapin mobilnya!"

Nakula berlari menuju mobil, menyalakan mesin terlebih dahulu sembari menunggu Arjuna dan Gama membopong tubuh Bian. Mereka pergi dengan cepat, meninggalkan yang lain di villa tanpa pesan apapun.

"Bian kenapa..?"

Pertanyaan Kiana tak membuahkan hasil, ia hanya melihat Nola, Yumi, dan Rara yang masih sibuk mengemasi barang-barang untuk dibawa pulang. Hari ini liburan berakhir, besok waktunya mereka beristirahat di rumah dan besok lusa mulai berangkat sekolah kembali.

"Ayo, bentar lagi Pak sopir jemput" seru Biyu yang barang-barangnya sudah dikemasi oleh asistennya.

Menunggu beberapa menit, akhirnya mobil jemputan datang, Kiana, Rara, Yumi dan Nola menumpangi satu mobil, sedangkan Biyu, Matt dan Cavin ada di mobil satu lagi. Karena rumah mereka searah dengan rumah Biyu, jadi Biyu meminta sopirnya agar mengantar mereka sekalian. Yang pertama turun Rara dan Kiana, mereka berdua satu komplek. Tersisa Yumi dan Nola, rumah mereka lumayan jauh antara satu sama lain.

"Mampir toko kue sebelah kiri, pak" pinta Yumi.

Setelah menepi, Yumi dan Nola keluar dari mobil, memasuki toko kue bolu yang dari aromanya saja cukup menjelaskan betapa lezatnya bolu tersebut. Yumi membeli dua kotak bolu, begitupula Nola yang tak lupa membawakan brownies untuk sang abang.

Menempuh perjalanan lumayan jauh, akhirnya mereka mendekati rumah Biyu, Yumi kembali meminta pak sopir agar menepi untuk mampir ke rumah Biyu terlebih dahulu.

"Tapi kata Sabiru rumah kalian masih jauh" bingung sopir tersebut.

"Memang pak, ini mau antar bolu buat Tante Mira" jawab Yumi lalu turun bersama Nola di gandengannya.

Hati Yumi berdegup kencang, rumah Biyu sangat besar, mungkin empat kali lipat besarnya rumah eyang di sana, gadis itu merapihkan anak rambutnya sebelum memencet bel.

Bel berbunyi, beberapa saat setelahnya datang asisten rumah tangga yang tersenyum ramah membukakan pintu, "nyari Sabiru ya? Sebentar ya, saya panggilkan"

"Nggak usah bu, nggak apa-apa. Saya cuma mau-

"Eh? Ada temannya Biyu? Siapa ini kok cantik-cantik sekali?"

Yumi dan Nola tersenyum ramah, setelah salim pada tante Mira, mereka langsung memberikan bolu dan brownies serta ucapan terimakasih karena sudah mengizinkan mereka menginap di villa secara cuma-cuma.

Tante Mira menatap salah satu dari dua gadis dihadapannya lamat-lamat, merasa tidak asing dengan wajah gadis itu. Sedetik kemudian wajahnya mengukirkan raut terkejut, namun dilapisi keraguan. Yang hanya bisa ia lakukan kali ini hanya memastikan apakah dugaannya benar atau tidak.

Young, dumb, & brokeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang