19. Kesepian

99 9 2
                                    

⭐Vote juseyo ⭐

❤️🏘️Happy reading 🏘️❤️

.

.

.

Seorang gadis duduk di kursi teras kosan, merentangkan kedua tangannya setelah selesai membereskan barang-barangnya yang mau dipindahkan. Tak lama kemudian datang seorang lagi, lelaki dengan kardus besar berisi barang-barang dibawanya.

"Ayo, udah mendung gini nanti keburu hujan"

"Nggak pamitan dulu sama Nola? Bang Dimas juga"

"Tadi gue udah chat Bang Dimas, Nola juga baru keluar kos masih lama baliknya"

Yumi mengangguk patuh, ia bangkit dari duduknya lalu membawa barang-barang kecil untuk membantu Nakula. Setelah semuanya selesai dipindahkan ke mobil, mereka bersiap untuk pergi meninggalkan kosan. Mata Yumi tak bisa terlepas dari kosan penuh kenangan itu meski kini pandangannya tidak lagi dapat menjangkau pagar kosan.

"Kapan-kapan balik ke kos yuk, La. Kangen kumpul bareng"

Nakula terkekeh "Baru aja pergi loh Yum, nggak ada sepuluh menit lalu udah kangen aja"

"Ish! Kan udah lama kita nggak kumpul bareng, Bian udah dua bulan nggak di kosan, ditambah Ajun yang ngilang nggak ada kabar pake embel-embel home schooling"

Ngomongin Arjuna, Nakula jadi kepikiran sama anak itu. Kalau dipikir lagi, alasan 'menghilang' nya Arjuna itu tidak masuk akal. Nakula khawatir kejadian itu terulang kembali. Saat kembali dari libur semesteran, Nakula memergoki Arjuna yang kesusahan untuk mengoleskan salep di punggungnya yang penuh lebam. Pada akhirnya ia membantu Arjuna untuk mengobati luka dan mengintrogasinya. Nakula satu-satunya yang Arjuna beritahu tentang apa yang terjadi saat ia pulang ke rumah.

"Yum, boleh minta tolong ambilin hp gue di tas?"

Yumi menurut, setelah mengambil ponsel Nakula, pria itu meminta Yumi untuk menghubungi Arjuna. Namun panggilan yang terus dicoba berkali-kali belum juga terhubung, chat Nakula dari minggu lalu pun masih centang satu. Sebenarnya Nakula ingin menghampiri rumah Arjuna sekarang juga, namun cuaca yang mendung dan arah yang berlawanan membuatnya urung. Bisa-bisa ia sampai rumah tengah malam kalau nekat mampir.

"Gue coba chat Nola aja ya? Siapa tau dia bisa nyamperin Ajun"

Nakula setuju dengan Yumi, jarak antara rumah Arjuna dan kos kosan tidak terlalu jauh, membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di sana menggunakan sepeda motor.

Di tempat lain, Nola yang baru saja keluar dari minimarket langsung menjawab panggilan saat ponselnya berdering.

"Halo? Nola lo sibuk nggak?"

"Halo? Nggak, gue nggak sibuk. Kenapa?"

"Btw gue udah selesai pindahan, ini mau balik ke rumah. Niatnya sih mau mampir ke rumah Ajun dulu, tapi sayangnya mendung dan waktunya juga udah mepet. Gue bisa minta lo tolong buat nyamperin Ajun?" Yumi menatap ponsel Nakula dengan ragu, semoga Nola bersedia dengan pintanya.

"Bisa, kebetulan gue lagi di luar"

"Syukur deh kalo gitu, makasih ya, La"

"Iya, gue juga lagi pingin liat muka songongnya"

"Halahh bilang aja kangen, La"

"Ih apa sih Yum, udah ya, takutnya keburu ujan ini. Baik-baik di jalan, babayy"

Young, dumb, & brokeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang