Unexpected

43 3 3
                                    

Tuk... Tuk... Tuk...


Suara ketukkan pintu membuyarkan perbincangan kami. Mata kami semua tertuju kearah pintu.


" Who's that? " Tanya Eden tanpa beranjak.


" It's me! Eustace! " Ujar suara dari luar


Eden hendak berdiri untuk membukanya tapi kutahan.


" Don't be foolish. " Bisikku tajam.


" Why did he knock? Why didn't the soldiers open the door for him? " Ucap Arian sambil melihat ku.


" Stay here. " Ujar ku kepada mereka


" Eustace? " Aku menempelkan telingaku di pintu dan bersiap dengan bebatuanku.


" Millie! Just open the door now! " protesnya dari luar sana.


" I will. But promised me you will accompany me to Mersi Island again " Balasku sambil mengontrol batu ku


" We've never been to Mersi Island, you weird " Jawab nya sinis.


Aku meredam kekuatan ku dan membuka pintunya. Ya, kami selalu ingin pergi ke Mersi Island. Tapi Caspian tidak pernah mengizinkan kami kesana entah mengapa.


" Where's the guards? " Tanya ku bingung.


" All the soldiers were gathered[dikumpulkan] by the Kings and Queens " Jawab nya sambil masuk.


Aku pun menutup pintu dan menguncinya lagi.


---


Sheeka POV's


-Throne Room-


" OUR CASTLE WAS INFILTRATED[disusupi]! LADY MILLIE HAD SEEN TWO LORD HENRY AT THE SAME TIME, BUT IN THE DIFFERENT PLACES.


'LORD HENRY' TOOK PRINCESS KEERA WITH HIM. NOT JUST THAT. AND WE ALSO FOUND THE FAKE KING EDMUND.


KEEP YOUR GUARD UP! IF YOU SEE US SOMEWHERE WE SHOULDN'T BE, YOU'RE ALLOWED TO CATCH HIM/HER " Ujar Peter kepara prajurit mahluk Narnia dan manusia.


" UNDERSTOOD, MY KING! " - SOLDIERS.


Semua prajurit pun bubar dan kembali ke tempatnya masing-masing.


" We didn't realise he had this kind of power. " Ucap Lucy bergidik ngeri.


" Or... They just learnt[mempelajari] about it " Jawabku sambil melihat 'Edmund' yang belum sadarkan diri.


" Where's the real Edmund? " Lanjutku ku bergumam.


Peter menghampiri ku dan mengelusku.


" We will figure it out " Ucapnya lalu mencium pucuk kepalaku.


" But, why does it has to be Lord Henry and Edmund? " Gumam Caspian disampingku.


" Perhaps, it's because i'm the Princess's trusted person, My King.. " Jawab Henry menduga.


" That's make sense... " Balas Peter.


" What about Edmund? " Tambah Lucy.


" These days we always have someone by our side, right? I'm always with Peter and Millie. Caspian you always with Beth and Arian. Lucy you always with Lian. Edmund... He was immediately alone in his chamber " Duga ku menyatukan seluruh kejanggalan.


Caspian, Henry dan Lucy terbelalak mendengar cocoklogi ku.


" You right. He needs one Kings or Queens to pit us[mengadu kita] against each other " Tambah Peter.


" We must sleep at the same place then " Saran Lucy kepada kami.


Kami mengangguk setuju dan memutuskan untuk tidur di kamar Caspian yang jauh lebih besar dari kamar kami.


---


-Caspian Chamber-


" Sheeka... " Bisik seseorang membangunkan ku.


Aku membuka mataku dan ternyata Lucy yang membangunkan ku.


" What is it, Lu..? " Tanya ku sambil mengusap mataku.


" Please accompany me to get my dagger. I don't feel safe here " Bisik nya.


Lucy terlihat takut dan sedikit melirik Caspian yang sedang tertidur. Dan Peter yang sedang berjaga.


Aku menghela nafasku dan mengangguk. Kami pun berjalan menuju kamar Lucy untuk mengambil dagger nya.


Saat kami sedang berjalan terdengar suara ramai orang berbisik-bisik dengan bahasa yang ku kenal tetapi aku tidak paham artinya itu.


" Ssstt... " Bisikku dan menarik Lucy kebelakang ku.


Kami mengendap dan melihat ke aula dibawah kami. Para prajurit kami tumbang, termasuk prajurit mahluk Narnia.


" It doesn't seem like they got into physical fight, does it? " Bisik Lucy.


" Yes.. It looks like they're being chanted[mantrai] " Balasku.


Saat kami masih memerhatikan mereka. Tiba-tiba salah satu orang-orang itu menyadari kehadiran kami. Dan satu persatu mereka melihat kearah kami dengan mengerikan.


" Let's go! " ujarku ngeri dan menarik Lucy ke kamarnya.


Kami masuk dan aku langsung mengunci pintu itu dari dalam.


" Hurry get your dagger, Lu " Ucapku sambil mendorong meja rias untuk menahan pintu.


" Why they're so creepy? " Lanjut ku sambil mengatur nafas lelah dan berbalik.


Saat aku berbalik Lucy meletakkan dagger nya tepat di leherku.


I'M ONE HUNDREDS PER CENT, DIDN'T EXPECT THAT!


" Lu?... " Ucapku pelan sambil berjalan mundur.


Badan ku tesudutkan di meja rias yang sial nya mengapa aku meletakkan nya disana.


" We just found out that the High Queen is so stupid as to not recognise her own sister " Ucap 'Lucy' dan menempelkan dagger nya lebih keras.


Aku baru teringat ada waktu dimana Lucy tidak bersama siapapun. Lucy sempat mengantar King Lian II keluar Cair Paravel untuk kembali ke Platican.


Setelah itu Lucy tidak bertemu kami hingga kami berkumpul kembali di throne room.


" And you're so stupid as to dare to fight me... alone.. " Balasku.


Aku dengan cepat memutar paksa pergelangan tangan 'Lucy' hingga dagger nya terjatuh.


" Sheeka... " Lirihnya sambil menunduk kesakitan.


" Lu... No! It's not you " Gumam ku masih melihat nya tersungkur.


Tiba-tiba saja 'Lucy' mengambil kembali dagger nya dan membeset kaki ku yang tak jauh darinya.


Aku sedikit kesakitan dan mengambil cermin milik Lucy di meja riasnya dan memecahkannya untuk senjata.


" Are you sure you can hurt me, sister? " Ucap 'Lucy' sambil memainkan dagger nya kearah ku.





You didn't expect this, did you guys?


Narnia: The Half-Wizard PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang