TTM 15 - HEBOH

158 32 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini, Alvia harus menambah stok sabar sebanyak-banyaknya. Entah bagaimana caranya Gilang mendapat izin dari ayahnya untuk berangkat bersama.

Di awal, ia kira mereka akan berangkat dengan motor masing-masing karena pasti ayahnya tak memperbolehkan dirinya dibonceng dengan Gilang. Namun, kenyataan lain berkata jika berangkat bersama dengan Gilang dan lebih parahnya, ia berboncengan dengan Gilang.

Alvia hari itu tercengang dengan keputusan sang ayah.

"Yah! Via nanti dibonceng lho sama Gilang!" heboh Alvia mendekat pada Herlambang.

"Cuman hari ini aja. Kamu katanya nyeri haid. Ayah juga nggak bisa nganter kamu hari ini karena ada rapat nanti di luar," lontar Herlambang mengelus pucuk kepala Alvia sayang.

Herlambang kini beralih menatap Gilang datar. "Kamu jangan geer dengan saya bolehkan kamu bonceng anak saya," cetus Herlambang.

"Waktunya pulang segera antar Via pulang. Jangan kamu ajak keliling aneh-aneh! Nanti saya telfon Via pas jamnya pulang," lontar Herlambang dengan nada tegas.

Gilang mengangguk tegas. Laki-laki itu menatap sorot kedua mata Herlambang dengan berani. Alvia bahkan tak habis pikir, punya berapa nyali Gilang sampai mengajaknya berangkat bersama seperti ini.

Setelah di rumah menghadapi sang ayah, kini berganti menghadapi penghuni sekolah yang terkejut sekaligus heboh dengan kedatangan Gilang dan Alvia.

Saat itu, semuanya membelalakkan kedua mata dan berteriak dengan kedatangan mereka. Alvia menunduk menahan malu menjadi tontonan satu sekolah.

Alvia memukul salah satu lengan Gilang saat laki-laki itu memarkir motor. "Lo juga kesambet apaan, sih, tiba-tiba ngajak berangkat bareng gitu?" sebal Alvia dengan nada berbisik.

"Nada lo marah-marah, tapi jarak lo sama gue deket lho, Vi," papar Gilang menatap dari samping.

Alvia yang tersadar dengan jarak mereka karena ulah tangannya yang menarik belakang seragam Gilang hingga laki-laki itu ikut ke belakang dan tentu ... jarak mereka yang memang dilihat oleh orang lain seperti orang kasmaran.

Alvia lantas melepas seragam Gilang sambil mendorong laki-laki itu ke depan menjauh. Cepat-cepat gadis itu pula turun dari motor Gilang, melangkah cepat dia meninggalkan Gilang yang masih memposisikan motornya ke tempat parkir yang pas.

"Via!" teriak Gilang.

Alvia tidak menghiraukan panggilan Gilang yang keras.

Tetangga Tapi Mesra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang