Tiga

1.2K 176 55
                                    

Bibir mungil gadis itu dengan lancar menyanyikan lagu milik penyanyi Rizky Febian dan Ziva Magnolya meski dengan suara sangat pelan. Setelah seharian ini moodnya sangat jelek, ia sedikit bersyukur karena hari ini Pak Emzi tidak mengadakan quiz mendadak. Kalau sampai dosen elektro itu mengadakan quiz, sudah dipastikan Nabila akan mereog sekarang.

Ponselnya sejak tadi berbunyi terus menerus, batang notifikasi beberapa kali terlihat mengambang di layarnya. Pesan masuk dari Dion di grup chat mereka yang menanyakan posisi Nabila sekarang, gadis itu malas menanggapinya. Salah-salah nanti malah membuat Sheila semakin membencinya.

Tapi kalau dipikir-pikir Dion tidak tahu apa-apa, ah tapi gara-gara dia juga Sheila membenci Nabila diam-diam, pikir gadis itu. Entah ini tepat atau tidak, tapi sekarang Nabila malah berpikir untuk mencomblangkan dua sahabatnya itu. Mungkin jika Dion atau Sheila tahu, mereka akan marah, tapi itu kan jika mereka tahu, selama Nabila bisa menjaga rahasianya sendiri, mungkin akan aman.

"Hei lo, pegang HP tapi pesan gue gak dibaca." Serang Dion yang baru saja datang dan duduk di samping Nabila.

"Males buka whatsapp." Sahut Nabila singkat.
Dion berdecak kesal, bukan rahasia memang Nabila adalah makhluk paling slow respon dalam membalas pesan, ada kalanya gadis itu tidak membalas pesannya sama sekali hanya karena dia merasa sudah membalasnya padahal hanya dalam hati. Dion tidak tersinggung, karena bukan hanya dia korbannya melainkan hampir semua orang yang pernah mengirim pesan pada gadis itu.

Tangan Dion bergerak mengambil camilan yang berserakan di meja. Pilihan jatuh pada kripik pisang rasa coklat, tanpa merasa berdosa Dion membuka kemasan snack tersebut dan menekannya tanpa merasa harus izin pada si pemiliknya.

"Itu punya gue, Dion." Kesal Nabila.

"Nanti gue beliin lagi." Jawab Dion santai. Mulutnya tidak berhenti mengunyah keripik pisang itu.

"Dusta, berapa kali lo bilang kaya gitu, gak pernah tuh lo jajanin gue." Nabila merebut snack itu dari tangan Dion.

"Kufur nikmat lo, kapan hari gue jajanin lo seblak kan?! Kemaren pas pulang dari toko buku gue juga jajanin lo es krim." Balas Dion tak terima, padahal meski tidak setiap hari Dion terbilang sering membelikan makanan untuk Nabila.

"Astaghfirullah, riya ya lo." Nabila tak bisa menahan tawanya.

Dion menarik kerudung Nabila sampai kepala gadis hampir terhubung ke belakang, beruntung Dion menahan punggung Nabila sigap. Kalau tidak, mungkin gadis itu sudah terjungkal dari kursi yang ditempatinya.

"Jatoh gue Yon!!" Pekik Nabila terkejut saat ia hampir terjatuh ke belakang.

Dion yang berhasil menahannya malah tertawa melihat ekspresi terkejut sekaligus takut dadi wajah Nabila. Sayang tidak ada yang mengambil gambarnya, padahal cocok sekali untuk dijadikan stiker meme di whatsapp.

"Kan gue tahan, Bil." Tawa Dion masih rerdnegar renyah berderai. Nabila mendelik sebal, ia kemudian memperbaiki posisi duduknya.

"Yon, kalo misalkan temen deket lo suka sama lo gimana?" Tanya Nabila.

Dion terdiam untuk beberapa detik, ia memperhatikan wajah Nabila yang tampak serius, gadis itu menatap lurus ke depan dan sibuk mengunyah makanannya seperti tak berniat melihatnya.

Sepuluh detik berlalu Dion masih diam gidak memberikan tanggapan, Nabila juga tidak meneruskan kalimatnya. Membuat Dion merangkai skenario sendiri di dalam kepalanya.

"Lah kok bengong, Yon." Nabila memukul pundak Dion karena laki-laki itu tidak menyahutinya.

Dion terkesiap. "Ya biarin aja hak orang buat suka sama gue, lagian gak heran sih, gue ganteng gini, udah pasti banyak yang suka."

Midnight Stories (Rony x Nabila) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang