Hai semua
Aku sebenernya buntu di bagian akhir-akhir cerita ini hehe, tapi aku merasa berhutang banget sama kalian, jadi aku usahain buat nulis pada ini, so maaf ya kalo bagian ini flat banget, semoga bisa dinikmati :)
Sheila menatap temannya dengan tatapan bingung. Sekitar lima belas menit yang lalu gadis itu meneleponnya lalu mengatakan ia ada di depan rumahnya, Sheila tidak masalah Nabila mau ke rumahnya, tapi gadis itu menelepon di pagi-pagi buta, pukul dua pagi, gila saja. Untung Sheila mendengar dering teleponnya, bagaimana jika dia tidur dengan lelapnya, sementara Nabila menunggunya di depan rumah seperti tuna wisma yang kedinginan.
Sementara itu, Nabila dengan tenang meregangkan ototnya yang terasa kaku, ia merasa sedikit lelah setelah siaran tadi tapi kantuknya belum datang juga. Ia kemudian merebahkan diri di tempat tidur milik Sheila.
"Tumben ke sini malem-malem, wait bukan malem deng ini mah pagi." Ralat Sheila, ia ikut rebah di samping Nabila.
"Pulang siaran gue, Shei." Sahut Nabila yang sebenarnya tidak menjawab rasa heran Sheila.
"Iya gue tahu lo abis siaran, maksud gue kenapa malah ke sini? Gak pulang ke rumah emang?" Tanya Sheila memperjelas.
Nabila hanya menaikkan bahunya. Sebenarnya ia enggan pulang ke rumah, bundanya sedang menemani ayah dinas di luar kota, di rumah hanya ada Danil, dan Nabila sedang sangat malas sekali bertemu dengan abangnya itu. Ia bahkan sengaja tidak mengabari abangnya bahwa dia pulang ke rumah Sheila, biar saja abangnya kelimpungan pikir Nabila.
Sejak Nabila menguping obrolan abangnya dengan Rony beberapa hari yang lalu, Nabila kesal setengah mati pada kedua orang itu. Baginya Danil dan Rony sama jahatnya, mereka tega sekali membuat Nabila merasa terjebak dalam perasaannya sendiri dan dengan alasan yang menyebalkan. Jadi biar saja kali ini Nabila ingin membuat Danil panik karena tidak mendapatinya di rumah.
"Bunda tahu lo mau nginep di sini?" Tanya Sheila sedikit khawatir, dari respons yang sebelumnya Nabila tunjukkan ketika menjawab pertanyaan Sheila, ia yakin gadis itu pasti sedang ada masalah.
"Bunda lagi ke luar kota." Jawab Nabila lugas.
"Bang Danil?" Sambung Sheila.
"Gak tahu deh gak peduli juga." Jawab Nabila malas, ia pura-pura menguap agar Sheila tidak banyak bertanya.
"Kabarin dulu, nanti abang lo nyariin." Titah Sheila, tanpa sungkan ia mengambil ponsel Nabila dan menyodorkannya pada si empunya.
Nabila mencebik malas, ia meraih ponsel itu tapi tidak menghubungi Danil sama sekali. "Dia pasti udah tepar Shei, biarin gue kabarin dia besok pagi aja." Ujar Nabila, meski ia tidak berniat melakukannya.Sheila menghembuskan napas kasar, melihat wajahnya Nabila ia mengurungkan semua kalimat yang tadinya siap ia lontarkan pada gadis itu dan membiarkan Nabila tidur di sebelahnya. Sheila menoleh pada Nabila yang sudah memejamkan matanya, ia tahu gadis itu belum benar-benar tidur. Sheila lantas tidur menyamping menghadap temannya.
"Gue tahu lo belum tidur, Bil." Ujarnya, detik berikutnya Nabila membuka mata dan melirik Sheila.
"Bil, kenapa lo gak bilang kalo lo penyiar itu dari pas pertama gue nelepon lo sih?" Tanya Sheila penasaran, dia masih menyimpan pertanyaan itu sejak mengetahui bahwa Nabila adalah Bink, penyiar yang sering menjadi teman curhatnya.
"Ya gue gak mau aja." Jawab gadis itu sekenanya.
"Serius Nabila." Sahut Sheila seraya menepuk lengan atas Nabila.
Nabila menghela napas kasar. "Ya gue takut kalo gue bilang lo gak akan nelepon lagi dan jadi gak mau ngomong sama gue juga." Aku Nabila pada akhirnya.
Sheila menekuk wajahnya, meski Nabila mengaku tidak masalah dengan apa sudah terjadi, kadang Sheila masih merasa bersalah, padahal Nabila adalah teman baiknya sejak pertama kuliah, tapi dia malah menaruh perasaan tidak suka hanya karena dia menyukai Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Stories (Rony x Nabila)
ЧиклитBlurb Midnight stories adalah salah satu segmen di Radio Idola fm yang dipandu oleh gadis cantik bernama Nabila (20) atau pendengarnya mengenal gadis itu dengan nama Bink. Nabila sangat menikmati perannya sebagai Bink, mendengarkan curhatan orang-or...