Charlotte tidak menjawab pertanyaan engfa secara langsung, dirinya malah menatapi gadis yang lebih tua darinya itu dengan kepala yang menyamping miring, dan mandang nya pandangan yang bagaimana dia tampak terpesona dengan sosok di hadapan nya, apa lagi engfa terlihat menggemaskan dengan secuil makanan satu tersisa di bibir atasnya saat ini.
Charlotte tersenyum lalu bangkit memajukan bangku nya agar lebih dekat dengan engfa, lalu mengambil sisa makanan gadisnya yang menempel di bibirnya.
Engfa tersenyum padanya dengan hangat. Menunggu cerah, Tanpa keberhasilan. Ada ekspresi di wajah Charlotte yang benar-benar tidak terbaca olehnya. Dia memusatkan perhatiannya pada mata engfa, membuat engfa sedikit gugup. Apakah 'aku' mengatakan sesuatu yang salah lagi? Pikirnya
"Karena aku mempercayaimu, karena kita teman" Kata Charlotte semakin mendekat.
"Maukah kau melakukannya?" Charlotte Membuat engfa bingung lagi.
" Melakukan apa?" Engfa bertanya.
"Aku memilih mu, aku hanya ingin meresakan nya dari dirimu"
Engfa semakin bingung.
"Aku tidak mengerti maksudmu, char"
"Aku kembali karena merasakan sesuatu pada mu p'fa, mau kah kau melakukan yang aku pinta sekali ini saja"
"Apa itu? "
"Cium aku?" Charlotte menjelaskan dan wajahnya memerah dalam warna merah yang bisa di lihat meskipun ruangan ini hanya diterangi oleh lampu yang sangat redup.
Bibir engfa sudah membentuk senyuman, dia menahan tawanya, karena Charlotte masih menatapnya dengan saksama. Saat itulah kepanikannya mulai muncul.
'Kenapa dia menanyakan hal seperti itu padaku? Apakah dia diam-diam mempercayai semua rumor dan cerita online tentang aku yang tertarik padanya seperti itu?'
Engfa sudah menerima kenyataan bahwa dia semakin dekat dengan heidi dan Tina dan Nudee, dan bahwa dia bukan lagi nomor satu baginya. Persahabatan kami telah bergumul dengan semua perhatian yang tidak diinginkan, tetapi dia tidak pernah benar-benar melupakan fakta bahwa dia menjauhkan diri dari nya. Engfa bahkan mencoba berulang kali untuk menghidupkan kembali apa yang mereka miliki tetapi dia tampaknya tidak tertarik dengan itu. Menjadi orang luar tidak terlalu menyenangkan tetapi dia ingin memberinya ruang dan dia mendapatkan teman baru. Membuatnya bertanya-tanya mengapa dia memintaku menjadi orang spesial untuk berbagi ciuman setelah semua yang terjadi.
"P'faa? Tolong katakan sesuatu", Charlotte memanggil engfa kembali ke kenyataan dan dia membuka mulut sebelum menutupnya lagi. Untuk pertama kalinya dalam hidup nya, Engfa terdiam. Tidak ada komentar sinis atau jawaban yang meyakinkan. Butuh waktu tiga puluh detik lagi untuk benar-benar membentuk kata-kata.
"Tolong jangan salah paham tapi...kenapa? Kupikir kita membicarakan seluruh masalah #englot. Sejak itu kita bahkan jarang berinteraksi satu lawan satu dan aku menyadari nya dan mulai bersikap cuek atau apa pun yang aku lakukan, itu sangat mengerikan-"
"Aku tahu kamu marah padaku", Charlotte menyelanya tetapi dia memutuskan untuk membiarkannya karena sejujurnya engfa masih kehilangan kata-kata. "Kamu punya banyak alasan untuk itu. Aku bukan teman yang baik untukmu dan aku punya alasan untuk menjaga jarak... dan mungkin suatu hari nanti aku akan bisa menjelaskannya padamu. Tapi untuk saat ini, kamu hanya perlu percayalah padaku ketika aku mengatakan bahwa kamu tidak melakukan kesalahan."
Kata-katanya seperti musik di telinganya karena engfa telah menghabiskan beberapa bulan terakhir berusaha keras untuk menjadi teman apa pun yang Charlotte inginkan. Cukup mengakui fakta bahwa dia telah menjadi temannya sudah sangat melegakan. Mengakui bahwa dialah yang menghindariku, terasa pahit. Bahkan setelah semua ini, aku tidak ingin dia merasa bersalah.
"Jadi, bagai mana mau kah kau menciumku?"
Itu pasti sudah ke-100 kalinya dalam sepuluh menit terakhir dia membuat engfa kembali dari kekacauan batinnya dan kembali ke kenyataan. Engfa masih tidak yakin harus berkata apa. Ini bisa merusak apa pun yang tersisa dari persahabatan mereka. Atau mungkin itu akan membuktikan padanya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan masalah "Shipping" yang bodoh itu. Hanya sedikit harapan untuk mendapatkan kembali persahabatan lama mereka yang begitu menggoda.
"Aku tahu standarmu mungkin jauh lebih tinggi", kata Charlotte sekarang dengan tawa yang tidak aman.
"Kamu cantik, hentikan itu. Aku hanya khawatir..."
"Aku percaya padamu,Di satu sisi, aku tidak mempercayai gadis-gadis lain. Kamu juga spesial bagiku dan kamu sendiri memberitahuku tentang waktu kita berlatih berciuman di saat shooting series, dan itu bukan masalah besar."
"Tapi ini berbeda-", kata engfa masih tidak yakin dan menggeleng kan kepalanya.
"Oke, lupakan aku memintanya. Ini bodoh dan memalukan-", kata Charlotte hampir bangun dari bangku tetapi engfa menarik pergelangan tangannya tepat pada waktunya. Charlotte menatapnya dengan penuh harap. Engfa menarik napas dalam-dalam sebelum duduk tegak dan melepaskan pergelangan tangannya.
Selama ini engfa harus menahan diri bagaimana dia harus menerima penolakan Charlotte di masa lalunya, menekankan dirinya hanya sebagai rekan kerja, sahabat, atau kurang lebih adalah adik kakak, tapi lihat sekarang, dia akan mencium gadis itu.
Mengusir semua pikiran seperti itu segera, engfa ingin Charlotte merasa nyaman. Jadi dia harus mengambil peran yang dulu pernah dia miliki dalam persahabatan mereka sebagai sahabat/adik kakak dan menjadi lebih dominan. Dia seharusnya bisa mengikuti petunjuk nya. Jantung engfa berdegup kencang meskipun dia tidak mengerti mengapa sampai dia menatap mata besar Charlotte yang indah itu dengan penuh harap. Tiba-tiba engfa sadar bahwa dia tidak ingin mengecewakannya dengan ciuman itu. Bagaimana jika dia tidak menyukainya? Kadang-kadang dia sombong tentang berapa mahirnya dia berciuman, tetapi sekarang lihat sekarang dia malah merasa lebih gugup daripada sebelumnya. Dengan cepat dia menepis keraguan nya yang muncul dan memberanikan lebih dekat dengannya sebelum dia menyerah.
Dia menginginkan ini, engfa mengingatkan dirinya sendiri. Jadi lebih baik dia membuatnya bagus. Tak satu pun dari mereka berbicara sekarang dan aku mendengar Charlotte hampir menelan ludah. Engfa tidak yakin mengapa hal itu meredakan ketegangan nya, tetapi ternyata berhasil.
"Gugup? ", tanya engfa dengan suara rendah dan tersenyum pasti sambil menyesuaikan posisi duduknya yang baru. Engfa sekarang menghadapinya sepenuhnya dan bersedia mengambil kendali yang satu ini. Itu mungkin alasan dia menginginkannya. 'Dia ingin meyakinkan dirinya, Dan aku ingin memberikan apa yang dia inginkan.'
"Tutup matamu", kata engfa lebih rendah sekarang dan melihat mata indahnya menghilang di balik kelopak mata yang tertutup, memperlihatkan bulu matanya yang panjang alami. Wajah cantiknya yang terpampang tepat di hadapannya sulit untuk diabaikan. Engfa Meneliti setiap fitur halus dan kecil membuatnya semakin rileks saat dia menyisir beberapa helai rambut engfa yang terurai ke belakang telingaku. 'Ini untuknya, bukan aku' engfa memarahi dirinya sendiri lagi sebelum mencondongkan tubuh.
Tbc
Wkwkwkw selamat berhalusinasi
KAMU SEDANG MEMBACA
I Always Love You
FanfictionCharlotte berdiri di bangku penonton dengan standing ovation bangga menatap Cinta lama nya