Tuhan itu adil dalam setiap penciptaanya bahkan pada mereka yang tidak beruntung
-
Deretan tanggal utama diawal bulan selalu dinantikan setiap orang. Ada yang diringankan bebannya dan ada juga yang terpenuhi kebutuhannya, bagi mereka akhir bulan dengan segala keterbatasannya adalah mimpi buruk. Gadis itu nampak gusar mengacak-acak surainya gajihnya bulan ini terlambat dibayarkan sedangkan dia harus membayar kebutuhan kuliahnya menambah pekerjaan ditempat lain pun rasanya tidak mungkin dengan jadwal kuliahnya yang padat. Ah semakin dipikirkan semakin pula dia kehilangan kewarasannya, Qleo kembali fokus melanjutkan pekerjaannya, menuangkan es dengan perasaan sebal dan berusaha tetap tersenyum bahkan saat jam istirahatnya terlewat karena lonjakan pelanggan.
"Kak cappucinonya satu ya, spesial buatan kak Qleo take away" Remaja tanggung itu berucap dengan antusias memberikan kedipan manja pada yang lebih tua nan mendecak sebal. Karena meskipun sosok itu mengenakan masker tapi Qleo mengenalinya dengan baik, remaja nakal yang berhasil mengusik hidupnya belakangan ini dengan segala macam tingkah lakunya yang bisa membahayakan ketenang hidupnya bahkan saat ditegur si pelaku hanya tersenyum nakal dan bertingkah acuh berkata ini adalah perwujudan rasa penasarannya pada wanitanya. Biasanya Nanda tidak akan seberani ini karena diawasi oleh si manager tapi hari ini nampaknya dia datang sendiri dengan baju seragam khas anak sekolahnya, tak sedikitpun tercium bau matahari dari yang lebih muda membuat yang lebih tua meragukan apakah dia memang pergi kesekolah?
Nanda sendiri tersenyum melihat sosok kecil didepannya dia tidak pernah tahu rasanya semenyenangkan ini mengganggu orang lain, dia sendiri tidak ambil pusing bahkan saat Qleo tidak tersenyum sama sekali padanya karena mengusik Qleo sudah menjadi bagian dari rutinitas barunya. Rasa penasaran dan debaran yang muncul sejak pertemuan pertama mereka sempat membuatnya kebingungan dan uring-uringan berhari-hari, pertanyaan soal persoalan hatinya pun berulang kali dia tanyakan pada teman-temannya yang ikut membuat teman-temannya juga kewalahan, mana mungkin mereka tau apa yang dirasakan si tuan muda dengan suasana hati yang gampang berubah itu dan berakhir menghasilkan berbagai tebakan aneh bahkan ada yang mengatakan kalau Nanda sedang terkena pelet yang lebih tua. Makanya hari ini dia dengan tergesa-gesa sepulang sekolah datang ke tempat Qleo bekerja mencoba memberikan gombalan yang tadi diajari kawannya disekolah ingin mengecek bagaimana reaksi yang lebih tua walaupun hasilnya selalu sama.
Kalau begini alurnya bukan Nanda yang dipelet tapi dia saja yang memang jatuh kepesona wanita itu, padahal menurutnya tidak ada yang spesial dari Qleo tapi kenapa sekarang dia berakhir menjadi orang bodoh begini. Menunggu dan mengamati punggung yang lebih tua menyiapkan pesanannya tapi sialnya malah dia yang bersemu disini debarannya berdetak lebih kencang. Oh Tuhan memangnya dia semudah ini ya untuk jatuh cinta? Pesanannya sudah sampai ditangan tapi nampaknya hari ini pun dia pulang dengan pertanyaan baru soal wanitanya.
Berbeda dengan sosok Nanda yang kewalahan dengan perasaan dan hatinya, Qleo disini bertarung habis-habisan dengan kewarasannya harus tetap tersenyum dan berperilaku baik pada setiap pelanggang yang datang. Jarum jam terus berputar hingga saat yang dari tadi ditunggunya sampai juga, membersihkan setiap sudut tempat dan berangkat pulang kerumah kecilnya benar-benar menyenangkan. Di jalan pulang dia juga sempat mampir sebentar ke minimarket memberi sebungkus rokok dan permen dua benda yang wajib ada saat dia pulang, mencari udara segar sebanyak-banyaknya dan merefresh isi otaknya ditaman dekat rumahnya.
Sebatang rokok dinyalakan dan dihisap hembusan nafasnya terdengar lebih berat dari biasanya bahkan bangku kosong disebelahnya jadi saksi betapa Qleo sudah cukup sabar dengan dunianya sampai saat ini, disaat dia ingin menyalakan puntung rokok yang kedua tiba-tiba seseorang ikut duduk disebelahnya karena gelapnya malam dan lampu taman yang temaram dia tidak begitu tahu siapa sosok yang ada disebelahnya dan malah lanjut menyalakan rokoknya. Merasa tidak dianggap laki-laki itu mengeluarkan suaranya memperkenalkan dirinya, namanya Angga dia dan keluarganya baru saja pindah kesini karena dekat dengan lingkungannya bekerja dan bersekolah. Qleo berpikir sejenak dan mencoba menatap sosok disebelahnya meskipun wajahnya tidak terlalu jelas, lalu memberikan sepucuk permen lolipop pada yang lebih muda dan memperkenalkan dirinya merespon perkenalan yang lebih muda.
Anggara menyambut permen yang diberikan dengan sukarela, atmosfer canggung meliputi keduanya bingung ingin memulai topik apa karena baik yang lebih tua maupun yang lebih muda sama-sama canggung dengan orang baru,
"Permennya enak?" pertanyaan basi dilontarkan oleh yang lebih tua mencoba menghilangkan suasana canggung diantara mereka
"Enak kak makasihh yaa, rokoknya gak ditawarin juga nih?" Laki-laki bersurai coklat itu tertawa melayangkan senyum pada yang lebih tua
"Nunggu lulus SMA yaaa..." Qleo mematikan puntung rokok ditangannyanya tak enak hati jika Angga terus menghirup asap rokoknya.
Si lawan bicara tersenyum saat Qleo berhenti menghisap rokok yang ada di tangannya dan malah bercerita kenapa dia bisa sampai disini,
"gua gabut ka suntuk hari ini full dari pagi nyampe sore eh pas malam malah gabut, yaudah keliling deh gue terus pas nyampe taman gara-gara gua takut duduk sendiri makanya duduk disebelah lo"
"Oh berarti kalau gak ada gua lo gak mau duduk disini?" Pertanyaan terakhir dari yang lebih tua menggoda yang lebih muda, si surai coklat hanya tertawa dan mengiyakan.
"Yaudah kalau gitu lo pulang ya, gua mau balik udah mulai dingin disini" Qleo berdiri menepuk pundak yang lebih muda dan memberikan satu permen lagi ke tangan yang lebih muda. Meskipun gelap tapi wajah kecewa Angga dapat terlihat dengan jelas.
"Hati-hati ka" Anggara kesal tapi dia bisa apa, Qleo sudah berjalan pulang meninggalkan dia sendiri.
Anggara menatap sosok Qleo dibawah cahaya lampu-lampu temaram, lagi-lagi wanita itu nampak asing baginya tapi tetap saja pipinya bersemu lagi setelah penantian lamanya agar bisa kembali berbicara dengan Qleo. Melalui pertemuan aneh berlandaskan kebetulan yang ia sendiri tidak menyangka situasinya akan seperti ini, saat melihat sosok Qleo ia sempat merutuki dirinya sendiri kenapa tidak mengiyakan ajakan orang tuanya untuk pindah dari dulu karena mungkin saja seharusnya sekarang dia sudah bisa kembali menggenggam tangan yang lebih tua bukan hanya menatap punggungnya yang menjauh pergi.
To Be Continue
Nanda minum kopi
Anggara malam itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Crime | Lee Heeseung x Oc
Genç KurguBukan salahnya jika dia terlalu berkilauan sedari lahir dirinya telah menjadi pusat disemesta kecilnya, uluran tangan yang selalu ada kemanapun dirinya melangkah serta setiap keinginan yang terwujudkan. Egoiskah dia saat ini mengharapkan cantiknya y...